Tambang Meledak di Sawahlunto

Sudah Beroperasi Sejak 2006, Polisi Sebut Tambang yang Meledak di Sawahlunto Pernah Meledak 2016

Polisi sebut tambang batu bara yang memakan korban 10 orang beberapa waktu lalu sudah beroperasi sejak 2006. Hal itu dikatakan oleh Kabid Humas ...

Penulis: Rezi Azwar | Editor: Fuadi Zikri
tribunpadang.com/HafizIbnuMarsal
Tim SAR gabungan melakukan evakuasi terhadap korban terakhir di Lubang Tambang Batubara, PT NAL, Kota Sawahlunto, Sumbar (9/12/2022). 

Temuan sementara kepolisian mengungkap bahwa ledakan disebabkan tingginya kandungan gas metana di dalam lubang tambang.

"Untuk penyebab timbulnya percikan api hingga berujung ledakan masih diselidiki," kata Kastresrim Polres Sawahlunto Iptu Ferlyanto.

Baca juga: Update Korban Selamat dari Ledakan Tambang Batu Bara di Sawahlunto, Satu Orang Masih Dirawat

Ledakan lubang tambang batu bara di Sawahlunto tidak hanya terjadi kali ini.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribunpadang.com, sejak 2009 hingga 2022, sudah terjadi empat kali insiden ledakan lubang tambang batu bara di Sawahlunto.

Bila ditotal, jumlah korban meninggal akibat meledaknya lubang tambang batu telah merenggut 49 nyawa.

Seperti dikutip dari website esdm.go.id, pernah terjadi ledakan lubang tambang batu bara pada 16 Juni 2009 silam di pertambangan milik PT. Dasrat Sarana Arang Sejati di Bukit Bual, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto.

Peristiwa itu menyebabkan 32 pekerja meninggal dunia dan 13 orang luka-luka.

Ledakan itu terjadi sekira pukul 10.00 WIB.

Baca juga: Korban Meninggal Akibat Ledakan Tambang di Sawahlunto Dipulangkan, Dua Orang Diantar ke Luar Sumbar

"Kecelakaan yang terjadi diduga akibat ledakan gas metana (CH4), efek ledakan mengakibatkan adanya lemparan material hingga sejauh 150 meter dari mulut tambang, dan terlemparnya 14 orang yang berada pada jarak sekitar 50 meter dari mulut tambang," tulis laporan investigasi Departemen ESDM.

Ledakan tambang batu bara juga terjadi pada 24 Januari 2014 silam di insiden ini menyebabkan empat pekerja tewas.

Ledakan itu terjadi Desa Batu Tanjung, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto. Proses evakuasi korban memakan waktu lima hari.

Dua tahun setelahnya, 28 Juni 2016, ledakan lubang tambang batu bara juga kembali terjadi. Kali ini menewaskan tiga orang pekerja.

Lubang tambang tersebut berada di dalam konsesi PT. NAL, tidak jauh dari titik ledakan yang terjadi kemarin, Jumat (9/12/2022).

Kemudian, juga di lahan konsesi milil PT. NAL, ledakan lubang tambang kembali merenggut nyawa, 10 dari 14 pekerja dilaporkan tewas.

Dari keseluruhan ledakan lubang tambang batu bara di atas, tingginya kandungan gas metana merupakan faktor utama terjadinya ledakan.

Masih menurut laman esdm.go.id, konsentrasi gas metana pada tambang batu bara bawah tanah pada kisaran 5 - 15 persen dapat menimbulkan ledakan. (TribunPadang.com/Rezi Azwar)

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved