Kabupaten Sijunjung

Sering Bermenung, Anak Korban Pembunuhan di Sijunjung Masih Mengalami Trauma

Keadaan dua anak korban pembunuhan itu saat ini sudah mulai membaik, tetapi mereka masih mengingat persis semua kejadian yang menimpa ibu kandungnya

Penulis: Hafiz Ibnu Marsal | Editor: Rahmadi

TRIBUNPADANG.COM, SIJUNJUNG - Dua anak korban pembunuhan di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat (Sumbar) masih mengalami trauma setelah sebulan lebih sang ibu dibunuh.

Diketahui, dua kakak beradik yaitu G (8) dan HB (3) melihat langsung ayahnya berinisial D (42) menghabisi nyawa ibu kandungnya berinisial MYS (27) dengan sebilah golok.

Peristiwa terjadi di Nagari Tamparungo, Kecamatan Sumpur Kudus, Kabupaten Sijunjung pada Sabtu (3/9/2022).

Adik korban, Tuci Susanti (21) mengatakan terkait keadaan dua anak itu saat ini sudah mulai membaik, tetapi mereka masih mengingat persis semua kejadian yang menimpa ibu kandungnya.

"Mereka sudah mulai beraktifitas seperti biasa, tetapi terkadang masih sering bermenung," tutur Tuci.

Baca juga: Keluarga Dukung Rencana Istri Bupati Biayai Anak Korban Pembunuhan di Sijunjung Masuk Pesantren

Ia menjelaskan, upaya yang dilakukan pihak keluarga untuk menghilangkan trauma dua anak itu dengan cara terus ditemani dan di ajak bicara.

"Kalau mereka bermenung, langsung kami ajak bicara dan kami ajak bermain, agar mereka tidak mengingat kembali kejadian itu," imbuhnya.

Tuci menyebut pihak keluarga memilih agar keduanya dirawat oleh neneknya saja, agar mereka bisa tetap dekat dengan keluarga lainnya.

Selain itu, diketahui istri Bupati Sijunjung, Nedia Fitri Guspardi yang berencana menyekolahkan anak laki-laki korban ke pesantren.

Tuci menyebut, pihak keluarga mendukung rencana tersebut.

Baca juga: Istri Bupati Sijunjung Jamin Kelanjutan Pendidikan Anak Korban Pembunuhan di Tamparungo

"Setelah dibicarakan, kami dari pihak keluarga mendukung rencana tersebut, karena baik untuk kesehatan mental," ungkap Tuci kepada TribunPadang.com, Senin (17/10/2022).

Ia menambahkan, pihak keluarga sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Bupati Sijunjung dan istri, atas rencana menyekolahkan anak laki-laki kakaknya ke pesantren.

"Pelajaran di pesantren identik dengan agama, kami berharap pasca kejadian itu, mentalnya bisa kembali terbentuk dengan mendalami agama Islam," ujar adik korban itu.

Dikatakannya, saat ini anak tersebut masih duduk di bangku kelas dua Sekolah Dasar (SD).

Lanjutnya, menjelang tamat, pihak keluarga akan memberikan pengertian agar nantinya ia mau masuk ke pesantren. (TribunPadang.com/Hafiz Ibnu Marsal)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved