Kabupaten Sijunjung
Seorang Bayi Meninggal Akibat DBD, Kadinkes: Kabupaten Sijunjung Berstatus Kejadian Luar Biasa
Menyusul meninggalnya seorang bayi akibat Demam Berdarah Dengue (DBD), Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat (Sumbar), berstatus Kejadian Luar Biasa (KL
Penulis: Hafiz Ibnu Marsal | Editor: Emil Mahmud
TRIBUNPADANG.COM, SIJUNJUNG- Menyusul meninggalnya seorang bayi akibat Demam Berdarah Dengue (DBD), Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat (Sumbar), berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB).
"Dengan adanya kasus kematian akibat DBD tersebut, kasus tersebut otomatis sesuai program ditetapkan sebagai KLB," ungkap Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Sijunjung, drg Ezwandra, kepada TribunPadang.com, Kamis (1/9/2022).
Diketahui, bayi laki-laki yang berusia delapan bulan tersebut merupakan anak dari warga Nagari Padangsibusuk, Kecamatan Kupitan, Kabupaten Sijunjung, Sumbar.
"Dengan ketetapan KLB ini, kami akan memfokuskan ke seluruh daerah di Sijunjung, melalui Puskesmas dan pihak nagri untuk kembali memberikan edukasi kepada masyarakat terkait pencegahan penularan DBD," ujarnya.
Dikatakannya, sebelumnya kejadian tersebut, Bupati Sijunjung maupun pihak Dinkes sendiri sudah mengeluarkan Surat Edaran (SE) terkait pencegahan DBD.
"Dalam SE tersebut sudah tertera instruksi kepada kepala OPD, Camat, Walinagari dan Puskesmas, untuk pencegahan penularan DBD, tetapi curah hujan yang tinggi, tetap membuat adanya genangan air tempat berkembangnya jentik-jentik," tutur Kadinkes Sijunjung itu.
Kata Ezwandra, solusi utama dalam pencegahan DBD adalah membersihkan lingkungan sekitar, dengan melaksanakan 3M (menguras, menutup, dan mengubur) tempat yang bisa digenangi air.
"3M yang harus di fokuskan, karena pemberantasan nyamuk harus dari jentik-jentik. Untuk Fogging, itu hanya untuk membunuh nyamuk dewasa tidak sampai ke jentik-jentik," terangnya.
Dari data yang dihimpun TribunPadang.com, peningkatan kasus DBD di Sijunjung meningkat dalam tiga bulan terakhir, mulai bulan Juni hingga Agustus 2022.
Sementara, dari data 13 Puskesmas yang ada di Kabupaten Sijunjung, sejak Januari 2022 sudah terdapat 40 kasus DBD, dengan persebaran terbanyak berada di Puskesmas Muaro Bodi sebanyak 14 kasus.
Baca juga: DBD Renggut Nyawa Seorang Bayi di Padangsibusuk Sijunjung, Warga Diminta Perhatikan Genangan Air
Bayi 8 Bulan di Sijunjung Meninggal
Dilansir TribunPadang.com, seorang bayi laki-laki berusia delapan bulan menjadi korban meninggal dunia akibat Demam Berdarah Dengue (DBD), di Jorong Kapalokoto, Nagari Padangsibusuk, Kecamatan Kupitan, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat (Sumbar).
Diketahui, korban meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sijunjung, pada Rabu (24/8/2022).
Wali Nagari Pandangsibusuk, Aprizaldi membenarkan bahwa anak dari warganya tersebut positif meninggal akibat DBD.
"Benar, anak dari warga kami meninggal akibat DBD, untuk itu kami dari pemerintah nagari bersama dengan pihak Puskesmas akan turun ke rumah warga tersebut untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terkait pencegahan penularan DBD ini," ungkap Aprizaldi kepada TribunPadang.com, Rabu (31/8/2022).
Dikatakannya, diduga bayi tersebut ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti yang berkembangbiak pada barang rongsokan yang dikumpulkan oleh ayahnya.
"Ayah dari bayi tersebut berprofesi sebagai pengepul barang rongsokan, karena cuaca yang saat ini memasuki musim hujan, jadi banyak air yang tergenang di barang itu," ujar Aprizaldi.
Baca juga: Kasus DBD di Sijunjung Meningkat, Bupati Sudah Keluarkan Surat Edaran, Sebelum Musim Penularan
Baca juga: Antisipasi DBD, Dinkes Padang Terapkan 3 M: Menguras, Menutup, dan Mengubur Tempat Perindukan Nyamuk
Ia menambahkan, dengan adanya air yang menggenang, maka jentik-jentik nyamuk banyak, dan diduga hal tersebut menjadi penyebab bayi itu tertular DBD.
Lanjutnya, sebelum kejadian tersebut, pihaknya bersama masyarakat rutin daam melakukan gotong royong dalam membersihkan lingkungan dalam satu kali tiga bulan.
"Gotong Royong rutin kami lakukan, tetapi karana curah hujan yang tinggi, genangan air pasca hujan tersebut yang menjadi tempat berkembang jentik-jentik nyamuk," tutur Wali Nagari Padangsibusuk itu.
Kata Aprizaldi, dengan kejadian ini, pemerintah nagari bersama pihak Puskesmas akan lebih gencar dalam memberikan edukasi penyebab dan bahaya DBD ini kepada masyarakat.
"Kami akan mengingatkan kembali masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan, memperhatikan genangan air yang bisa berpotensi berkembangbiaknya jentik-jentik, serta rutin melakukan 3M (Menguras, Menutup, dan Menutup) untuk mencegah merebaknya kasus DBD ini," tutupnya.(TribunPadang.com/M Hafiz Ibnu Marsal)