Harga Minyak Goreng di Bukittinggi Melambung Naik, Tembus Rp 50 Ribu Kemasan Dua Liter
Harga minyak goreng kelapa sawit di Kota Bukittinggi hari ini melambung naik, Kamis (17/3/2022). Pantauan TribunPadang.com, harga salah satu kebutuha
Penulis: Muhammad Fuadi Zikri | Editor: Mona Triana
Laporan reporter TribunPadang.com, Muhammad Fuadi Zikri
TRIBUNPADANG.COM, BUKITTINGGI - Harga minyak goreng kelapa sawit di Kota Bukittinggi hari ini melambung naik, Kamis (17/3/2022).
Pantauan TribunPadang.com, harga salah satu kebutuhan pokok itu kini tembus hingga Rp50.000 untuk kemasan dua Liter.
Sementara yang termurah kini seharga Rp 40.000 untuk kemasan yang sama.
Baca juga: Ketersediaan Minyak Goreng di Sumbar Diklaim Aman, 70 Persen Dipasok dari Incasi Raya
Baca juga: Warga Kota Solok Ngeluh Minyak Goreng Langka, Wawako: Tetap Tenang dan Jangan Panik, Stok Aman
Sedangkan untuk kemasan satu liter saat ini sulit dicari alias tak tersedia.
Jika dibagi dua dari harga kemasan dua liter itu, artinya kemasan satu liter berkisar Rp20.000 hingga Rp25.000.
Kenaikan ini terpantau merata di sejumlah swalayan dan minimarket untuk minyak goreng kemasan.
Selain naik, keberadaan atau stok minyak goreng di sejumlah ritel juga kosong.
Baca juga: Singgung Kisruh Minyak Goreng, Pengamat: Pemerintah Gagal Atasi, karena Kebijakan Berubah-ubah
Baca juga: Disdagperinkop UKM Sijunjung Lakukan Pedataan Pedagang & Distributor, Agar Minyak Goreng Sesuai HET
Staf supervisor swalayan Budiman, Jeri Reinaldo mengatakan, kenaikan ini baru terjadi hari ini.
"Kemarin masih normal," ungkapnya kepada TribunPadang.com.
Karyawan dari swalayan lainnya, mengatakan hal yang sama.
Baca juga: Disdag Kota Padang Lakukan Penyaluran 2000 Liter Minyak Goreng ke Pasar Satelit
Baca juga: POPULER Padang: 3 Lokasi Operasi Pasar Minyak Goreng, dan Sertijab Kasat Reskrim Polresta Padang
"Kenaikan harganya sudah dari distributor," ujar karyawan swalayan Niagara yang enggan namanya ditulis.
Mereka berdua mengatakan, kenaikan ini belum dapat dipastikan sampai kapan.
Soal minyak subsidi dari pemerintah, mereka mengaku tak mengetahui secara detail. (*)