Citizen Journalism
Makna Ganda atau Istilah Ambigu: Fenomena yang Menuai Pro, dan Kontra
FENOMENA penggunaan bahasa selalu menjadi hal menarik untuk disoroti. Akhir-akhir ini kasus penggunaan makna ganda yang ditampilkan dalam judul-judul
Dalam hal ini, kehadiran kata “pria ini” dalam judul berita menghadirkan keambiguan makna dikarenakan referen atau objek sasaran yang dituju dalam konteks ini tidak jelas.
Kehadiran makna yang ambigu ditambah penyisipan kata-kata kontroversial seperti menghamili dan dikaitkan dengan seorang janda yang suaminya sudah meninggal dunia tentu akan memberikan efek atas berita tersebut.
Penulis mencermatinya, seakan membawa isu negatif dan ini jelas tidak baik terlebih bagi sebahagian orang yang hanya membaca judul tanpa melihat kedalam isi berita, sekalipun jika isi berita murni menyebutkan fakta.
Jika dijabarkan lebih lanjut, berikut beberapa makna yang dapat kita peroleh dalam penggunaan kata “sosok ini” dalam judul berita tersebut, 1) Mengacu pada pria asing yang tidak diketahui, 2) Mengacu pada suami dari Bunga Citra Lestari, 3) Mengacu pada pria dengan identitas tertentu.
Tidak hanya pada judul diatas, judul-judul seperti “Lesti Nangis di Depan Ka’bah, dalam Pelukan Lelaki yang Sangat Dicintainnya: Masya Allah momen haru”,
Dan, “Innalillahi, kabar duka datang dari ayah Lesti Kejora, Endang Mulyana sosok ini meninggal dunia: Selamat jalan” juga menuai pro dan kontra karena keambiguan bahasa yakni referen atau objek yang disasarnya tidaklah jelas yakni dalam penggunaan kata “lelaki” dan “sosok ini”.
Makna Ganda atau Istilah Ambigu
Makna ganda dalam ilmu bahasa dikenal sebagai istilah ambigu. Kajian makna ini berada dalam payung ilmu lingustik yakni semantik.
Dalam penggunaan bahasa, makna ganda atau ambiguitas sering ditampilkan jika seseorang bermaksud menyamarkan suatu informasi baik itu tentang identitas, objek.
Tujuan lainnya guna kepentingan tertentu seperti penyembunyian identitas korban dan tersangka yang mana seringkali terjadi atas seiizin dan permintaan dari yang bersangkutan.
Tidak hanya itu, makna ganda atau ambiguitas seringkali juga dapat dimanfaatkan untuk menarik keingintahuan pembaca untuk masuk kedalam isi tuturan yang ingin disampaikan.
Pada dasarnya makna ganda atau ambiguitas sebaiknya dihindari dalam suatu ujaran. Dalam bertutur, seseorang haruslah menggunakan bahasa dan pernyataan yang lugas, jelas, dan tepat sasaran untuk menghindarkan pendengar atau pembaca dari keambiguan atau kesalahan pahaman dalam memaknai sesuatu sehingga tidak terjadi perselisihan atau konflik.
Namun, entah mengapa kemudian pada saat sekarang ini justru kesalahan dan keambiguanlah yang seringkali dimanfaatkan untuk mencapai kepentingan tertentu.
Sebuah bahasa yang dituturkan pada dasarnya dapat memantik rasa keingintahuan pembaca atau pendengar terlebih jika tuturan yang dimaksud tidak bersesuaian dengan background informasi yang diketahui dan diperoleh oleh pembaca atau pendengar sebelumnya.
Memanfaatkan ambiguitas dalam pemberian informasi dengan tujuan untuk menarik jumlah permbaca, jika diliat dari sisi manapun dan dibiarkan begitu saja tentu tidaklah baik.
| Inovasi Digital: Memperkuat Pertumbuhan dan Daya Saing UMK |
|
|---|
| PsyCap: Modal Psikologis Sebagai Sumber Daya Dalam Mendukung Kinerja |
|
|---|
| MAN IC Padang Pariaman Menebar Harapan Jemput Masa Depan: Berakit-rakit ke Hulu, Berenang ke Tepian |
|
|---|
| Kuliah Kerja Nyata: Program Mahasiswa di Indonesia Serupa, Bakti Siswa & Magang Industri di Malaysia |
|
|---|
| Opini Ruang Kota Tanpa Asap: Car Free Day Antara Negara Serumpun Indonesia & Malaysia |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/padang/foto/bank/originals/pusat-bahasa-unand1.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.