Harga Minyak Goreng di Bukittinggi
Ada Swalayan di Bukittinggi Terapkan, Harga Baru Minyak Goreng : Dijual Rp 12.600 Kemasan 900 ml
Sejumlah swalayan di Kota Bukittinggi, PRovinsi Sumatera Barat (Sumbar) mulai menerapkan harga baru minyak goreng kemasan yang telah ditetapkan oleh p
Penulis: Muhammad Fuadi Zikri | Editor: Emil Mahmud
TRIBUNPADANG.COM, BUKITTINGGI - Sejumlah swalayan di Kota Bukittinggi, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mulai menerapkan harga baru minyak goreng kemasan, yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat.
Pantauan TribunPadang.com di beberapa swalayan, terdapat beberapa swalayan besar yang telah mengikuti peraturan pemerintah terkair harga minyak goreng.
Swalayan Budiman misalnya di dua lokasi berbeda di Bukittinggi menaruh harga minya goreng kemasan biasa Rp 12.600 per kemasan 900 ml, yaitu minyak goreng merek Panina dan Sania.
Sementara itu, merek lainnya masih dijual dengan harga yang lama, yaitu Rp14.000 per liter, sama dengan swalayan lainnya.
Dengan harga murah ini, pihak swalayan pun membatasi pembelian minyak goreng agar tidak terjadi pemborongan.
"Setiap orang hanya boleh membeli dua kemasan untuk yang 1 liter dan satu kemasan untuk yang dua liter," ujar salah seorang karyawan swalayan.
Sementara itu, di pasar-pasar tradisional, harga minyak goreng masih dibanderol dengan herga yang tingggi, yaitu Rp14.000 hingga Rp19.000 per liter.
Perlu diketahui, pemerintah kembali menurunkan harga minyak goreng untuk kedua kalinya.
Sebelumnya pemerintah pusat menerapkan satu harga untuk seluruh minyak goreng yakni Rp14.000. Kali ini pemerintah pusat menetapkan tiga harga.
Yaitu minyak goreng curah sebesar Rp11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana sebesar Rp13.500 per liter, dan minyak goreng kemasan premium sebesar Rp14.000 per liter.
Pedagang Sulit Dapat Stok Minyak Goreng
Dilansir TribunPadang.com, sebagian pedagang minyak goreng eceran di Kota Bukittinggi mengeluhkan susahnya mendapatkan stok minyak goreng dalam beberapa hari terakhir.
"Apalagi minyak curah. Itu paling sulit kami mendapatkannya. Sekarang aja stok untuk dijual saja tidak ada," ujar Inal, salah satu pedagang kebutuhan harian di Pasar Aur Kuning kepada TribunPadang.com, Selasa (1/2/2022).
Ia mengungkapkan, selain kurangnya pasokan, minyak goreng curah masih didapat dengan harga yang tinggi.
"Kalau minyak curah, modalnya masih tinggi. Kami sendiri menjualnya Rp19.000 per liter," kata Inal.
Tak hanya dia, pedagang lainnya, Inur mengatakan hal yang sama. Bahkan, untuk minyak goreng curah tersebut ia jual lebih mahal ketimbang minyak goreng kemasan.
Baca juga: Harga Minyak Goreng Kembali Turun, Kepala Dinas Perdagangan Kota Padang: Butuh Waktu Menerapkannya

Baca juga: Harga Minyak Goreng di Bukittinggi Relatif Masih Tinggi, Pedagang: Harganya Masih Modal Lama
"Tapi minyak kemasan ini juga langka. Saya aja dari agennya tidak bisa ambil banyak, dibatasi. Itu pun per merek. Seperti merek sari murni saya cuma boleh ambil dua," terangnya.
Sementara itu, untuk harga minyak goreng kemasan sendiri, mereka menjualnya dengan harga yang bervariasi, mulai Rp14.000 hingga Rp18.000 per liter.
"Itupun tergantung mereknya," ucap Inal menambahkan.
Mereka mengaku mengetahui adanya kebijakan baru dari pemerintah pusat terkait harga minyak goreng ini.
Namun, mereka tak mengetahui betul kenapa stok minyak goreng agak langka.
Perlu diketahui, pemerintah kembali menurunkan harga minyak goreng untuk kedua kalinya.
Sebelumnya, pemerintah pusat menerapkan satu harga untuk seluruh minyak goreng yakni Rp14.000. Kali ini pemerintah pusat menetapkan tiga harga.
Yaitu minyak goreng curah sebesar Rp11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana sebesar Rp13.500 per liter, dan minyak goreng kemasan premium sebesar Rp14.000 per liter.
"Jika harga dari agen sesuai dengan harga yang ditetapkan pemerintah ini, maka kami akan jual sesuai dengan itu, tapi kalau modalnya masih di atas itu, tentu kami sesuaikan juga dengan modal, kalau tidak kan rugi," tutup Inal. (TribunPadang.com/Muhammad Fuadi Zikri)