Harga BBM Naik
Nasib Sopir Angdes Pariaman, Sehari Bawa Pulang Rp 40 Ribu akibat Penumpang Sepi dan Harga BBM Naik
Matanya sigap menyasar penumpang baik siswa, pekerja ataupun masyarakat yang hendak pergi ke Kota Pariaman.
Penulis: Panji Rahmat | Editor: afrizal
Sejak harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi mengalami kenaikan, supir angkutan desa Pariaman - Sungai Limau merasakan dampak yang signifikan.
Padahal ongkos perorang sudah naik Rp 1.000 perorang.
Sejak ada kenaikan harga BBM, ongkos angkutan desa trayek Sungai Limau -Pariaman saat ini menjadi Rp 7 ribu perorang.
"Karena harga BBM naik terpaksa tarif kami naikan juga, soalnya tidak sesuai lagi," bebernya.
Kenaikan tarif ini sempat menuai pro kontra bagi penumpang, banyak di antaranya terkejut dengan kenaikan ini.
Padahal Romi dan beberapa sopir lainnya harus kehilangan pemasukan sampai 50 persen meski sudah ada kenaikan tarif ini.
"Tarif ini kami naikan Minggu (4/9/2022) setelah sepakat bersama sopir lainnya," tuturnya.
Akibat kenaikan tarif ini juga berdampak pada jumlah penumpang yang belakangan terus menurun, bahkan Romi yang biasanya menambang sebanyak 3 trip belakangan hanya 2 trip saja.
Dua trip tersebut katanya sering tidak penuh, kadang ia hanya membawa 4 orang penumpang saja dalam satu trip.
Ia menilai selain naiknya tarif angkutan desa, kondisi ini sepertinya juga dampak dari banyaknya masyarakat yang sudah memiliki kendaraan pribadi.
Kondisi serupa itu membuat Romi yang biasanya mendapat pemasukan Rp 80 ribu sehari, saat ini hanya Rp 40 ribu.
"Bagaimana lagi, minyak naik pemasukan berkurang, tapi kami butuh untuk makan," bebernya sembari menundukkan kepala saat ditemui di dekat andesnya mangkal.
Menyampaikan aspirasi seluruh sopir, Romi berharap harga BBM bisa diturunkan lagi sehingga pemasukannya kembali normal.
Pemasukan saat ini terangnya berdampak pada kebutuhan harian, dimana dengan adanya kenaikan harga BBM berimbas pada kenaikan harga kebutuhan harian.(*)