590 Kasus PMK di Sijunjung Telah Sembuh 100 Persen, Tidak Ada Penambahan hingga Akhir Desember 2022

Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang ada di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat (Sumbar), telah terkonfirmasi sembuh 100 persen.

Penulis: Hafiz Ibnu Marsal | Editor: afrizal
TribunPadang.com/Hafiz Ibnu Marsal
Pedagang ternak kembali membawa ternaknya keluar dari Pasar Palangki, Nagari Palangki, Kecamatan IV Nagari, Kabupaten Sijunjung, Sumbar, Sabtu (14/5/2022) 

TRIBUNPADANG.COM, SIJUNJUNG - Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang ada di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat (Sumbar), telah terkonfirmasi sembuh 100 persen.

Diketahui, dari awal kemunculan PMK pertama, telah tercatat 590 kasus yang ada di Kabupaten Sijunjung.

"Dari 590 kasus tersebut, telah sembuh seluruhnya atau 100 persen," ungkap Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan (Keswan) Dinas Pertanian Sijunjung, Drh. Ade Meliala, Jumat (6/1/2022).

Ia menambahkan, kasus PMK terakhir tercatat pada 14 Oktober 2022 dan juga sudah sembuh.

"Terhitung pada tanggal 31 Desember 2022, tidak ada lagi penambahan kasus PMK di Sijunjung," ujarnya.

Sementara, untuk realisasi vaksinasi PMK di Kabupaten Sijunjung hingga tanggal 31 Desember 2022, tercatat telah diberikan sebanyak 13.116 dosis.

"Saat ini, masih tersisa sebanyak 1.219 dosis atau 8,5 persen vaksin PMK sebagai stok untuk kedepannya," tutur Kabid Keswan Dinas Pertanian Sijunjung itu. 

Kasus Penyakit Mulu dan Kuku di Sijunjung awalnya terdeteksi pertengahan Mei 2022 silam. 3.

Kala itu wmpat hewan ternak di Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) positif Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Kepala Dinas Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Sumbar, Erinaldi mengatakan, empat hewan ternak itu, satu kerbau dan tiga sapi positif PMK.

Dijelaskannya, ternak kerbau yang positif PMK milik Pak Bul yang beralamat di Jorong Padang Basiku Nagari Lubuk Tarok. 

Baca juga: BREAKING NEWS: Empat Hewan Ternak di Kabupaten Sijunjung Sumbar Positif PMK

Baca juga: Populer Padang: Harga Daging Sapi Capai Rp 160 Ribu/Kg, Wako Sidak Parcel Lebaran, Lokasi Shalat Ied

Baca juga: Harga Daging Sapi di Padang Naik Drastis Jelang Lebaran, Sentuh Rp 160 Ribu per Kilogram

"Kerbau dibeli di Pasar Ternak Palangki, Sijunjung pada hari Sabtu tanggal 07 Mei 2022," ungkapnya, Jumat (13/5/2022)

Dikatakan, saat dibeli kerbau tersebut masih dalam kondisi sehat.

Pada Selasa, 10 Mei 2022, pemilik melapor ke paramedis Puskeswan Palangki.

Baca juga: Resep Rendang Daging Sapi Lebaran Lengkap dengan Alat dan Bahan, serta Tips agar Daging Empuk & Enak

Baca juga: Akibat Banjir di Nagari Kamang Sijunjung, Dua Sapi Hanyut, dan Ratusan Hektare Kebun Jagung Rusak

Baca juga: Kelas 3 Tema 7: Apakah Manfaat dari Teknologi Pangan dalam Pengolahan Susu Sapi?

Sementara, tiga sapi yang positif PMK juga berada di Pasar Ternak Palangki, Sijunjung

"Hewan ternak ini dirawat oleh Maja sebanyak 3 ekor, 2 ekor milik toke Si Ul, 1 ekor milik toke Kewin," ungkapnya.

Lanjutnya, sapi milik si Ul berasal dari Pekanbaru. 

Sementara, sapi milik Kewin dibeli di Pasar Ternak Palangki. 

"Ketiga sapi tersebut dibeli dalam keadaan sakit atau pincang," tambahnya.

Pasar Ternak Palangki Ditutup

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sijunjung menutup Pasar Ternak Palangki, usai ditemukan kasus positif Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak yang berada di pasar yang terletak di Nagari Palangki, Kecamatan IV Nagari, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat (Sumbar).

Kepala Dinas Pertanian Sijunjung, Ronaldi menyebut melalui hasil tes laboratorium oleh Balai Veteriner Provinsi Sumbar, dinyatakan dua ekor sapi positif PMK di Pasar Ternak Palangki, pada Jumat (13/5/2022).

 "Dari dua ekor sapi yang diambil sempel, keduanya dinyatakan positif PMK dan saat ini sudah kami isolasi," ungkapnya kepada TribunPadang.com, Sabtu (14/5/2022).

Dikatakannya, kemaren setelah diketahui hal tersebut, pihaknya bertindak cepat untuk menutup Pasar Ternak Palangki supaya tidak ada lagi sapi yang masuk.

"Kemaren kami sudah menutup pasar supaya tidak ada sapi yang masuk kedalam pasar, supaya tidak terjadi penularan untuk sapi yang baru masuk tersebut," ujar Ronaldi.

Lanjutnya, selain melakukan penutupan pasar, pihaknya juga melakukan sterilisasi dengan menyemprotkan cairan disinfektan pada pasar tersebut.

Sementara, untuk para pedang ternak pihak Dinas Pertanian Sijunjung, sudah melakukan sosialisasi dan pengertian, terhadap penutupan dari Pasar Ternak Palangki.

"Kemaren saat penutupan pasar, para pedagang sudah kami pengertian dan tadi pagi kami sosialisasi kembali untuk para pedagang yang baru datang," tuturnya.

Dikatakannya, pihaknya sudah menginstruksikan kepada pedagang ternak untuk mengosongkan pasar tersebut dan membawa keluar ternak yang tidak memiliki gejala PMK.

"Pasar Ternak Palangki kedepannya masih akan ditutup hingga waktu yang belum ditentukan, sesuai arahan dari provinsi," ucap Kadis Pertanian Sijunjung itu.

Terpantau, TribunPadang.com, Pasar Ternak Palangki terlihat sepi tidak ada pembeli dan para pedang mulai membawa keluar ternak miliknya kembali ke kandangnya untuk isolasi mandiri.

Diketahui, Pasar Ternak Palangki ditetapkan sebagai zona merah terkait kasus PMK. (*)

 


 

 

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved