Kota Padang

Bertahan di Tengah Tingginya Harga Kedelai, Masnauli PHK Karyawan dan Produksi Tempe dengan Keluarga

Meroketnya harga kacang kedelai membuat Masnauli (54), pengusaha tempe di Padang semakin dekat dengan jurang kebangkrutan.

Penulis: Rezi Azwar | Editor: Fuadi Zikri
TribunPadang.com/Rezi Azwar
Pengusaha tempe, Masnauli saat mengolah kacang kedelai di rumahnya Jalan DPRD VI, Kelurahan Dadok Tunggul Hitam, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumatera Barat, Rabu (2/11/2022). 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Meroketnya harga kacang kedelai membuat Masnauli (54), pengusaha tempe di Padang semakin dekat dengan jurang kebangkrutan.

Sejak harga kedelai naik beberapa bulan belakangan, usaha yang telah lama ia geluti itu kian merosot, berbagai cara ia lakukan untuk bertahan.

Masnauli membuat tempe di kediamannya,  Jalan DPRD VI, Kelurahan Dadok Tunggul Hitam, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar).

Ia yang sebelumnya memiliki seorang karyawan, kini memproduksi tempe hanya bersama keluarga kecilnya.

PHK karyawan merupakan satu diantara beberapa cara yang ditempuh Masnauli agar usahanya tetap berjalan.

Baca juga: Stok Tempe Kosong Karena Kedelai Mahal dan Langka, Wako Padang Minta Petani Tanam Kacang Kedelai

"Karena tidak mampu menggajinya," kata Masnauli saat berbincang dengan TribunPadang.com, Rabu (2/11/2022).

Masnauli menuturkan, harga kacang kedelai sekarang menginjak Rp730 ribu yang biasanya Rp660 ribu. Harga ini juga naik dari yang sebelumnya.

Selain PHK karyawan, menaikkan harga tempe juga dilakukan Masnauli untuk menekan modal yang sangat tinggi.

"Dampak yang dirasakan mulai dari produksi yang menjadi kurang, harga tempe naik menjadi Rp6 ribu, biasanya Rp5 ribu," bebernya.

Dia melanjutkan, dalam waktu satu hari dengan 25 kilogram kacang kedelai, usahanya bisa menghasilkan 100 bungkus tempe dengan ukuran besar.

Baca juga: Kacang Kedelai Meroket: Kurangi Porsi, Naikkan Harga, dan PHK Jadi Solusi Pengusaha Tahu di Padang

"Sedangkan untuk tempe yang berukuran kecil bisa sebanyak 75 bungkus," imbuhnya.

Sementara, tempe ia jual ke pedagang gorengan. Masnauli menyebut pedagang goreng pun juga mengeluh akibat kenaikan harga ini.

"Mereka yang biasanya membeli 10 potong, sekarang hanya delapan potong. Omset berkurang sebanyak 50 persen," tuturnya.

Masalah lain yang dialami dan dikeluhkan Masnauli sejak kenaikan harga kedelai ini adanya kacang kedelai yang bercampur dengan jagung dalam satu karung.

"Terkadang banyak bercampur dengan jagung, ada kayu-kayu kecil, dan ada kacang yang sudah hitam, sehingga dibersihkan dahulu," katanya.

Kata dia, pedagang yang menjual biasanya juga tidak mengetahui kondisi kacang kedelai yang dijual dikarenakan barangnya impor.

"Kacangnya kan impor, sudah masuk ke dalam karung. Harapannya, semoga pemerintah dapat menurunkan harga kacang kedelai, agar kembali normal," sebutnya.

Proses Pembuatan Tempe

Adapun proses pembuatan tempe dari Masnauli membutuhkan waktu selama 4 hari, berikut urutan prosesnya:

1. Kacang direndam dengan air panas selama semalam
2. Kacang dikupas kulit arinya dan dipecah menggunakan mesin setelah direndam
3. Kacang kedelai dicuci bersih
4. Kacang kedelai direbus
5. Kacang kedelai yang telah direbus masuk tahap pendinginan
6. Disortir kacang kedelai dari jagung dan kacang yang rusak
7. Dikasih ragi
8. Masuk plastik yang sudah diberi lubang-lubang kecil
9. Ditimbang dan direkat plastiknya. (TribunPadang.com/Rezi Azwar)

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved