Nelayan Pariaman Hilang Kontak
Kisah Nelayan Pariaman Terombang-ambing di Laut setelah Kapal Karam, Bertahan Pakai Pelampung Bocor
Sekelompok nelayan dari Desa Taluak, Kota Pariaman, sempat terombang-ambing di tengah laut setelah kapalnya karam.
Penulis: Wahyu Bahar | Editor: Saridal Maijar
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Wahyu Bahar
TRIBUNPADANG.COM, PARIAMAN - Sekelompok nelayan dari Desa Taluak, Kota Pariaman, sempat terombang-ambing di tengah laut setelah kapalnya karam.
Para nelayan bertahan sejak hari Sabtu (31/7/2021) dan selamat setelah dibantu kapal bagan dari Kota Padang esok harinya pada Minggu (1/8/2021) sekira pukul 10.00 WIB.
Hal tersebut dibenarkan oleh Tungganai atau kapten nelayan Desa Taluak, Ref (39) saat ditemui TribunPadang.com pada Senin (2/8/2021).
Baca juga: Sempat Hilang Kontak, 10 Nelayan Pariaman Ditemukan Selamat, Keluarga Jemput ke Padang
Ref menceritakan kisahnya terombang-ambing selama semalam bersama rekan-rekan nelayannya.
Awalnya 10 orang nelayan Desa Taluak tersebut berangkat melaut pada hari Sabtu (31/7/2021) pagi sekira pukul 05.00 WIB.
Mereka menepi kembali pada pukul 12.00 WIB tanpa ada ikan tangkapan yang terbawa pulang.
Kemudian seluruh nelayan tersebut kembali melaut pada pukul 15.30 WIB.
Baca juga: Kapal Berisi 10 Nelayan Asal Pariaman Rusak Setelah Dihantam Badai, Dievakuasi ke Pasir Jambak
"Cuaca buruk terjadi sekira pukul 19.30 WIB, saat itu kami para nelayan sudah merencanakan akan kembali pulang ke tepi, mengingat sudah cukup banyak ikan tangkapan," ujar Ref.
"Ketika akan mengarah pulang, angin begitu kencang, saat itu gelombang sudah besar," kata dia.
Ref mengaku langsung mengarahkan semua nelayan agar tidak menjauh dari ban dalam (pelampung), karena muatan ikan cukup banyak, sekitar 2 ton lebih.
"Kemudian, perahu/payang sudah mulai disambar air, air mulai menggenangi, tak berapa lama kemudian perahu tersebut karam," tambah dia.
Baca juga: Nelayan Pariaman Sempat Hilang Kontak, Ditemukan dan Dievakuasi Awak Kapal Bagan di Padang
Selanjutnya, ia perintahkan rekan-rekannya agar tidak jauh-jauh dari perahu.
"Jika ada yang terpisah pasti tidak akan selamat, karena menyelamatkan untung masing-masing. Pokoknya jangan jauh-jauh dari ban dalam (pelampung)," imbuhnya.
Saat perahunya karam, dan terbalik, ikan-ikan hasil tangkapan pun tumpah kembali ke laut.
"Anggota saya beri tali untuk mengikatkan badannya ke perahu, sementara itu ban dalam (pelampung) yang ada hanya tiga buah, dua buah berukuran besar, dan satu buah berukuran kecil," ujarnya.
Ia menguraikan, dua buah ban dalam berukuran besar ditopang oleh empat dan tiga orang dari nelayan tersebut.
Baca juga: Seorang Nelayan di Padang Pariaman Sempat Dilaporkan Hilang, Kalaksa BPBD: Terombang-ambing 3 Mil
Sementara itu ban dalam yang berukuran kecil juga digunakan oleh ia dan dua orang rekannya.
Dia mengungkapkan, bahwa pelampung yang ia kenakan juga mengalami kebocoran.
"Jika angin dalam pelampung itu habis, maka juga habislah nyawa kita bertiga," ujar dia.
Saat itu, ia mengaku menggantungkan hidup hanya kepada ban dalam yang bocor tersebut.
Namun ajaibnya, ban dalam yang bocor tersebut tak kunjung habis anginnya.
"Di sanalah saya merasakan kuasa Tuhan, angin tetap keluar namun tak kunjung habis," ucap Ref.
Baca juga: Prakiraan Gelombang Perairan Sumatera Barat Hari Ini Senin 7 Juni 2021, Nelayan Diharapkan Waspada
Hingga pagi pada hari Minggu (1/8/2021), Ref dan rekan-rekannya berusaha mendekati kapal bagan dari arah Kota Padang.
"Untuk menyelamatkan diri tentu kita berenang ke arah kapal yang terdekat, dan saat itu kami melihat kapal bagan."
"Hingga akhirnya kami dibantu untuk kembali ke darat, tepatnya di kawasan Pasir Jambak Kota Padang," kata dia lagi.
Ia mengatakan, meski telah mengalami kejadian hampir nyawanya melayang tersebut, sore Senin (2/8/2021) sekelompok nelayan Desa Taluak tersebut akan mencari perahu mereka yang tenggelam. (*)