RSUP M Djamil Padang juga Butuh Tenaga Ahli untuk Jalankan Ventilator, Berharap Difasilitasi Pemda
Tak hanya membutuhkan ventilator, RSUP M Djamil Padang juga butuh tenaga ahli atau yang berkompeten menjalankan alat bantu pernapasan tersebut.
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Saridal Maijar
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr M Djamil Padang saat ini membutuhkan alat bantu pernapasan atau ventilator untuk penanganan pasien Covid-19.
Tak hanya membutuhkan alat itu, RSUP M Djamil Padang juga butuh tenaga ahli atau yang berkompeten menjalankan alat bantu pernapasan tersebut.
"Kita mesti mempersiapkan tenaga ahli atau SDM untuk mempergunakan alat ventilator sebab SDM-nya khusus," kata Direktur Umum SDM dan Pendidikan RSUP M Djamil Padang Dovy Djanas.
Baca juga: Tambahan Ventilator untuk RSUP M Djamil Padang Segera Tiba, Kadiskes Sumbar: Dibantu oleh BNPB
RSUP M Djamil, kata dia, butuh bantuan SDM yang sudah terlatih untuk itu.
Ia berharap hal itu bisa difasilitasi Pemda.
"Bagi RS daerah yang memiliki SDM khusus untuk menggunakan ventilator, tentu kita bisa terbantu. Kalau sekarang, SDM kami terbatas," ujar Dovy Djanas.
Menurut Dovy Djanas, untuk menggunakan satu ventilator, dibutuhkan 5 orang perawat yang mahir.
Baca juga: RSUP M Djamil Padang Butuh Ventilator, Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19 Pascalebaran
Jika RS M Djamil mendapat dua pinjaman alat bantu pernapasan, kata dia, minimal butuh 10 orang SDM.
"Ini yang menjadi keinginan kita, tentu RS M Djamil berharap bisa berkoordinasi bersama dengan Dinas Kesehatan Provinsi sehingga bisa menyiapkan segala sesuatunya dalam mengantipasi lonjakan covid-19," terang Dovy Djanas.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Sumbar, Arry Yuswandi mengatakan, tenaga ahli untuk menjalankan ventilator memang harus disesuaikan.
Kata dia, M Djamil itu punya tenaga ahlinya, bahkan jika jumlahnya kurang M Djamil bisa melakukan perekrutan sendiri.
Baca juga: Objek Wisata Kota Pariaman Tutup, Calon Pengunjung Disuruh Putar Balik
"Selama ini hal itu sudah dilakukan, mereka merekrut tenaga-tenaga perawat dan dibiayai oleh APBN. Kalau masih kurang, nanti akan ditambah," tambah Arry Yuswandi.
Dikatakan Arry Yuswandi, jika diambil dari rumah sakit lain, tidak mudah. RS lain menurutnya juga butuh untuk pelayanannya.
"Kita pernah melakukan itu, tapi itu tidak bisa, masing-masing RS butuh juga. Sementara ini solusinya melakukan perekrutan kembali, tapi rasanya masih cukup," ujar Arry Yuswandi. (*)