Normalisasi Hubungan Israel-UEA dan Bahrain Berlanjut, Ada 5 Alasan Meski Khianati Palestina
Delegasi Israel dan Uni Emirat Arab (UEA) menandatangani perjanjian perdamaian pada Selasa (15/9/2020) waktu setempat
TRIBUNPADANG.COM - Delegasi Israel dan Uni Emirat Arab (UEA) menandatangani perjanjian perdamaian pada Selasa (15/9/2020) waktu setempat.
Sebagaimana diketahui bahwa perjanjian ini merupakan sejarah baru hubungan Israel dengan negara-negara Arab.
Mengenai normalisasi ditengahi Amerika Serikat (AS) dan penandatanganan yang dilangsungkan di Gedung Putih.
Pada kesempatan bersejarah itu, Menteri luar negeri (Menlu) Bahrain juga menghadiri acara tersebut.
Pihaknya akan menandatangani perjanjian normalisasi hubungan dengan Israel, sebagaimana diumumkan Presiden AS Donald Trump pekan lalu.
Berikut 5 alasan mengapa normalisasi hubungan Israel-UEA dan Bahrain dinilai penting menurut BBC:
1. Negara Teluk Melihat Lebih Banyak Peluang Perdagangan
Kesepakatan ini akan membantu orang-orang negara Teluk yang ingin berbisnis dan berlibur.
Sepertinya, AS membantu melancarkan normalisasi ini dengan iming-iming UEA bisa membeli senjata canggih, yang tidak bisa dibeli UEA dulu.
Beberapa di antaranya pesawat tempur F-35 dan pesawat perang EA-18G Growler.
Diketahui UEA memiliki angkatan bersenjata lengkap di Libya dan Yaman.
Namun musuh potensial mereka, Iran berada tepat di sisi lain Negara Teluk.
• Palestina Bereaksi Wilayah Dihapus di Peta Online, Ancam Tuntut Apple dan Google
• Terkait UEA-Israel Normalisasi Hubungan, Otoritas Palestina Tarik Duta Besar

Israel dan AS saling bertukar kecurigaan terhadap Iran kepada UEA dan Bahrain.
Hingga 1969 Iran kerap mengklaim Bahrain sebagai bagian dari wilayahnya.
Sebenarnya kedua UEA dan Bahrain hampir tidak pernah menyembunyikan hubungan dengan Israel.
Bahkan kedua negara ini berharap bisa berdagang secara terbuka karena Israel memiliki sektor teknologi tercanggih di dunia.