Kota Pariaman

Kisah Inspiratif Rio Saputra: Peternak Muda Asal Desa Batang Tajongkek, Kota Pariaman

Sejak duduk di bangu sekolah Sekolah Dasar (SD) kebanyakan anak akan menghabiskan waktu untuk bermain setelah pulang sekolah.

Penulis: Panji Rahmat | Editor: Emil Mahmud
TRIBUNPADANG.COM/RAHMAT PANJI
Kakak-adik, masing-masing Rio Saputra terlihat sedang menyuapkan minum untuk sapinya di Desa Batang Tajongkek Kota Pariaman, Provinsi Sumbar baru-baru ini. 

Berhenti Sekolah, Fokus Beternak

Sama seperti remaja yang duduk di Bangku SMP, setiap pagi Rio pergi ke sekolah untuk belajar, sedangkan kegiatan mengembala  sapi diambil alih oleh ayahnya.

Lalu sepulang sekolah selepas makan siang dan mengganti baju, ia akan kembali ke kandang sapi yang berlokasi ditempat Bako (Saudara dari ayahnya) untuk mengembala sapi ke ladang rumput sembari menyabit rumput itu untuk dibawa ke kandang setiap harinya.

Sudah terlena dengan enaknya bekerja, saat kelas satu SMA Rio memilih untuk berhenti sekolah dan fokus untuk beternak.

“Lagian semasa sekolah saya juga nakal, fikiran saya juga tidak fokus belajar makanya saya berhenti saja,” terangnya membenarkan putusan itu.

Terlebih sejak sapi pertamanya sudah mulai berkembang dan abangnya yang dulu membawanya beternak  dibawa oleh seorang pedagang emas ke Tebo untuk berkeja di sana.

“Jadi abang saya ikut pedagang emas ke Tebo, pedagang itu mempercayakan juga pada saya satu kandang sapi berjumlah puluhan ekor untuk dikembalakan,” katanya memperkuat alasan tersebut.

Keterbatasan ekonomi juga mendasari keputusannya, Rio berharap dengan mengembalakan sapi titipan itu dan membesarkan sapi miliknya bisa menambah pemasukan serta uang belanjanya. 

Pilihan itu memang membuatnya kehilangan waktu untuk bermain dengan teman sebayanya.

“Jadi pikiran saya dariii dulu itu untuk masa depan saja, bagaimana bisa menghasilkan uang dan mensejahterakan keluarga,” sebutnya.

Tapi usaha itu memang membawakan hasil, saat ini Rio memiliki 5 ekor sapi, serta 11 ekor sapi keluarga dan 40 ekor sapi titipan untuk digembalakan.

Ia juga sudah bisa membeli satu unit kendaraan dan melengkapi kebutuhan pribadinya, bahkan juga sduah rutin memberi uang saku untuk  kedua orang tua dan adiknya.

Peternak Muda Sangat Minim

Akhirnya memilih menekuni pekerjaan sebagai peternak, Rio menilai saat ini peternak muda itu sangat minim. Ia melihat banyak teman sebayanya saat ini masih sibuk untuk bermain seperti nongkrong, bermain game online dan balapan di jalanan.

Bahkan  teman sebanya yang masih melanjutkan studi di perguruan tinggi, atau yang sudah tamat juga tidak semuanya sudah bekerja.

Sumber: Tribun Padang
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved