Ramadhan 2022

Deretan Keunikan Masjid Raya Gantiang Padang, Ditopang 25 Tiang hingga Pintu yang Tak Pernah Diganti

Masjid yang sudah berusia  217 tahun ini, memiliki keunikan pada bangunan bagian dalam kata wakil ketua pengurus Masjid Raya Gantiang Almijum (43)

Penulis: Panji Rahmat | Editor: afrizal

"Idenya sudah ada sejak tahun 1700an semasa kolonial belanda dulu namun realisasinya dimulai pada tahun 1805," ujar Al Mijun.

Rumah ibadah itu dibangun pada masa kolonial membuat pembangunan masjid telah berjalan relatif lama.

Lebih lanjut, pada tahun 1810 masjid tersebut kemudian rampung serta baru dapat digunakan.

"Seluruh biaya pembangunan itu berasal dari kerja keras ketiga angku tadi, mulai dari tanah tempat berdiri sampai seluruh bangunan," terang Al Mijun.

Selanjutnya, untuk masalah sumber dana berasal dari saudagar Koto Gadang baik yang berada di dalam maupun luar Sumbar.

Sejauh ini lanjutnya Masjid Raya Ganting menggunakan arsitektur neoklasik, di setiap sisi bangunan memiliki sentuhan dari beberapa negara.

"Untuk atap itu merupakan sentuhan dari daerah Aceh, sedangkan ubin dari India dan tiang, jendela serta kaligrafi berasal dari Arab," tutur Al Mijun.

Baca juga: Masjid Raya Gantiang, Masjid Tertua di Padang yang Pernah Jadi Tempat Mengungsi Soekarno

Baca juga: Masjid Raya Gantiang, Masjid Tertua di Padang, Paduan Arsitektur Minang, Cina, Persia & Timur Tengah

Filosofi Bangunan Masjid

Ukiran yang menghiasi masjid mulai dari dinding kayu sampai pintu itu berasal dari China.

Setiap sudut masjid mulai dari tonggak, bentuk atap serta jendela Masjid Raya Gantiang tenyata memiliki filosofinya sendiri.

Dari luar mesjid ini terlihat megah dengan dua menara yang bersatu dengan masjid di sisi depan sebelah kiri dan kanan mesjid.

Masjid berukuran 30×30 m ini memiliki 2 tempat berwudhu di samping kiri dan kanan.

Lalu di bagian depan, dan kedua sisi samping mesjid ada serambi.

Serambi ini bertujuan untuk menampung jamaah jika kapasitas bagian dalam berlebih.

"Mesjid Raya Ganting itu bisa menampung 1.500 sampai 2.000 jamaah jika serambi ikut digunakan," tambah Al Mujin.

Di tengah serambi dan tempat berwudhu ada tempat salat sekaligus mimbar yang menghadap ke barat.

Pembatas antara serambi dengan ruang Salat bagian tengah adalah tembok dengan beberapa pintu masuk dan delapan jendela.

Bagian dalam masjid terlihat ada 25 tiang yang berjejer lima ke samping dan lima ke depan.

Menurut Al Mujin, jumlah tiang tersebut merupakan jumlah dari nabi dan rasul yang wajib diimani oleh umat Islam.

Sedangkan, bagian atas masjid atau Kubah, terlihat ada lima tingkatan atap dan paling tinggi.

"Bagian khubah tersebut merupakan lambang dari rukun Islam yaitu 5 tingkat," jelas Al Mujin.

Cerita lain yang patut di simak dari Masjid Raya Ganting kata Al Mujin dulunya pernah ditinggali oleh Soekarno semasa pengasingan dirinya waktu itu.

"Waktu itu semasa Jepang menjajah Indonesia, sebelum kemerdekaan bung karno pernah tinggal satu bulan di sini," imbuhnya.

Ia memaparkan bahwa sewaktu Soekarno hendak ditangkap oleh Jepang, ia dilarikan oleh Pemuda Anshor (Hizbul Wathon) ke Painan Kabupaten Pesisir Selatan.

"Sebelum dibawa ke sana ia singgah selama satu bulan di masjid ini, ia menginap di salah satu rumah pengurus persis di belakang mesjid ini," ujarnya.

Selain Soekarno banyak pemimpin negara lain yang berkunjung ke Masjid Raya Ganting, di antaranya, KH Abdurrahman Wahid hingga Megawati Soekarnoputri.

Kumpulan cerita Masjid Raya Ganting membuat mesjid ini pada puluhan tahun lalu menjadi salah satu situs cagar budaya.

Semangat dari latar belakang hingga status Masjid Raya Ganting sebagai cagar budaya juga ikut menerpa masyarakat ganting untuk merawatnya.

Bangunan Masjid Raya Gantiang Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). Foto diambil pada Rabu (14/4/2021)
Bangunan Masjid Raya Ganting Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). Foto diambil pada Rabu (14/4/2021) (TRIBUNPADANG.COM/RAHMAT PANJI)

Mulai dari mengecat sampai membetulkan kran dan memasang tandon air dibagian luar untuk menerapkan program kesehatan dibantu oleh masyarakat Ganting.

Sehubungan penyebaran virus corona atau Covid-19, sehingga pihaknya menyiapkan seluruh fasilitas untuk mematuhi protokol kesehatan.

Antisipasi yang dilakukan oleh pengurus dikatakannya agar Mesjid Raya Ganting tidak menjadi kluster baru penyebaran virus.

Seiring itu, spirit menjaga Masjid Raya Ganting juga dimiliki oleh makjelis taklim, demi kenyamaan para jamaah selama ramdhan.

Melalui diskusi dengan pengurus masjid, kata Al Mujin kini Makjelis Taklim yang berjumlah 100 orang bersedia menyiapkan takjil selama bulan Ramadhan 1442 H.(TribunPadang.com/Rahmat Panji)

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved