Berita Populer Sumbar
POPULER SUMBAR: Tiga Kasus Bunuh Diri di Sijunjung, Bunga Rafflesia Mekar Sempurna, Ritual IKN
Tiga kasus bunuh diri terjadi di Kamang Baru Sijunjung masuk dalam berita Populer Sumatera Barat,bunga rafflesia di Agam dan ritual IKN.
TRIBUNPADANG.COM - Tiga kasus bunuh diri terjadi di Kamang Baru Sijunjung masuk dalam berita Populer Sumatera Barat selama 24 jam terakhir yang tayang di TribunPadang.com.
Selain itu ada berita tentang dua bunga rafflesia mekar sempurna di Cagar Alam Batang Palupuah Agam dan ritual IKN.
Simak berita selengkapnya:
1. Tiga Kasus Bunuh Diri Terjadi di Kamang Baru Sijunjung Sejak Januari, Camat Koordinasi Tokoh Masyarakat
Dalam kurun waktu kurang dari tiga bulan terjadi tiga kasus bunuh diri di Jorong Parik Rantang, Nagari Kunango Parik Rantang, Kecamatan Kamang Baru, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat (Sumbar).
Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Kamang Baru, AKP Syafrudin Arif didampingi Kanit Reskrim Aiptu Tono membenarkan kejadian bunuh diri tersebut, yang terhitung sejak Januari 2022 hingga kini, pertengahan Maret 2022.
"Sudah ada 3 kasus bunuh diri yang terjadi di daerah yang sama yaitu Nagari Kunpar, Kecamatan Kamang Baru," ungkapnya, Selasa (15/3/2022).
Baca juga: Skor Daya Saing Digital Sumatera Barat Naik 3 Peringkat, Ditopang Peningkatan Infrastruktur dan TIK
Baca juga: Sumatera Barat Alami Inflasi pada Februari 2022, Dipicu Kenaikan Tarif Air, Listrik, hingga Elpiji
Dari informasi yang dihimpun TribunPadang.com, satu kasus bunuh diri terjadi pada bulan Februari sementara dua kasus lainnya terjadi pada bulan Maret ini.
Selain itu, Camat Kamang Baru, Nasrudin mengaku terkejut ketika mengetahui ada tiga kali peristiwa bunuh diri diwilayah kerjanya.
"Kami akan lakukan rapat koordinasi bersama para wali nagari dan tokoh masyarakat terkait kejadian tersebut," ungkapnya.
Ia menjelaskan, bersama tokoh masyarakat, ninik mamak, bundo kanduang dan masyarakat terkait langkah apa yang akan diambil untuk mengantisipasi dan menangkal kembali terjadinya kasus bunuh diri di Kecamatan Kamang Baru.
Sebelumnya diberitakan, seorang laki-laki ditemukan tergantung tak bernyawa, di dalam sebuah wc Jorong Parik Rantang, Nagari Kunango Parik Rantang, Kecamatan Kamang Baru, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat (Sumbar), Senin (14/3/2022).
Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Kamang Baru, AKP Syafrudin Arif membenarkan kejadian tersebut.
"Laki-laki tersebut berinisial MI berusia 22 yang merupakan warga setempat" sebutnya, Selasa (15/3/2022).
Ia menjelaskan, kejadian diketahui ketika teman laki-laki tersebut bernama Delpi (31) sekitar pukul 07.00 WIB saat terbangun dari tidurnya.
"Saat saksi terbangun, ia tidak menemukan temannya, karena biasanya memang tidur dirumahnya," ujarnya.
Baca juga: Tragedi Ayah dan Anak di Mentawai: 1 Lelaki Diduga Coba Bunuh Diri, Lalu Balita Ditemukan Tewas
Baca juga: Seorang Perempuan Ditemukan Tewas di Padang, Aksi Bunuh Diri Diduga Direkam Pakai Kamera Ponsel
Kata AKP Arif, saksi berusaha mencari temannya di sekitar rumah, sembari menghubungi keluarga laki-laki itu, yang mana saksi beranggapan korban pergi kerumah orang tuanya di daerah Tanjung Gadang atau pergi ketempat saudara yang lainnya.
"Saat saksi melihat kedalam wc, ia dikejutkan dengan penampakan dari temannya yang sudah tewas tergantung dengan kain sarung yang diikatkan ke atap wc tersebut," tutur Kapolsek Kamang Baru itu.
Selanjutnya, melihat temannya tersebut, saksi memberitahu kepada warga lain dan seterusnya melaporkanmya ke Polsek Kamang Baru.
Kata AKP Arif, mendapatkan laopran tersebut pihak langsung menuju lokasi untuk mengevakuasinya dan meminta keterangan dari saksi-saksi yang berada di TKP.
"Setelah melakukan olah TKP, kami m ngevakuaei jasad laki-laki tersebut ke Puskesmas Kamang, untuk dilakukan Visum luar," ujar AKP Syafrudin Arif.
Dikatakannya, dari hasil visum pihak puskesmas, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh laki-laki tersebut, dan diduga kematiannya murni gantung diri.
"Kami memberitahukan kepada pihak keluarga untuk membuat laporan polisi, jika merasa ada kejanggalan, tetapi pihak keluarga menerima kematiannya disebabkan oleh gantung diri," bebernya.
Kata AKP Arif, hingga kini belum bisa disimpulkan penyebab awal dan motif apa yang membuat laki-laki tersebut memtuskan untuk mengakhiri hidupnya.
"Belum ada keterangan pasti permasalahan apa yang menjadi latar belakang korban untuk melakukan aksi bunuh diri," tutupnya.
Baca juga: Kuliner Sumbar: Ampiang Dadiah, Kopi Luwak di Rafflesia Luwak Coffee, Gratis Scrub Wajah
Baca juga: Menikmati Menyeruput Kopi Luwak di Rafflesia Luwak Coffee Kabupaten Agam, Gratis Scrub Wajah
2. Dua Bunga Rafflesia Mekar Sempurna di Cagar Alam Batang Palupuah Agam
Dua bunga Rafflesia Arnoldi mekar sempurna di Kabupaten Agam, Provinsi Sumatra Barat (Sumbar).
Lokasi tepatnya berada lereng perbukitan Cagar Alam Batang Palupuah, Jorong Batang Palupuah, Kecamatan Palupuah.
Joni Hartono (50), warga setempat mengatakan, kedua bunga itu mulai mekar sejak dua hari yang lalu.
"Jadi hari ini fase mekar sempurnanya," ujar pria paruh baya yang juga pemerhati bunga rafflesia itu kepada TribunPadang.com.
Baca juga: Ada Bunga Rafflesia Tumbuh di Ranah Ampek Hulu Tapan, Kabupaten Pesisir Selatan
Baca juga: Bunga Bangkai Jenis Amorphophallus Titanum, dan Rafflesia Arnoldii, Ditemukan di Kabupaten Sijunjung
Ia menuturkan bunga pertama sudah mulai menunjukkan tanda-tanda akan mekar pada 12 Maret 2022.
"Kelompoknya sudah akan mulai kembang," ucapnya.
Sementara, kata Joni, bunga yang satu lagi masih belum menunjukkan tanda-tanda akan mulai mekar.
"Ternyata sudah mekar keduanya, ini kira-kira udah mekar dua hari," ungkapnya.
Menurut Joni, bunga dengan nama lain Padma Raksasa ini akan mekar selama lima hingga tujuh hari ke depan sebelum mati.
"Setelah mekar ini, bunga rafflesia akan layu dan membusuk," terangnya.
Joni mengungkapkan, bunga rafflesia yang mekar ini merupakan bunga yang kesekian tumbuh di kawasan cagar alam Batang Palupuah.
Saat ini, juga ada beberapa bunga lainnya yang akan mekar dalam waktu dekat dan belasan bunga baru yang tumbuh.
"Mungkin sudah ratusan bunga raflesia yang tumbuh di sini," katanya.
Baca juga: Pesona Rafflesia Tuan-Mudae Jantan, Mekar Sempurna di Cagar Alam Maninjau Kabupaten Agam
Baca juga: Menjelang Akhir Tahun 2020 Bunga Rafflesia Bermekaran di Kabupaten Agam
Sejauh ini, kata Joni, di cagar alam Batang Palupuah tak hanya bunga rafflesia arnoldi saja yang tumbuh namun juga ada jenis lain.
"Di sini juga ada tumbuh bunga jenis Rhizanthes," ujar Joni.
TribunPadang.com berkesempatan mengunjungi lokasi mekarnya salah satu bunga raksasa tersebut, Senin siang.
Dari pusat Kota Bukittinggi, cagar alam Batang Palupuah ini berjarak sekitar 13 kilometer atau sekitar 20 menit berkendara.
Pintu masuknya sendiri berada di Jalan lintas Bukittinggi-Padang Sidempuan sebelum tanjakan kodok Palupuah.
Sebelum memasuki kasawan cagar alam, terlebih dahulu melewati perkampungan dan sawah-sawah warga.
Dari jalan lintas menuju pintu masuk cagar alam berjarak sekitar satu kilometer dan kendaraan motor bisa masuk hingga pintu.
Dari pintu berjalan lagi sekitar 300 hingga 500 meter dengan sedikit tanjakan ke lokasi mekarnya bunga rafflesia ini.
Di lokasi, terlihat bunga tersebut mekar di lereng perbukitan yang masuk ke dalam gugusan bukit barisan.
Kedua bunga ini mekar di lokasi berbeda dengan jarak sekitar 200 meter.
Di sekitar bunga terlihat beberapa bunga rafflesia lainnya yang sudah mati dan menebus. Namun juga ditemukan bunga yang baru tumbuh.
Untuk ukuranya sendiri, dari ujung ke ujung kelopak kedua bunga raflesia ini berukuran sekitar 60 centimeter.
Baca juga: Alasan Gubernur Sumbar Mahyeldi Bawa Air di Kaki Gunung Talang & Tanah Pasaman Barat ke Lokasi IKN
Baca juga: Bawa Tanah Pasbar dan Air Kaki Gunung Talang di Ritual Kendi IKN, Kenapa Harus dari Daerah Itu?
3. Bawa Tanah Pasbar dan Air Kaki Gunung Talang di Ritual IKN, Kenapa Harus dari Daerah Itu?
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat (Sumbar) Gusrizal Gazahar pertanyakan alasan Gubernur Sumbar bawa tanah dari Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) dan Air kaki gunung talang pada acara ritual kendi Nusantara di titik nol kilometer Ibu Kota Nusantara (IKN), Senin (14/3/2022).
Pada acara yang berlangsung di Kalimantan Timur itu Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah datang dengan membawa tanah dan air dar beberapa daerah di Sumbar sesuai dengan perintah yang diberikan Presiden Indonesia.
"Kenapa tanahnya dan airnya harus dari daerah tertentu," tanyanya Selasa (15/3/2022).
Dari pandangannya kalau memang Gubernur Sumbar mendapat mandat untuk menyatukan tanah Sumbar dengan lainnya kenapa harus dipilih tanah dari Pasaman Barat.
"Kenapa tidak tanah di depan kantor gubernur saja, kalau benar ingin menyatukan air dari Sumbar dengan daerah lainnya kenapa air dari Bukit Gadang yang diambil," katanya.
Kalau niatnya hanya menyatukan ambil saja air di sumur di belakang dapur kantor gubernur. Apa yang menjadi alasan Gubernur Sumbar memilih tempat tertentu ini yang jadi tanda tanya menurut Gusrizal.
"Sudahlah, kalau memang mau berpolitik, berpolitiklah. Tapi aqidah tentu harus tetap dijaga terlebih Gubernur Sumbar sering dipanggil Buya juga," sebutnya.
Menurut Gusrizal kalau seandainya alasan air dari suatu daerah dipilih itu jernih kenapa Tidka air dari Gunung Pangilun Kota Padang saja yang dibawa.
Ia berharap Mahyeldi jangan mencari alasan terus setiap ada polemik, bahkan setiap yang dikatan ulama sering dicarikan jalan keluar.
"Apakah tidak ritual itu, masyarakat bisa lihat videonya benar atau tidak yang dikatan oleh gubernur Sumbar itu apakah ada ritual atau tidak," terangnya bahwa dalam aspek budaya seperti dalam video yang banyak beradar memiliki nilai-nilai mistis.
Dari video yang sudah menyebar luas terkait acara tersebut, Gusrizal berharap masyarakat bisa menilai apakah ada ritual yang terjadi saat peresmian kemarin.
"Terserah masyarakat ingin menilai seperti apa, tapi bisa dilihat bagaimana video yang beredar. Saya rasa masyarakat bisa menilainya," Kata Gusrizal karena masyarakat juga memiliki hak untuk menilai sendiri melalui fakta yang ada.
Sebagai ketua MUI Sumbar, Gusrizal mengatakan bahwa tugasnya hanya menasehati, karena nantinya masing-masing manusia nantinya akan bertanggung jawab nantinya dihadapan Allah SWT.
"Kalau indak namuah terserah, kalau lai namuah Alhamdulillah. Saya sudah menghubungi Gubernur Sumbar melalui WhatsApp untuk mengingatkan," sebutnya.
Selain Mahyeldi, Gusrizal mengaku juga sudah menghubungi via WhatsApp Infokom pemprov Sumbar namun tidak merespon.
"Saya sudah WA Gubernur Sumbar dan infokomnya untuk menyampaikan bahwa tidak setuju, tapi entah sudah berangkat atau belum waktu itu saya tidak tahu. Yang jelas ketika saya mendapat kabar sudah saya sampaikan," sebutnya. (*)