Kabupaten Sijunjung
Mengenal Tenun Unggan, Produk Unggulan Kabupaten Sijunjung yang Berasal dari Nagari Unggan
Tenun Unggan merupakan sebuah produk unggulan asli dari Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat (Sumbar), yang berasal dari Nagari Unggan
Penulis: Hafiz Ibnu Marsal | Editor: Mona Triana
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Muhammad Hafiz Ibnu Marsal
TRIBUNPADANG.COM, SIJUNJUNG - Tenun Unggan merupakan sebuah produk unggulan asli dari Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat (Sumbar), yang berasal dari Nagari Unggan, Kecamatan Sumpur Kudus.
Sama halnya dengan, kain tenun dari daerah lain, tenun unggan juga memiliki motif dan corak yang khas.
"Pemkab Sijunjung, sudah meresmikan tenun unggan sebagai produk unggulan sejak lebih kurang 20 tahun lalu," ungkap seorang pengrajin Tenun Unggan, bernama Sri Januestu Unggara, kepada TribunPadang.com, saat mengisi stan di festival Lansek Manih IV, Sabtu (19/2/2022).
Baca juga: Tas Jali-Jali, Produk Unggulan Kabupaten Sijunjung, Jadi Mayoritas Mata Pencarian Ibu Rumah Tangga
Baca juga: Wacana UMKM Sijunjung Menjadi Anak Asuh BUMN, Andre Rosiade: Kami Tunggu Surat Resmi Bupati
Baca juga: Profil Jufri Chaniago Pencetus Eco Print Sijunjung, Manfaatkan Keragaman Daun Daerah Sendiri
Ia menambahkan, pengrajin tenun unggan hanya berda di daerah Nagari Unggan, Kecamatan Sumpur Kudus.
"Saat ini, ada sekitar 80 orang pengrajin tenun unggan yang masih aktif memproduksi kain tenun unggan," sebutnya.
Kata Sri, untuk mempertahankan eksistensi tenun unggan, agar terus diminati masyarakat, para pengrajain terus melakukan inovasi baru.
Baca juga: Eco Print Jadi Produk Unggulan Sijunjung, Berharap Jadi Mata Pencarian Mayoritas Rumah Tangga
Baca juga: Populer Sumbar Festival Lansek Manih IV di Sijunjung Dimulai, Rumah Guru dan Petani Terbakar
Baca juga: Pemkab Sijunjung Launching Eco Print, Ketua PKK Nedia Guspardi: Eco Print Termurah dari Lainnya
"Untuk mempertahan eksistensi dari tenun unggan, kami melakukan inovasi baru seperti, memadukan hasil Tenun Unggan dengan eco print," tutur Sri.
Ia menjelaskan, untuk pengrajin pemula menyelesaikan satu kain tenun unggan bisa memakan waktu satu minggu, sementara untuk pengrajin yang sudah mahir bisa menyelesaikan satu kain sekitar 2 sampai 3 hari.
Dikatakannya, pengrajin tenun unggan sudah ada yang menggunakan alat tenun otomatis, tetapai kebanyak pengrajin masih bertahan menggunakan alat tenun tradisional.
Baca juga: Jadikan Tenun Minang Icon Sumbar, Bank Indonesia Gelar Pelatihan Tingkatkan Kompetensi Pengrajin
Baca juga: Gubernur Sumbar Irwan Prayitno Canangkan Tenun Minang sebagai Busana ASN
Harga satu kain unggun yang digunakan untuk dasar baju bisa diperoleh dengan harga Rp 300 ribu, sementara kain Tenun Unggan untuk dasar songket seharga Rp 500 ribu sampai Rp 600 ribu untuk satu kainnya.
Kata Sri, kendala para pengrajin tenun unggan di Nagari Unggan, yaitu dalam segi pemasaran dan permintaan pesanan.
Baca juga: 1.400 Siswa SD dan SMP se-Kabupaten Sijunjung Ikut Lomba Maraton, Dilepas Bupati Benny Dwifa Yuswir
Baca juga: Populer Sumbar: Banjir Bandang di Pasaman, Festival Lansek Manih Sijunjung, Vaksinasi Murid Pariaman
"Biasanya pesan untuk Tenun Unggan, banyak dari masyarakat yang mengadakan acara pesta atau kegiatan kegiatan lain, tetapi karena dalam dua tahun kebelakang kita dalam masa pandemi Covid-19, sehingga tidak boleh ada acara, yang menyebabkan pesanan Tenun Unggan juga menurun," jelasnya.
Ia berharap, masa pandemi bisa segera berakhir, sehingga permintaan Tenun Unggan bisa kembali banyak. (*)