Kota Padang

Peradi Goes to School di SMAN 4 Padang, Kenalkan Kaitan Membangun Jiwa dan Penegakan Hukum

Peradi Goes to School merupakan agenda rutin Peradi Padang dengan menyambangi sekolah-sekolah di Kota Padang.

Penulis: Nandito Putra | Editor: Rahmadi
Dok. DPC Peradi Padang
Ketua DPC Peradi Padang Miko Kamal berfoto dengan para siswa seusai kegiatan Peradi Goes to School, Jumat (27/1/2023). 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Padang kembali menggelar kegiatan 'Peradi Goes to School'.

Sekolah tujuan Peradi Goes to School seri ke+12 kali ini adalah SMAN 4 Padang, di Jalan Linggarjati, Lubuk Begalung, Kota Padang.

Peradi Goes to School merupakan agenda rutin Peradi Padang dengan menyambangi sekolah-sekolah di Kota Padang.

Pada kegiatan ini, DPC Peradi Padang akan memberikan materi dan pendidikan hukum kepada para siswa sekolah yang dikunjungi.

Kegiatan tersebut diikuti lebih kurang 100 orang siswa dan sejumlah guru di SMAN 4 Padang.

Baca juga: Peradi Goes to School di SMKN 1 Padang: Tawuran Itu, Tindakan Melawan Hukum

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMAN 4 Padang Muhammad Syarif mengucapkan terima kasih kepada Peradi yang telah mengunjungi SMAN 4 Padang.

Ia mengatakan, kehadiran Peradi dalam memberikan pendidikan hukum bagi siswa dapat memberikan pencerahan hukum.

"Para siswa mesti menggunakan kesempatan baik ini untuk menimba ilmu dan informasi dari nara sumber DPC Peradi Padang," ujarnya, Jumat (27/1/2023).

Pada kegiatan ini, Ketua DPC Peradi Padang Miko Kamal memberikan materi tentang konsep Membangun Jiwa dan kaitannya dengan penegakan hukum.

Miko menyebut bahwa diksi Membangun Jiwa pertama kali diperkenalkan pada tanggal 28 Oktober 1928 pada saat penutupan Kongres Pemuda ke 2.

Baca juga: Program Peradi Goes to School, Otto Hasibuan : Beri Penyadaran Hukum, Kepada Generasi Muda

Saat itu untuk pertama kalinya lagu kebangsaan Indonesia dinyanyikan yang di dalamnya terselip bait 'Bangunlah Jiwanya' yang diikuti dengan diksi Bangunlah Badannya.

"Ada makna penting di balik diksi 'Bangunlah Jiwanya' yang ditulis oleh WR Soepratman ketika menciptakan lagu kebangsaan Indonesia. Diksi Bangunlah Jiwanya disebutkan lebih dulu yang ketimbang diksi Bangunlah Badannya," kata Miko.

Menurut Miko, diksi 'Bangunlah Jiwanya' disebut lebih dulu karena WR Soepratman paham betul bahwa membangun jiwa sangat penting.

"Karena membangun jiwa jauh lebih sulit dari pada membangun badan," sambung Miko.

Kendati demikian, ia menilai saat ini membangun jiwa memang sulit.

Baca juga: Hakim Agung Ditangkap KPK, DPC Peradi Padang: Bukti KY Gagal Rekrut Sosok Berintegritas

Sumber: Tribun Padang
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved