Ajo Art Creative Ubah Sampah Pipa Paralon Jadi Lampu Hias Hingga Jam Dinding, Dijual di 8 Negara
Ajo art creative mampu mengubah sampah pipa paralon menjadi barang jadi yang unik, benilai seni dan bermanfaat. Barang-barang jadi ini, seperti lampu
Penulis: Rima Kurniati | Editor: Mona Triana
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rima Kurniati
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Ajo Art Creative mampu mengubah sampah pipa paralon menjadi barang jadi yang unik, benilai seni dan bermanfaat.
Barang-barang jadi ini, seperti lampu hias, jam dinding, tas, casing hape, ikat pinggang dan barang lainnya.
Pemilik Ajo Art Creative Sultan Erik Caniago (35) mengatakan, awal berdirinya dimulai sejak tahun 2013.
Semula, Ia hanya mengelola tempurung kelapa, tulang-tulang kayu dan sampah lainnya yang berserakan di Pantai Padang menjadi produk jadi dengan diukir.
Baca juga: Kisah Seorang Ibu di Padang Pariaman, Hidupi 3 Orang Anak, Penghasilan Rp 30 Ribu Sehari
Baca juga: Kisah Zulkan: Driver Pariwisata yang Beralih Jadi Pengusaha Kuliner di Kamang Mudiak, Agam
Baca juga: Kisah Nenek 70 Tahun di Padang Pariaman yang Rumahnya Terendam Banjir: Tidak Bisa Tidur di Kasur
Seiring berjalannya waktu, Pantai Padang mulai bersih, sehingga timbul keinginan membuat kreasi dari sampah pipa paralon.
"Saya pertama kali mengukir paralon, warnanya berubah menjadi putih. Kemudian saya coba cat namun hasilnya tidak bagus, dan saya menemukan paralon harus dibakar dulu, sehingga muncul motif dan warna yang bagus," kata Erik, Kamis (26/8/2021).
Erik mengatakan, sampah pipa paralon baru hancur atau terurai setelah 500 tahun.
Baca juga: Kisah Kakek Nawi: Pejuang Kemerdekaan RI di Padang, Saksi Agresi Militer Belanda saat Kuasai Sumbar
Baca juga: Tulislah Pesan yang Terdapat pada Dongeng Kisah Petani dan Anak Harimau!
Dengan diolah jadi barang jadi, juga upaya mengurangi jumlah sampah di muka bumi.
"Saya belajar otodidak sendiri dan sebenarnya banyak barang bisa dibuat dengan pipa paralon ini," ungkapnya.
Erik mengatakan, waktu pengolahan pipa paralon menjadi barang jadi bervariasi, misal untuk membuat tas butuh waktu seharian.
Baca juga: Pelajaran Apa yang Kamu Dapatkan dari Dongeng Kisah Semut dan Merpati?
Baca juga: Kisah Nelayan Pariaman Terombang-ambing di Laut setelah Kapal Karam, Bertahan Pakai Pelampung Bocor
"Sementara jam dinding ini hanya dua jam, meskipun tampaknya rumit, kalau dilihat prosesnya hanya sebentar," tambahnya.
Erik mengatakan, selain di Indonesia, hasil olahan pipa pralon sudah dijual di delapan negara di dunia, seperti Singapura, Hongkong, Brazil dan lainnya.
Harga jual bervariasi mulai Rp 250 ribu sampai Rp 2,5 juta tergantung jenis barangnya
Menurutnya, produk dari olahan sampah pipa paralon ini tahan lama.
Baca juga: Hasil Semi Final Euro 2020, Spanyol Terdepak Alvaro Morata Diambang Kisah Tragis
Baca juga: Kisah Nelayan Pariaman Terombang-ambing di Laut setelah Kapal Karam, Bertahan Pakai Pelampung Bocor
Baca juga: Hasil Semi Final Euro 2020, Spanyol Terdepak Alvaro Morata Diambang Kisah Tragis
Sementara warnanya tidak akan berubah karena prosesnya dibakar tanpa cat sama sekali.
"Kita bukan expor, melain jual di ecommerce barang home made. Harganya bisa mahal karena bahan daur ulang dan tahan lama," ungkapnya.
Ajo art creative yang beralamat di Komplek Arsatek, Jalan Pontianak Blok C Nomor 2 Ulak Karang Selaran, Padang Utara ini juga membuka kesempatan bagi para pemuda dilingkungannya yang mau berlatih dan belajar mengelola pipa paralon.
Baca juga: Skuad Lengkap Italia di Euro 2020 dan Kisah Mattteo Pesina Super Sub di Babak Perempat Final
Baca juga: KISAH Kakek Driver Ojol Jadi Korban Begal, Korban Dapat Motor Baru dan Donasi Rp 101 Juta
Tidak hanya itu, Ia juga menerima sampah pipa paralon yang dikumpulkan para pengumpul yang dihargai lebih tinggi Rp 5000 sekilo, sementara tempat lain hanya Rp 1000 per kilo.
"Karena kita bersyukur sampah pipa paralon itu bisa kita buat banyak hal. Kedepannya kita terus inggin mengenalkan produk ini dan mengajarkan lebih banyak orang," tambahnya. (*)