Tambang Meledak di Sawahlunto

Sudah Beroperasi Sejak 2006, Polisi Sebut Tambang yang Meledak di Sawahlunto Pernah Meledak 2016

Polisi sebut tambang batu bara yang memakan korban 10 orang beberapa waktu lalu sudah beroperasi sejak 2006. Hal itu dikatakan oleh Kabid Humas ...

Penulis: Rezi Azwar | Editor: Fuadi Zikri
tribunpadang.com/HafizIbnuMarsal
Tim SAR gabungan melakukan evakuasi terhadap korban terakhir di Lubang Tambang Batubara, PT NAL, Kota Sawahlunto, Sumbar (9/12/2022). 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Polisi sebut tambang batu bara yang memakan korban 10 orang beberapa waktu lalu sudah beroperasi sejak 2006.

Hal itu dikatakan oleh Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Dwi Sulistyawan, saat dihubungi TribunPadang.com.

Sebuah kejadian nahas terjadi di tambang batu bara PT NAL di Desa Salak, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).

Sebanyak 10 orang meninggal dunia, dan empat orang berhasil selamat dengan sejumlah luka di tubuhnya pada Jumat (9/12/2022).

"Kegiatan penambangan PT NAL beroperasi sejak 2006, sedangkan untuk tambang dalam beroperasi dari 2011," kata Kombes Pol Dwi Sulistyawan, Sabtu (10/12/2022).

Baca juga: Polres Sawahlunto Periksa 5 Saksi Terkait Ledakan Tambang Batubara di PT NAL

Baca juga: Kadis ESDM Sumbar soal Meledaknya Tambang Batu Bara di Sawahlunto: Izin dan Kewenangan Ada di Pusat

Dikatakannya, pada tahun 2016 pada lubang C1 IUP PT NAL juga pernah terjadi kecelakaan tambang.

"Untuk data pegawai PT NAL ada sebanyak 300 orang, untuk lubang tambang terdapat dua lubang yakni C1 dan C2," katanya.

Dijelaskannya, untuk lubang C2 memiliki cabang sebanyak 21 cabang, pembagian kerja dalam lubang yakni dalam satu cabang terdapat 10 orang pekerja.

"Jadwal kerja dalam lubang dari pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB dengan aturan tiap empat jam keluar untuk istirahat secara bergantian," katanya.

Kombes Pol Dwi Sulistyawan menyebutkan, saat ini tambang batu bara pada IUP PT NAL ditutup dalam rangka penyelidikan.

Ia menduga, kecelakaan tambang berasal dari adanya letupan dalam lubang tambang akibat tingginya kandungan gas Metana (CH4).

Empat kali ledakan

Insiden meledaknya lubang tambang batu bara milik PT. Nusa Alam Lestari (NAL), telah menyebabkan 10 pekerja meninggal dunia.

Dua pekerja lainnya juga mengalami luka-luka.

Peristiwa nahas itu terjadi di lubang tambang bawah tanah yang berada di Desa Salak, Kecamatan Talawi, Jumat (9/12/2022) pagi.

Temuan sementara kepolisian mengungkap bahwa ledakan disebabkan tingginya kandungan gas metana di dalam lubang tambang.

"Untuk penyebab timbulnya percikan api hingga berujung ledakan masih diselidiki," kata Kastresrim Polres Sawahlunto Iptu Ferlyanto.

Baca juga: Update Korban Selamat dari Ledakan Tambang Batu Bara di Sawahlunto, Satu Orang Masih Dirawat

Ledakan lubang tambang batu bara di Sawahlunto tidak hanya terjadi kali ini.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribunpadang.com, sejak 2009 hingga 2022, sudah terjadi empat kali insiden ledakan lubang tambang batu bara di Sawahlunto.

Bila ditotal, jumlah korban meninggal akibat meledaknya lubang tambang batu telah merenggut 49 nyawa.

Seperti dikutip dari website esdm.go.id, pernah terjadi ledakan lubang tambang batu bara pada 16 Juni 2009 silam di pertambangan milik PT. Dasrat Sarana Arang Sejati di Bukit Bual, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto.

Peristiwa itu menyebabkan 32 pekerja meninggal dunia dan 13 orang luka-luka.

Ledakan itu terjadi sekira pukul 10.00 WIB.

Baca juga: Korban Meninggal Akibat Ledakan Tambang di Sawahlunto Dipulangkan, Dua Orang Diantar ke Luar Sumbar

"Kecelakaan yang terjadi diduga akibat ledakan gas metana (CH4), efek ledakan mengakibatkan adanya lemparan material hingga sejauh 150 meter dari mulut tambang, dan terlemparnya 14 orang yang berada pada jarak sekitar 50 meter dari mulut tambang," tulis laporan investigasi Departemen ESDM.

Ledakan tambang batu bara juga terjadi pada 24 Januari 2014 silam di insiden ini menyebabkan empat pekerja tewas.

Ledakan itu terjadi Desa Batu Tanjung, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto. Proses evakuasi korban memakan waktu lima hari.

Dua tahun setelahnya, 28 Juni 2016, ledakan lubang tambang batu bara juga kembali terjadi. Kali ini menewaskan tiga orang pekerja.

Lubang tambang tersebut berada di dalam konsesi PT. NAL, tidak jauh dari titik ledakan yang terjadi kemarin, Jumat (9/12/2022).

Kemudian, juga di lahan konsesi milil PT. NAL, ledakan lubang tambang kembali merenggut nyawa, 10 dari 14 pekerja dilaporkan tewas.

Dari keseluruhan ledakan lubang tambang batu bara di atas, tingginya kandungan gas metana merupakan faktor utama terjadinya ledakan.

Masih menurut laman esdm.go.id, konsentrasi gas metana pada tambang batu bara bawah tanah pada kisaran 5 - 15 persen dapat menimbulkan ledakan. (TribunPadang.com/Rezi Azwar)

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved