Tali Pukek Putus, Nelayan di Pantai Purus Padang Nekat Berenang ke Tengah Laut
Pantauan TribunPadang.com pada Rabu (3/2/2021), terlihat 2 orang nelayan berlari ke bibir pantai dan berenang ke tengah laut.
Penulis: Rezi Azwar | Editor: Saridal Maijar
Laporan wartawan TribunPadang.com, Rezi Azwar
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Mencari ikan lewat alat tangkap tradisional yang dikenal dengan 'maelo pukek' di kawasan Pantai Purus, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), masih eksis.
Pantauan TribunPadang.com pada Rabu (3/2/2021), terlihat 2 orang nelayan berlari ke bibir pantai dan berenang ke tengah laut.
Ternyata tali untuk menarik pukek atau pukat terputus.
• Melihat Tradisi Maelo Pukek di Pantai Padang, Nelayan: 4 Kali Jaring Ditebar, Akhirnya Panen
Walaupun ombak besar, nelayan berlari ke arah laut dan satu orang membawa ujung tali lainnya untuk disambungkan kembali.
Seorang nelayan bernama Kamek (64) mengatakan, kegiatan maelo pukek dilakukan setiap harinya.
"Ya, kadang talinya putus sehingga dikejar ke dalam laut. Nanti disambung lagi," kata Pak Kamek, Rabu (3/2/2021).
Dikatakannya, karena masih dekat direnangai oleh nelayan. Namun, jika talinya sudah jauh ke tangah laut akan disambung menggunakan perahu.
• 155 Ekor Tukik Dilepasliarkan Bersama Pengunjung di Pantai Pasir Jambak Padang
"Kalau cuaca bagus dan cerah, nelayan di sini biasanya setiap hari melakukan kegiatan maelo pukek," katanya.
Dijelaskannnya, tradisi maelo pukek sudah dilakukan oleh masyarakat di kawasan tepi pantai sejak dahulu.
"Kegiatan ini sudah tutun-temurun, dan saat ini kita entah generasi berapa ini," katanya.
Menurutnya, laut adalah tempat mengadu masyarakat yang tinggal di kawasan pantai.
Hal itu, dikarenakan saat masyarakat mulai kesulitan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi sehari-hari dapat pergi ke laut untuk mencari rezeki.
• Pantai Gajah Kota Padang: Objek Wisata Favorit untuk Rekreasi dan Ajang Anak-anak Main Pasir
"Seperti saat ini, banyak masyarakat yang terkena PHK atau dirumahkan. Kebanyakan pergi ke laut mencari rezeki," katanya.
Ia menyebutkan, bisa ikut pergi memancing atau menangkap ikan dengan nelayan lainnya.
"Selain itu, bisa juga menangkap kepiting dan banyak lainnya. Jadi, tempat mengadu terakhir lah ke laut," katanya.
Ia menyebutkan, pukat dimiliki oleh satu orang pemilik dan ada pekerjaannya beberapa nelayan.
• Inilah Daftar Peringakat 12 Zodiak dari Introver ke Ekstrover, Gemini Memiliki Kepribadian Ganda
Namun, untuk hasilnya tetap dibagi sesuai berapa orang yang ikut saat proses maelo pukek.
"Panjang tali pukat yang akan ditarik sepanjang 500 meter, dan pukatnya ada 200 meter," katanya.
Ia menyebutkan, total panjang pukat yang ditarik sepanjang 700 meter.
"Karena panjang, jadi menariknya membutuhkan waktu sekitar 1 jam," katanya.
Ia menyebutkan saat ini ikan sudah jauh berkurang daripada dahulu.
• Unand Terima 6.465 Mahasiswa Baru Tahun 2021, Bisa Lewat SNMPTN SBMPTN dan Jalur Mandiri
"Saya sejak masih Sekolah Dasar sudah maelo pukek, dan untuk saat ini sudah jauh penurunan jumlah ikan," katanya.
Menurutnya, penuruanan jumlah ikan adalah karena semakin canggihnya alat tangkap yang tersedia saat ini.
Akibatnya, alat tangkap tradisional kalah saing daripada alat tangkap yang saat ini bisa mendeteksi dimana kerumunan ikan berada.
"Selain itu, cuaca saat ini juga gelap dan kurang bagus juga berdampak terhadap ikan yang ada di laut," katanya.
• Kenalkan ADM atau Anjungan Dukcapil Mandiri, Warga Padang Bisa Cetak Sendiri e-KTP hingga KK
Ia mengatakan, saat caucara cerah bisanya ikan lebih banyak dapat.
"Sampah juga menjadi salah satu penyebab ikan berkurang, kadang saat menangkao ikan hanya sampah yang dapat," katanya.
Dikatakannya, sejak pagi sudah maelo pukek, tapi hanya sedikit ikan yang didapatkan.
"Ini yang kedua kalinya, kalau sedikit juga besok lagi. Tadi hanya setengah ember, itu palingan cuma Rp 200 ribu," katanya. (*)