Kisah Inspiratif

Kisah Sukses Syahrul Bertani Strawberry, Berawal Dari Coba-coba hingga Sukses Jadi Jutawan

Syahrul menekuni bisnis bertani strawberry di Kampung Upang, Nagari Balingka, Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam sukses memanfaatkan laha

Penulis: Muhammad Fuadi Zikri | Editor: Emil Mahmud
TRIBUNPADANG.COM/M FUADI ZIKRI
Panorama alam sekaligus objek wisata Kampung Strawberry Upang Nagari Balingka, Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam dengan memanfaatkan tiga titik lahan strawberry miliknya yang luasnya hampir setengah hektare (0,5 Ha). 

"Saya panennya sekali dua hari, sekitar 40 kilo sekali panen. Untuk jualnya saya ke Pekanbaru, sudah ada yang mesan tetap," kata dia.

Syahrul mengungkapkan, bertani strawberry tidak lah sulit. Tanaman itu, katanya sangat mudah hidup, berkembang dan berbuah.

"Bibitnya bisa kita perbanyak dari sulurnya. Buahnya hampir busa dipanen setiap hari, tumbuhnya cepat, baru tanam tiga bulan sudah berbuah, pupuk tidak terlalu banyak," terangnya.

Baca juga: Kisah Inspiratif Rio Saputra: Peternak Muda Asal Desa Batang Tajongkek, Kota Pariaman

Kampung Strawberry Upang

Tak hanya terhenti dengan sektor bisnis dan pertanian, Syahrul juga mengembangkan pariwisata di tanah kelahirannya.

Secara mandiri ia juga membangun objek wisata Kampung Strawberry Upang dengan memanfaatkan tiga titik lahan strawberry miliknya yang luasnya hampir setengah hektare.

Objek wisata itu ia bangun setelah setengah tahun mengembangkan lahan strawberry.

Kini, wisatawan yang datang dapat memetik langsung strawberry di kebun miliknya sembari berwisata. Seperti yang ia lihat di daerah Jawa.

"Harganya Rp80.000 juga per kilogram, untuk masuk tidak bayar," kata dia.

Objek wisata Kampung Strawberry itu belum terlalu dikembangkannya. Saat ini ia masih fokus mengembangkan lahannya.

"Di sekitar sini kan banyak juga yan mulai bertani strawberry sekarang. Nanti kalau sudah banyak, objek wisatanya bisa kita kembangkan lagi," katanya.

Kampung Strawberry yang ia bangun ini berjarak sekitar satu kilometer dari jalan utama Malalak, tidak jauh dari Simpang Malalak.

Dari Ibu Kota Sumatra Barat, Kota Padang berjarak sekitar 87 kilometer dan dari pusat Kota Bukittinggi sekitar 69 kilogram.

Titik lokasi juga sudah tersedia di aplikasi Google Maps bagi siapa saja yang akan berkunjung. 

Sekarang, Syahrul menambah, ia juga mengembangkan Objek Wisata Kampung Strawberry di kawasan Lawang, Kabupaten Agam.

"Sekarang bertani strawberry ini sudah menjadi hobi saya," tutupnya. (TribunPadang.com/Muhammad Fuadi Zikri).
  
 

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved