Menikmati Menyeruput Kopi Luwak di Rafflesia Luwak Coffee Kabupaten Agam, Gratis Scrub Wajah

Surga tersembunyi bagi para pecinta kopi ternyata ada di Kabupaten Agam, Provinsi Sumatra Barat (Sumbar). Sebuah desa di daerah itu menyimpan salah

Penulis: Muhammad Fuadi Zikri | Editor: Mona Triana
TribunPadang.com/Muhammad Fuadi Zikri
Rafflesia Luwak Coffee di Desa Batang Palupuah, Kecamatan Palupuah, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) 

Laporan reporter TribunPadang.com, Muhammad Fuadi Zikri

TRIBUNPADANG.COM, AGAM - Surga tersembunyi bagi para pencinta kopi ternyata ada di Kabupaten Agam, Provinsi Sumatra Barat (Sumbar).

Sebuah desa di daerah itu menyimpan salah satu kopi termahal di dunia yaitu kopi dari kotoran musang alias kopi luwak.

Desa tersebut bernama Batang Palupuah yang masuk ke dalam administrasi pemerintahan Kecamatan Palupuah.

Di sana terdapat satu usaha rumahan yang mengolah biji kopi yang ada pada kotoran musang liar menjadi segelas kopi yang nikmat.

Pemilik usaha itu bernama Umul Khairi, seorang perempuan paruh baya, warga asli Batang Palupuah.

Umul Khairi menamai usahanya 'Rafflesia Luwak Coffee'.

Bersama sang kakak, ia menjalankan bisnis itu dengan memanfaatkan beberapa ruang yang ada di rumahnya.

Sedikit ruang di teras yang menjorok di depan rumahnya untuk pengunjung yang ingin menikmati secangkir kopi luwak.

Lalu dapur kecil di belakang rumah untuk mengolah biji kopi, mulai dari membersihkan kopi, menyangrai, hingga menumbuknya.

Saat berbincang dengan TribunPadang.com, Umul mengatakan usahanya ini telah berjalan satu dekade lebih.

"Sejak tahun 2010," kata Umul di kedai kopinya, Kamis petang.

Biji kopi yang ada di kotoran luwak atau musang sebelum dibersihkan di Rafflesia Luwak Coffee di Desa Batang Palupuah, Kecamatan Palupuah, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatra Barat (Sumbar)
Biji kopi yang ada di kotoran luwak atau musang sebelum dibersihkan di Rafflesia Luwak Coffee di Desa Batang Palupuah, Kecamatan Palupuah, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) (TribunPadang.com/Muhammad Fuadi Zikri)

Tamatan akademi bahasa Inggris itu memulai bisnisnya setelah melihat perkembangan dan popularitas kopi luwak di Bali.

Umul yang saat itu merantau ke tanah Jawa dan Bali teringat masa kecilnya di kampung halaman yang sering meminum kopi dari olahan kotoran luwak.

Sebab, daerahnya merupakan salah satu penghasil kopi terbesar di Kabupaten Agam dikala itu.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved