GEGER Gelembung Busa Raksasa Keluar dari Tanah di Sijunjung, Tiba-tiba Membeku Mirip Salju
Berita viral: viral di media sosial Instagram kemunculan gelembung busa raksasa di Sijunjung, Sumatera Barat (Sumbar) pada Kamis (10/9/2020).
Penulis: Rezi Azwar | Editor: Saridal Maijar
TRIBUNPADANG.COM, SIJUNJUNG - Viral di media sosial Instagram kemunculan gelembung busa raksasa di Sijunjung, Sumatera Barat (Sumbar) pada Kamis (10/9/2020).
Gelembung busa ini membuat geger, karena disebut-sebut keluar dari tanah, dan tiba-tiba membeku mirip salju.
Tumpukan buih berwarna putih tersebut ditemukan di kebun warga di Solok Pantai, Jorong Bukit Gombak, Nagari Padang Laweh, Kecamatan Koto VII, Kabupaten Sijunjung.
Foto dan video kejadian ini banyak dibagikan di media sosial Instagram, salah satunya akun @bukittinggiku.
• VIRAL Gelembung Busa Muncul di Sijunjung, Ini Penjelasan Dinas Lingkungan Hidup Sumbar
• Gelembung Busa Muncul di Sijunjung, Hasil Pemeriksaan Sementara Tidak Ada Indikasi (0) Gas CO & H2S
"Fenomena aneh terjadi di Sijunjuang tepatnya di tanjuang ampalu, tiba tiba busa yang membeku keluar dari tanah. Menurut laporan yang damin terima busa tersebut keluar mulai dari tadi pagi."
"Sampai saat ini damin masih mencari cari infonya karna juga penasaran lah ya, kalau ado sanak nan tau kejadian nyo silahkan caritoan dikolom komen," tulis akun @bukittinggiku.
Penjelasan BPBD dan Polisi
Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sijunjung, Henry Chaniago saat dihubungi TribunPadang.com membenarkan adanya fenomena tersebut.
"Saat ini ditangani oleh Dinas Lingkungan Hidup untuk mencari tahu apa sebenarnya itu."
"Dinas Lingkungan Hidup sudah mengambil sampel untuk dibawa ke Padang," kata Henry Chaniago, Kamis (10/9/2020).
• UPDATE Corona Sumbar 11 September 2020: Tambah 27 dari Padang, Bukittinggi, Agam & Dharmasraya
• VIRAL Video Wanita Telanjang Dada Diarak Warga di Pasaman Sumbar, Didorong, Pakaiannya Ditarik
Pihaknya belum mengetahui apa yang menjadi penyebab kemunculan gelembung busa tersebut.
Paur Humas Polres Sijunjung, Iptu Nasrul Nurdin mengaku, pihaknya sudah mendapatkan informasi dari Kepala Jorong Bukit Gombak sekitar pukul 09.45 WIB.

"Iya, dilaporkan adanya tumpukan buih berwarna putih, sehingga mengundang perhatian banyak warga untuk datang ke lokasi tersebut," kata Nasrul Nurdin.
Nasrul belum mengetahui penyebab dan dari mana asal gelembung busa tersebut.
"Kapolsek Koto VII beserta personel telah melakukan pemasangan garis polisi agar masyarakat yang akan melihatnya tidak menyentuh buih," katanya.
• VIRAL Surat Terbuka Dokter Jantung untuk Gubernur Sumbar: Benteng Terakhir Hampir Kolaps
• Pelaku Begal Payudara di Padang Kabur Setelah Video Viral, Identitas Pelaku Sudah Diketahui
DLH Bawa Sampel ke Labor
Gelembung busa berukuran besar muncul tiba-tiba di Jorong Bukit Gombak, Nagari Padang Laweh, Kecamatan Koto VII, Kabupaten Sijunjung.
Kemunculan pertama busa-busa itu diketahui terjadi sejak Kamis (10/9/2020) pagi.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sumbar, Siti Aisyah saat dihubungi TribunPadang.com mengatakan, gelembung busa tersebut muncul berwarna putih dan tidak berbau.

Menurutnya, Tim DLH Sijunjung telah membawa sampel tersebut untuk diperiksa di laboratorium.
"Adapun yang membawa sampel dari DLH Sijunjung, serta baru-baru ini (dibawa). Hasil baru keluar paling cepat seminggu," kata Siti Aisyah.
Hasil pemeriksaan sementara DLH Kabupaten Sijunjung, kata Siti Aisyah, kandungan gelembung busa tidak ditemukan indikasi (0) gas mudah terbakar (COMB/EX atau LEL) dan tidak ada indikasi (0) gas CO dan H2S.
• VIRAL Sumur Bor Pamsimas di Ranah Pasisia Keluarkan Air dan Gas, Telah Dipasang Garis Polisi
• VIRAL Anak Petani di Agam Naik Bukit Cari Sinyal Demi Wisuda Virtual, Sang Ayah Ikut Bangga
Namun, hingga saat ini lanjutnya, yang terdeteksi hanya kandungan O2.
"Itu baru gasnya. Itu baru dengan alat portable. Kalau cairannya mesti di laboratorium," ungkap Siti Aisyah.
Siti Aisyah melanjutkan, kadarnya rendah makanya tidak terdeteksi.
Artinya, imbuh Siti Aisyah, bahwa bukan gas yang mesti diukur, melainkan fraksinya.
"Makanya yang diukur aerosolnya (busa) dan cairannya," tutur Siti Aisyah. (*)