Ramadhan 2022
Masjid Raya Badano di Kota Pariaman, Identik dengan Guci, Arsitektur, dan Ornamen Jaman Dulu
Masjid Raya Badano Sungai Rotan ialah sebuah masjid tua yang beralamat di Desa Bungo Tanjuang Kecamatan Pariaman Timur, Kota Pariaman, Provinsi Sumate
Penulis: Wahyu Bahar | Editor: Emil Mahmud
Pengurus Masjid Badano, Zamzami menuturkan bahwa Badano itu diidentikkan dengan sebuah guci yang terdapat di masjid ini.
Sebuah guci berwarna hitam tampak dipagari, dan terletak diarea wudhu bagi jamaah.
Guci tersebut dahulunya digunakan sebagai tempat menyimpan air dan dipakai untuk berwudhu.
Lalu, nama Badano itu, setahu Zamzami dilekatkan sebagai nama masjid karena pada sejarahnya guci itu ditemui dan dibawa dari Surau Tarok.
Kemudian, sebagian besar pekerja di Masjid Badano ialah urang darek (Agam dan sekitarnya), yang saat itu juga membantu memindahkan guci itu ke Masjid Badano.
"Karena urang darek banyak pakai no no no, jadi saat itu ada seorang yang mengatakan kapalo guci ndak ado (tutup atas guci tidak ada, badano nan ado no (badannya saja yang ada), jadi karena ada sedikit perbedaan bahasa itu, maka badano dilekatkan menjadi nama masjid ini," ucap Zamzami.
Namun, kata dia, sejarah dan cerita itu belumlah dibukukan atau dicatat dengan baik.
Masjid Raya Badano Tempat Ayah Buya Hamka Belajar Islam
Masjid Badano, kata Zamzami yang merupakan seorang penceramah mengatakan, juga punya sejarah bagi orang-orang besar dahulunya.
Syekh Mukadam dikenal sebagai ulama besar saat berdirinya masjid ini.

Kemudian, orang-orang Aceh juga banyak belajar agama Islam ke masjid ini.
"Juga ada ayah Buya Hamka yang menimba ilmu agama Islam ke sini," ujar dia.
Ia menjelaskan, hal itu diketahuinya berdasarkan buku Hamka berjudul 'Ayahku'.
Ayah Hamka diperkirakan berusia sekitar 9 tahun saat belajar di Masjid Badano.
"Jadi awalnya ayah Buya Hamka menginjak akhir balig belajar agama disini, kira-kira mendekati tahun 1900 Masehi," kata dia.(TribunPadang.com/Wahyu Bahar)
