Kumpulkan Kotoran Sapi, KUPS Kompos Pakan Rabaa Kabupaten Solok Selatan Hasilkan 1 Ton Pupuk Sebulan
Berkat mengumpulkan kotoran sapi, petani Nagari Pakan Rabaa Koto Parik Gadang Diateh, Kabupaten Solok Selatan, Provinsi Suma
Penulis: Rima Kurniati | Editor: Emil Mahmud
TRIBUNPADANG.COM, SOLOK SELATAN - Berkat mengumpulkan kotoran sapi, para petani Nagari Pakan Rabaa Koto Parik Gadang Diateh, Kabupaten Solok Selatan, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) kini mampu benafas lega dengan adanya pupuk kompos.
Pupuk yang berasal dari limbah kotoran sapi ini diolah oleh Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Kompos Pakan Rabaa yang berada di Kabupaten Solok Selatan, Provinsi Sumbar tersebut.
Dari 30 ekor sapi yang dikelola, KUPS Kompos Pakan Rabaa menghasilkan kompos sebanyak 1 ton per bulan.
"Pupuk ini dapat dibeli oleh anggota kelompok dan masyarakat nagari dengan harga Rp 800, per Kg," kata ketua KUPS Arlis, Kamis (16/9/2021)
Melalui usaha kompos ini, KUPS Kompos Pakan Rabaa masuk sebagai KUPS Kategori Gold dari Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan KLHK.
Pencapaian ini diperoleh setelah satu tahun berjalan, kategori Gold diberikan kepada KUPS yang sudah melakukan produksi dan pemasaran.
Dengan ini KUPS juga memperkuat ketahanan pangan lokal masyarakat nagari, termasuk kepastian terhadap pasokan pupuk dengan harga terjangkau, guna mendorong pertumbuhan ekonomi dari sektor pertanian.
Baca juga: LMAN Tambah Rp 300 Miliar untuk Pembebasan Tol Padang-Sicincin, Mahyeldi: Pembangunan Terus Jalan
Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Kompos ini juga mendapatkan bantuan dari Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Barat.
Bantuan ini berupa satu buah alat pencacah rumput, satu unit alat pencacah kompos, dan satu unit kendaraan roda tiga.
Bantuan diserahkan langsung oleh Kepala Dinas Kehutanan Sumbar Yoswardi, Kamis (16/9/2021)
"Ini adalah bukti gotong royong masyarakat yang sangat baik. Kegiatan KUPS bersama LPHN ini sudah melampaui target, karena efek dari usaha kompos ini tidak hanya dirasakan oleh LPHN/KUPS saja tapi sudah dirasakan oleh masyarakat nagari" ungkapnya.
Baca juga: PON XX Papua 2021 - Wagub Sumbar Audy Joinaldy Minta Atlet, Hormati dan Hargai Adat Budaya Papua

Baca juga: 23 Petugas KPPS di Sumbar Positif Corona, Tersebar di Padang, Solsel dan Padang Panjang
Yoswardi, mengaharapkan dengan bantuan ini produksi KUPS akan semakin meningkat.
Sementara itu, Elvita Surianti, Bendahara KUPS sekaligus pengolah pupuk kompos mengatakan saat ini KUPS sudah bisa membuat dan memasarkan pupuk kompos dengan mandiri, walaupun pasarnya masih lokal.
"Kendala kami selama ini adalah pengangkutan pupuk yang berkarung-karung harus diantar bolak-balik ke pembeli dengan sepeda motor. Namun dengan adanya bantuan Viar dari pemerintah, bisa diangkut sakali banyak," tambahnya .
Menurutnya, karena harga kompos yang terbilang murah, pembelinya banyak dari petani sawah dan hortikultura.
Sehingga membuat pengelola KUPS Kompos sering kewalahan menerima pesanan.
"Semoga dengan bantuan dari Dinas Kehutanan ini, produksi kita makin meningkat dan makin banyak petani yang bisa kita suplai pupuk kompos" ungkapnya. (*)