Gunung Marapi Erupsi

Makin Mereda, Erupsi Gunung Marapi Tidak Terjadi Seminggu Terakhir

Erupsi yang terjadi di Gunung Marapi Sumatera Barat (Sumbar) terus mengalami penurunan jumlah letusan, Rabu (1/3/2023). Berdasarkan data dari Pusat ..

Penulis: Alif Ilham Fajriadi | Editor: Fuadi Zikri
TribunPadang.com/Alif Ilham Fajriadi
Ilustrasi - Penampakan Gunung Marapi Sumbar yang difoto dari Kota Bukittinggi, Minggu (15/1/2023). 

Sebab, kata Teguh, potensi paling bahaya dari erupsi di Gunung Marapi ini, hanya berdampak kepada ketebalan asapnya dan turunnya abu vulkanik ke pemukiman warga.

Lebih lanjut, jika ledakan erupsi Gunung Marapi cukup dahsyat dan melebihi rata-rata, kata Teguh, bakal menyebabkan material batuan kecil sebesar kelereng sampai ke pemukiman.

"Radiusnya pun juga tidak terlalu jauh. Material yang terlempar itu berdampak kepada pemukiman di badan Gunung Marapi saja," kata Teguh.

"Kalau abu vulkanik yang dikeluarkan itu, bisa turun ke pemukiman yang dibawa ke mana arah angin pada saat itu," tambah Teguh.

Untuk itu, Teguh mengatakan, masyarakat tidak terlalu cemas dan takut ketika erupsi di Gunung Marapi. Serta, selalu memperhatikan atap rumah dan bahan pangannya.

"Ditakutkan nanti ada abu vulkanik yang turun dan sampai ke atap hingga sumur, ini berisiko besar terhadap keracunan jika sampai termakan" tutur Teguh.

Sementara itu petugas pos PGA Marapi, Ahmad Rifandi menyampaikan, sejarah Gunung Marapi meletus disertai lelehan lava pernah terjadi.

"Kalau dirunut ke sejarahnya, lelehan lava pernah terjadi di Gunung Marapi, tercatat itu pada 1987 silam," ungkap Rifandi.

Namun, potensi terjadinya lelehan lava itu, kata Rifandi, diprediksi tidak akan terjadi saat erupsi Gunung Marapi saat ini.

Sebab, sejauh ini PGA Marapi tidak melihat adanya indikasi perubahan sifat erupsi di Gunung Marapi.

"Sejauh ini masih akan bersifat letusan atau erupsi freatik, hanya berdampak kepada banyaknya uap berupa abu vulkanik yang disemburkan keluar kawah," kata Rifandi.

Rifandi menjelaskan, perubahan sifat letusan dari gunung api itu, tidak didasari faktor khusus. Semuanya terjadi secara alami saja.

"Untuk melihat dan menyebutnya freatik itu, kita harus melihat dan mengamati dari gerakan letusannya hingga tremor yang terjadi juga. Sejauh ini, Gunung Marapi masih aman, hanya erupsi bersifat freatik," pungkas Rifandi. (TribunPadang.com/Alif Ilham Fajriadi)

 

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved