Gunung Marapi Erupsi

Cerita Pendaki Asal Jambi saat Erupsi Gunung Marapi di Puncak: Semburan Abu Vulkanik Dikira Kabut

Pengunjung Gunung Marapi asal Jambi mengaku tidak merasakan dampak apa pun terkait erupsi yang terjadi di Gunung Marapi, Sumatera Barat (Sumbar).

Penulis: Alif Ilham Fajriadi | Editor: Fuadi Zikri
Istimewa
Eman (kiri) bersama rekannya, dua orang pendaki asal Jambi yang baru saja turun dari Puncak Gunung Marapi, Sumatera Barat, Minggu (8/1/2023). Gunung Marapi mengalami erupsi sejak Sabtu (7/1/2023) pagi dan tercatat sejumlah pendaki berada di puncak. 

TRIBUNPADANG.COM, BUKITTINGGI - Pengunjung Gunung Marapi asal Jambi mengaku tidak merasakan dampak apa pun terkait erupsi yang terjadi di Gunung Marapi, Sumatera Barat (Sumbar).

Pengakuan itu dikatakan oleh Eman, melalui video pendek yang diambil oleh Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Padang.

"Kami tim pendaki dari Jambi, mulai naik pada Sabtu (7/1/2023) kemarin sekira pukul 08.00 WIB," kata Eman di video itu.

Eman menyebut, saat sampai di cadas Gunung Marapi, dirinya dan rekan sependakian tidak merasakan dampak yang membahayakan akibat erupsi itu.

Bahkan, kata Eman, dirinya hanya melihat awan tebal serupa kabut berwarna agak gelap.

Baca juga: Ratusan Pendaki Ilegal Diduga Berada di Marapi saat Erupsi, BKSDA Sumbar: Kita Sanksi dan Blacklist

"Kami naiknya kan tidak mengetahui kalau ada larangan, jadi kami tetap naik kemarin itu," ungkap Erman.

Lebih lanjut, Eman menuturkan, selama berada di cadas Gunung Marapi itu, timnya mendirikan tenda untuk berkemah.

Lalu, kata Eman, pada Minggu (8/1/2023) sekira pukul 03.00 pagi, timnya melanjutkan pendakian hingga ke puncak.

Saat di puncak, pihaknya memang terlihat awan tebal, dan mereka tidak mengetahui jika Gunung Marapi tengah erupsi.

Jadi, mereka hanya mengira itu serupa kabut biasa saja atau awan yang sedang mendung.

Baca juga: Gunung Marapi Erupsi 28 Kali Sejak Sabtu, 11 Kali Tergolong Berbahaya bagi Penerbangan

"Mungkin karena mengantuk dan badan capek juga, jadi kami tidak merasakan dan menyadari jika sedang erupsi," pungkas Erman.

Diketahui, Erman merupakan pendaki asal Jambi yang membawa tim beranggotakan empat orang.

Saat ini, Erman dan timnya telah sampai ke basecamp di kaki Gunung Marapi dalam keadaan selamat dan lengkap.

Diberitakan sebelumnya, Erupsi di Gunung Marapi sejak kemarin hingga kini, tercatat telah terjadi letupan sebanyak 28 kali, Minggu (8/1/2023).

Ketua Pos Pengamatan Marapi, Teguh Purnomo mengatakan, total erupsi di Gunung Marapi hingga kini berjumlah 28 kali.

Baca juga: 13 Orang Masih di Cadas Gunung Marapi, Tim SAR Langsung Jemput Pendaki yang Belum Turun

Dimulainya itu, kata Teguh, sejak Sabtu (7/1/2023) dengan jumlah erupsi 15 kali. Lalu, pada Minggu (8/1/2023) per pukul 12.00 tadi, telah terhitung sebanyak 13 kali erupsi.

"Artinya, sejak pertama kali erupsi di 2023 ini, Gunung Marapi telah 28 kali (erupsinya)," kata Teguh saat dihubungi TribunPadang.com.

Sementara itu, Teguh menyebut, erupsi yang mengeluarkan abu tebal terekam di seismograf dan berbahaya bagi pesawat terbang itu, totalnya ada 11 kali.

"Data di website kami, dirilis hanya sebanyak 11 kali terjadi erupsi. Sebab, 11 kali itu yang berbahaya, khususnya untuk pesawat terbang," ungkap Teguh.

"Kalau total erupsi yang terjadi seluruhnya, baik itu hanya kecil hingga besar, berjumlah 28 kali sejak kemarin hingga per pukul 12.00 hari ini," tambah Teguh.

Diketahui, awal Gunung Marapi erupsi pada Sabtu (7/1/2023) itu, dimulai pada pukul 06.11 WIB.

Tinggi kolom abunya itu, kata Teguh, teramati kurang lebih setinggi 300 meter. (TribunPadang.com/Alif Ilham Fajriadi)

 

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved