Fenomena Aneh di Pinggir Pantai Mentawai, Kemunculan Ikan Tandeman Mengundang Perhatian

Kalaksa BPBD Kepulauan Mentawai, Novriadi mengatakan kemunculan ikan ke bibir pantai sudah terjadi selama 2 hari di Kepulauan Mentawai,

Penulis: Rezi Azwar | Editor: Emil Mahmud
Istimewa
Penampakan ikan terdampar di Pantai Sikabaluan Mentawai, Sumbar, Jumat (8/1/2021). 

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rezi Azwar

TRIBUNPADANG.COM, MENTAWAI - Kalaksa BPBD Kepulauan Mentawai, Novriadi mengatakan kemunculan ikan ke bibir pantai sudah terjadi selama 2 hari di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat (Sumbar).

Novriadi mengatakan kalau kejadian tersebut --  terjadi di Pantai Sikabaluan Siberut Utara, Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumbar -- dua hari terakhir.

"Saya juga baru dapat informasi juga tadi pagi. Namun, ikan tersebut sudah berada di pinggir laut sejak kemarin, tapi paling banyaknya tadi pagi," kata Novriadi, Jumat (8/1/2021).

Dikatakannya, ikan tersebut merupakan jenis Ikan Tandeman, yang bisa dimakan serta dimasak masyarakat.

"Saya sudah konfirmasi ke Kadis Perikanan Mentawai. Menurutnya, hal ini fenomena alam biasa, karena adanya perubahan iklim," kata Novriadi.

Dikatakannya, plantonnya banyak dan perairannya cukup bagus sehingga banyak ikan.

Ia juga menyebutlan, pihaknya juga sudah melakukan konfirmasi ke Camat Sikabaluan Siberut Utara.

"Memang terjadi banyak ikan di tepi pantai. Itu akibat adanya banyak planton di lokasi tersebut dan perairannya bagus," kata Novriadi.

Novriadi menyebutkan ikan di lokasi tersebut sedang banyak sehingga dibawa ombak ke bibir pantai.

Dikatakannya masyarakat yang melihat ikan tersebut datang untuk mengambilnya untuk dimasak.

Dijelaskannya, masyarakat yang memasaknya dan memakannya tidak mengalami apa-apa setelah memakan ikan tersebut.

Baca juga: Fenomena Aneh di Sumbar, Ribuan Ikan Terdampar di Pantai Sikabaluan Mentawai

Terdampar di Bibir Pantai

Dilansir TribunPadang.com, Ribuan ikan terdampar di bibir pantai Pantai Sikabaluan Siberut Utara, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat (Sumbar).

Video fenomena aneh tersebut viral di media sosial Facebook dan Instagram.

Dalam video tersebut, ikan-ikan yang menepi di pantai tersebut, diserbu oleh warga untuk diambil.

Baca juga: Sudah Tes Swab 37 Kali, Gubernur Sumbar Tetap Siap Jadi yang Pertama Disuntik Vaksin

Kepala Pelaksana BPBD Kepulauan Mentawai, Novriadi saat dihubungi TribunPadang.com membenarkan fenomena tersebut.

"Saya sudah konfirmasi ke Kadis Perikanan Mentawai. Menurutnya hal ini fenomena alam biasa, karena adanya perubahan iklim," kata Novriadi, Jumat (8/1/2021).

Dikatakannya, planktonnya banyak dan perairannya cukup bagus sehingga banyak ikan.

Ia juga menyebutkan, pihaknya juga sudah melakukan konfirmasi ke Camat Sikabaluan Siberut Utara.

Baca juga: Vaksinasi Perdana 13-15 Januari 2020, Dibagi 3 Kelompok Besar, Ada Presiden hingga Tokoh Agama

"Memang terjadi banyak ikan di tepi pantai. Itu akibat adanya banyak planton di lokasi tersebut dan perairannya bagus," katanya.

Ia menyebutkan, ikan di lokasi tersebut sedang banyak sehingga dibawa ombak ke bibir pantai.

Dikatakannya, masyarakat yang melihat ikan tersebut datang untuk mengambilnya.

Dijelaskannya, masyarakat yang memasaknya dan memakannya tidak mengalami apa-apa setelah memakan ikan tersebut.

"Ikannya aman-aman saja," katanya.

Baca juga: Bebas dari Lapas Gunung Sindur, Kepulangan Abu Bakar Baasyir Dikawal Ketat

Kejadian Serupa di Ambon

Kejadian serupa pernah terjadi di Ambon. Ribuan ikan mati terdampar di sejumlah pantai di Ambon.

Tak hanya ikan, beberapa jenis biota laut lain turut mati misterius.

Peristiwa langka ini pun menghebohkan warga hingga muncul asumsi pertanda tsunami.

Yohanes, salah satu penduduk Desa Hukurila di pesisir Pantai Tihulesy mengatakan bahwa warga tak berani mengonsumsi ikan-ikan tersebut.

Ratusan ikan mendadak mati terdampar di pantai Desa Rutong, Kecamatan Leitimur Selatan, Ambon, Minggu (15/9/2019) Foto Waty Thenu

"Kami di sini bilang itu jenis ikan batu-batu, tapi kami takut mengonsumsi jangan sampai ikannya terkena racun," ujarnya saat dihubungi Kompas.com Minggu (15/9/2019) malam.

Fenomena terdamparnya ikan di Ambon meluas hingga ke tiga kecamatan.

Awalnya, kasus ikan mati hanya ditemukan di Desa Hukurila dan Rutong, Kecamatan Leitimur Selatan, kini kasus yang sama juga ditemukan di sejumlah pantai lainnya.

Untuk di Kecamatan Leitimur Selatan misalnya, selain di Pantai Desa Hukurila dan Rutong, kasus tersebut juga ditemukan di Pantai Desa Leahari dan juga Pantai Desa Hutumuri.

“Ikan yang mati terdampar di Kecamatan Leitimur Selatan itu ada di Desa Hukurila, Leahari, Rutong dan di Desa Hutumuri, juga ada,” kata Staf Loka Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Sorong Satker Ambon, Wiwit Handayani, kepada Kompas.com, Senin (16/9/2019).

Sempat beredar isu bahwa fenomena tersebut merupakan pertanda tsunami, sejumlah warga pun mengungsi ke ketinggian.

"Malam ini banyak keluarga saya yang sudah mengungsi ke tempat ketinggian dengan perbekalan seadanya, mereka mengungsi karena beredar isu akan terjadi tsunami malam ini," kata Moses salah satu warga Leitimur Selatan kepada Kompas.com via telepon, Senin malam.

Salah seorang staf BPBD Kota Ambon F Puturuhu, juga mengakui bahwa ada warga di kecamatan tersebut yang telah memilih mengungsi termasuk juga kerabatnya.

“Ada keluarga yang mengungsi ke Hila Tanah Putih malam ini. Beta (saya) sudah mencoba berikan pemahaman bagi mereka terkait kondisi yang ada saat ini,” kata F Puturuhu.

Puluhan ekor ikan ditemukan mati terdampar di Pantai Desa PAsso, Kecamatan Baguala, Ambon Senin (16/9/2019)
Puluhan ekor ikan ditemukan mati terdampar di Pantai Desa PAsso, Kecamatan Baguala, Ambon Senin (16/9/2019) (Rahmat Rahman Patty)

Sebelumnya, Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy menegaskan bahwa fenomena tersebut tak ada kaitannya dengan gempa maupun tsunami.

Wali kota pun mengimbau masyarakat agar tak panik dan menyebar isu melalui media sosial yang meresahkan.

Richard juga mengajak warga mempercayai informasi resmi dari pihak berwenag seperti BMKG.

“Yang berwenang menyatakan peringatan dini tsunami itu BMKG jadi selama tidak ada peringatan dini tsunami jangan percaya informasi hoaks yang beredar,”katanya.

Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy didampingi Wakil Wali Kota Ambon, Syarif Hadler dan Sekretaris Kota Ambon, Anthony Gustav Latuheru saat memberikan keterangan kepada waratwan terkait penemuan ribuan ikan mati mendadak di sejumlah pantai di Ambon, Senin (16/9/2019)
Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy didampingi Wakil Wali Kota Ambon, Syarif Hadler dan Sekretaris Kota Ambon, Anthony Gustav Latuheru saat memberikan keterangan kepada waratwan terkait penemuan ribuan ikan mati mendadak di sejumlah pantai di Ambon, Senin (16/9/2019) (Kompas.com/Rahmat Rahman Patty)

Keterangan BMKG

BMKG Stasiun Ambon mengimbau kepada warga di Kecamatan Leitimur Selatan, Ambon, yang telah mengungsi ke sejumlah tepat agar dapat kembali ke rumah-rumahnya masing-masing.

“Jadi diimbau kepada masyarakat tetap tenang, jangan panik dan segera kembali ke rumah masing-masing,”kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Ambon, Andi Azhar Rusdin kepada Kompas.com saat dihubungi Senin (16/9/2019) malam.

Dia menjelaskan, hingga saat ini kondisi kegempaan di wilayah Maluku maupun Pulau Ambon saat ini dalam staus yang normal.

Sehingga, warga diimbau agar jangan sampai terpancing dengan isu-isu menyesatkan yang dapat menimbulkan keresahan di masyarakat.

“Kami mengimbau kepada warga dapat mengikuti informasi resmi dari BMKG baik melalui website maupun lewat akun media sosial seperti Facebook, Twitter, maupun Instagram. Kami juga mengimbau agar warga dapat mengaktifkan aplikasi android untuk mendapat informasi BMKG,” ujarnya.

Dia menerangkan, tsunami terjadi karena ada pemicunya, seperti gempa bumi tektonik, gempa bumi vulkanik atau letusan gunung berapi, longsor bawah laut atau longsoran tebing, meteor yang jatuh di laut dan ulah manusia seperti meledakan bom dengan skala besar di laut.

“Tetapi itu sangat jarang terjadi, di atas 80 persen kejadian tsunami itu dipicu oleh gempa bumi tektonik, jadi sampai saat ini tidak ada tanda-tanda akan mau terjadi tsunami di Ambon,” jelas Andi.

apabila ke depan ada gempa besar yang skalanya diatas 7 magnitudo dan memenuhi persyaratan terjadi tsunami pasti BMKG akan mengeluakan peringatan dini tsunami.

”Tapi untuk saat ini kondisi kegempaan di Ambon normal jadi warga jangan sampai termakan isu-isu tidak bertanggung jawab,” katanya. (*)

Tulisan ini diulas dari artikel yang terlah terbit di TribunPadang.com berjudul; Fenomena Aneh di Sumbar, Ribuan Ikan Terdampar di Pantai Sikabaluan Mentawai

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved