Kabupaten Sijunjung

DBD Renggut Nyawa Seorang Bayi di Padangsibusuk Sijunjung, Warga Diminta Perhatikan Genangan Air

Seorang bayi laki-laki berusia delapan bulan menjadi korban meninggal dunia akibat Demam Berdarah Dengue (DBD), di Jorong Kapalokoto, Nagari Padangsib

Penulis: Hafiz Ibnu Marsal | Editor: Emil Mahmud
KOMPAS.COM
 Seorang bayi laki-laki berusia delapan bulan menjadi korban meninggal dunia akibat Demam Berdarah Dengue (DBD), di Jorong Kapalokoto, Nagari Padangsibusuk, Kecamatan Kupitan, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat (Sumbar). Ilustrasi: jenazah 

TRIBUNPADANG.COM, SIJUNJUNG- Seorang bayi laki-laki berusia delapan bulan menjadi korban meninggal dunia akibat Demam Berdarah Dengue (DBD), di Jorong Kapalokoto, Nagari Padangsibusuk, Kecamatan Kupitan, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat (Sumbar).

Diketahui, korban meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sijunjung, pada Rabu (24/8/2022).

Wali Nagari Pandangsibusuk, Aprizaldi membenarkan bahwa anak dari warganya tersebut positif meninggal akibat DBD.

"Benar, anak dari warga kami meninggal akibat DBD, untuk itu kami dari pemerintah nagari bersama dengan pihak Puskesmas akan turun ke rumah warga tersebut untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terkait pencegahan penularan DBD ini," ungkap Aprizaldi kepada TribunPadang.com, Rabu (31/8/2022).

Dikatakannya, diduga bayi tersebut ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti yang berkembangbiak pada barang rongsokan yang dikumpulkan oleh ayahnya.

"Ayah dari bayi tersebut berprofesi sebagai pengepul barang rongsokan, karena cuaca yang saat ini memasuki musim hujan, jadi banyak air yang tergenang di barang itu," ujar Aprizaldi.

Baca juga: Kasus DBD di Sijunjung Meningkat, Bupati Sudah Keluarkan Surat Edaran, Sebelum Musim Penularan

Baca juga: Antisipasi DBD, Dinkes Padang Terapkan 3 M: Menguras, Menutup, dan Mengubur Tempat Perindukan Nyamuk

Ia menambahkan, dengan adanya air yang menggenang, maka jentik-jentik nyamuk banyak, dan diduga hal tersebut menjadi penyebab bayi itu tertular DBD.

Lanjutnya, sebelum kejadian tersebut, pihaknya bersama masyarakat rutin daam melakukan gotong royong dalam membersihkan lingkungan dalam satu kali tiga bulan.

"Gotong Royong rutin kami lakukan, tetapi karana curah hujan yang tinggi, genangan air pasca hujan tersebut yang menjadi tempat berkembang jentik-jentik nyamuk," tutur Wali Nagari Padangsibusuk itu.

Kata Aprizaldi, dengan kejadian ini, pemerintah nagari bersama pihak Puskesmas akan lebih gencar dalam memberikan edukasi penyebab dan bahaya DBD ini kepada masyarakat.

"Kami akan mengingatkan kembali masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan, memperhatikan genangan air yang bisa berpotensi berkembangbiaknya jentik-jentik, serta rutin melakukan 3M (Menguras, Menutup, dan Menutup) untuk mencegah merebaknya kasus DBD ini," tutupnya.(TribunPadang.com/M Hafiz Ibnu Marsal)

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved