Epidemiolog Unand Defriman Djafri Soal Varian Omicron: Sumbar Harus Cepat Mendeteksi Melalui Uji WGS

Epidemiolog dari Universitas Andalas (Unand) Defriman Djafri bicara soal kemunculan varian baru Covid-19 yang diberi nama virus Omicron

Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: afrizal
TRIBUNNEWS.COM/JEPRIMA
Ilustrasi: 

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita

TRIBUNPADANG.COM, PADANG- Epidemiolog dari Universitas Andalas (Unand) Defriman Djafri bicara soal kemunculan varian baru Covid-19 yang diberi nama virus Omicron.

Ia meminta semua pihak untuk waspada dan tidak boleh menyepelekan.

Menurutnya, Omicron menyebar lebih cepat dan dapat menyebar di antara orang-orang yang sudah divaksinasi ganda atau 2 kali.

"Ada mutasi yang sangat ekstensif dan secara signifikan dari sebelumnya dan akibatnya sebagian dapat melewati perlindungan vaksin," kata Defriman Djafri, Senin (29/11/2021).

Baca juga: UPDATE Corona Sumbar hingga 29 November 2021 Pagi: Nihil Kasus Positif Covid-19, Sembuh 87.583 Orang

Kata dia, WHO menetapkan Omicron dengan status VOC, meskipun WHO saat ini masih sedang mendalami dan menyelidiki penularan Omicron lebih mudah menular dari orang ke orang.

Meskipun penyebabnya belum jelas, tetapi peningkatan kasus hasil test positif terus meningkat di Afrika Selatan.

"Dari sisi tingkat keparahan, juga demikian ini juga belum jelas, dari data awal memang dilaporkan tingat keparahan terjadinya peningkatan tingkat rawatan rumah sakit di Afrika Selatan."

"Dan ini jika dibandingkan dengan varian lain termasuk delta, infeksi lebih parah," sebut Defriman Djafri.

Gelaja yang dilaporkan, lanjutnya, memang tidak ada yang berbeda dengan varian lainnya.

Infeksi awal terjadi pada mahasiswa, usia muda yang cenderung memiliki gejala yang lebih ringan dari yang lain.

"Data dari GISAID,  Afrika Selatan, Botswana, Hongkong, Australia, Israel, Italy, Kanada serta UK sudah melaporkan varian Omicron ini," terang Defriman Djafri.

Ia mengingatkan kewaspadaan dan surveilans di Indonesia harus diperkuat agar cepat terdeteksi dan kasus-kasus dilaporkan harus segera di Whole Genome Sequencing (WGS) sehingga tidak kecolongan.

"Prokes yang ketat dan cerdas tetap jadi andalan kedepan diiringi capain vaksin yang harus dikejar saat ini," jelas Defriman Djafri.

Ia juga meminta Sumbar harus cepat mendeteksi melalui uji WGS.

Halaman
12
Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved