Kota Padang
Kisah Pengrajin Atap Rumbia di Padang, Ikhlas Diupah Rp400 Per Lembar Demi Penuhi Kebutuhan Keluarga
Suani Agus pengrajin atap rumbia di Padang mendapat upah hanya Rp 400 per lembar
Penulis: Rima Kurniati | Editor: Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Seorang perempuan mengenakan jilbab abu-abu tampak fokus menjahit helai demi helai daun rumbia sore itu.
Tangannya cekatan melobangi tiga helai daun rumbia yang sebelumnya didekatkan dengan sebilah bambu.
Kemudian memasukan seutas tali dari sisi bawah daun rumbia, kemudian menarik tali dari sisi atas daun dengan kuat.
Wanita itu bernama Suani Agus, salah seorang pengrajin atap rumbia di Simpang Kalumpang, Lubuk Buaya, Kota Padang.
Ibu tiga anak itu mengaku sudah menjadi pengrajin atap rumbia sejak masih berusia belasan tahun.
Waktu itu, Suani masih siswa sekolah menengah pertama (SMP), ia ikut membuat atap rumbia agar mendapatkan uang jajan untuk pergi ke sekolah.
"Ekonomi keluarga susah, untuk jajan dan ongkos ke sekolah dari hasil membuat atap rumbia ini," ujarnya, kepada TribunPadang.com baru-baru ini.
Baca juga: Pengrajin Atap Rumbia Masih Ditemukan di Lubuk Buaya Padang, Harga Per Lembar Rp 4 Ribu
Suani mengatakan, upah sebagai pengrajin atap rumbia tidak seberapa, kini hanya Rp 400 per lembar.
Untuk membuat satu lembar atap rumbia, Suani membutuhkan waktu sekitar 10 sampai 15 menit.
Selembar atap rumbia memiliki panjang sekitar satu setengah meter, atau sepanjang bilah bambu yang disediakan pemilik usaha atap rumbia.
"Pemilik usaha atap rumbia ini PNS, dia tinggal di sekitar sini juga," ujarnya.
Membuat atap rumbia cukup mudah, dilakukan dengan menjahit beberapa helai daun rumbia dengan menggunakan tali pada sebilah bambu.
Hanya saja terkadang daun rumbia tersebut memiliki duri, dan berulang kali tangan Suani terluka.
"Durinya membuat tangan perih," ucapnya sambil menunjukan tangannya yang kena duri daun rumbia.

Ibu rumah tangga ini mengaku menjadi pengrajin atap rumbia untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.