Mengais Rezeki di Antara Kuburan, Begini Kisah Muharidin Si Perawat Makam di Padang
Kisah seorang lelaki yang menghidupi keluarga dengan menjadi perawat makam di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tunggul Hitam, Kota Padang
Penulis: Rezi Azwar | Editor: Saridal Maijar
"Hari-hari saya rawat makam itu dengan dipotong rumputnya, dipotong bunga yang tumbuh di sekitarnya, dibersihkan keramiknya agar mengkilap sehingga orang yang melihatnya merasa puas dan senang," katanya.
Baca juga: Ngobrol Bareng Dedi Vitra Johor, Penulis Buku Knock Out: 21 Kisah Inspiratif
Disebutkannya, ahli waris yang melihat makam bersih terkadang memberikan uang yang lebih kepadanya.
Ahli waris juga terkadang mempersiapkan bunga, batu kerikil, dan lainnya untuk penambah perawatan makam.
"Kadang dibelikan oleh ahli waris, dan kalau kita yang membelikan bahan-bahan perbaikan makam. Maka, akan diganti oleh ahli waris," katanya.
Karena kebutuhan hidup yang cukup tinggi, belum untuk biaya anak yang sekolah di masa pandemi membuatnya harus meminjam uang.
Baca juga: Kisah Petugas Pemakaman Jenazah Covid-19 di Padang, Sempat Takut hingga Tak Berani Pulang
"Kalau di masa pandemi banyak tidak terpenuhi biaya di rumah, sehingga pinjam ke kawan, pinjam ke tempat ahli waris dari makam yang kita rawat. Jadi, kita pinjam atau minta uang biaya perawatan bulan selanjutnya," katanya.
Dikatakannya, dirinya rela bekerja hingga sampai meminjam untuk karena ada istri dan anaknya yang duduk di bangku kelas 4 sekolah dasar.
Anaknya yang masih sekolah dasat memerlukan biaya untuk sekolah, seperti biaya paket internet untuk bisa belajar daring saat tidak tatap muka.
"Saya tidak ada pekerjaan lain, sehari-hari hanya ini. Mencari nafkah sehari-hari ya di kuburan," ujarnya.
Baca juga: 8 Destinasi Antimainstream di Sumatera Barat, Cocok Buatmu yang Ingin Sensasi Baru
Muharidin pernah menderita sakit pada tahun 2015 sampai dengan tahun 2018. Namun, selama sakit ada sekitar 7 bulan dirinya hanya berbaring di rumah.
Semua aktivitas tidak dapat dilakukannya, karena tubuhnya terasa sakit dan nafasnya sesak saat melakukan aktivitas.
"Kata pihak rumah sakit, saya mengalami penyakit TB atau pebyakit paru-paru," katanya.
Setelah jatuh sakit yang lama, dirinya kembali sehat. Namun, tidak dapat melakoni pekerjaan berat seperti kuli bangunan dan lainnya.
Baca juga: Juventus Raih Trofi Perdana, Ronaldo Tebarkan Aroma Peperangan buat AC Milan dan Inter Milan
"Walaupun ada lowongan pekerjaan sebagai kuli, entah itu hanya sebagai pekerja. Orang akan mencari orang lain untuk dikerjakan daripada saya," katanya.
Hal itu, dikarenakan rasa khawatir dari ornag jika penyakitnya kambuh lagi sehingga membuat orang tidak berani memperkejakannya.