Perawat Corona Meninggal
Perawat Covid-19 RS Semen Padang Meninggal Jelang Pernikahan, Dirut SPH Tak Kuat Menahan Tangis
Seorang perawat di Semen Padang Hospital (SPH) Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) meninggal dunia pada Selasa (16/6/2020).
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: afrizal
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Seorang perawat di Semen Padang Hospital (SPH) Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) meninggal dunia pada Selasa (16/6/2020).
Perawat tersebut meninggal dunia dalam menjalankan tugas penanganan Covid-19.
Video pemberian penghormatan terakhir kepada perawat yang bernama Risa Afrina tersebut viral di Instagram.
• Perawat Covid-19 di RS Semen Padang Tiba-tiba Meninggal saat Tugas, Diduga Serangan Jantung
Video berdurasi 1 menit diunggah akun Instagram @pdg24jam.
Di bagian awal video tersebut, terpampang foto perawat berjenis kelamin perempuan bernama Risa Afrina.
Di bawah foto, tertulis "Innalilahi Wainnailaihi Raji'un"
"Selamat jalan Pahlawan Kemanusiaan dalam mengemban tugas sejawat kita: Ns. Risa Afrina S.kep. Semoga Almarhumah Sahid di jalan Allah. Dan Keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan."
• Sebelum Meninggal Dunia, Perawat Covid-19 SPH Masih Dalam Kondisi Ber-APD Lengkap
Video tersebut lalu menampilkan sejumlah laki-laki mengangkat peti ditutupi kain keranda ke dalam mobil ambulans.
Turut juga menampilkan sebuah mobil ambulans yang keluar dari tempat parkir SPH.
Ada ratusan orang berseragam biru atau putih yang berdiri di kiri-kanan jalan sembari menyanyikan lagu 'Gugur Bunga'.
Sudah Hitung Hari Pernikahan
Direktur Utama SPH Farhan Abdullah tak sanggup menyembunyikan kesedihannya saat menceritakan perawatnya meninggal dunia.
Ia mengatakan, saat membesuk perawat tersebut ia sempat melihat calon suami sang perawat.
"Berlinang air mata calon suaminya saya lihat," kata Farhan Abdullah.
Dia juga sudah memberikan keterangan dengan baik kepada pihak keluarga.

• Viral Video Perawat SPH Meninggal Dunia, Dinas di Hari Pertama Tangani Pasien Covid-19
Awal-awal pihak keluarga merasa sedih.
"Siapa sih yang tidak sedih keluarganya meninggal dunia. Apalagi melihat anak, apalagi almarhumah sedang menghitung hari untuk melangsungkan pernikahan."
"Merinding saya, sedih kita, tapi Allah berkata lain. Itu pilihan yang terbaik untuk dia," tutur Farhan Abdullah menangis dan menghapus air matanya.
Farhan Abdullah mengatakan, dirinya hampir tidak pernah menangis selama 30 tahun, karena basicnya sebagai tentara.
Dia menangis hanya saat orang tuanya meninggal dua tahun lalu.
• Tata Cara PPDB Online SMP di Padang untuk Lulusan MI atau Sekolah di Bawah Naungan Kemenag
"Saya sedih tidak bisa membantu," tuturnya dengan suara serak dan kembali menangis.
"Saya yang menangani perawat tersebut. Saya yang melakukan pijit jantung luar. Saya yang melakukan oksigenasi."
"Saya bukan apa-apa. Dia adalah nakes di garda terdepan," ujar Farhan Abdullah perlahan.
Kemudian ia meminta masyarakat untuk jaga jarak, pakai masker, dan selalu cuci tangan.
Itu adalah bentuk sayang kepada tenaga medis.

• Kadis Perdagangan: Kasus Positif Covid-19 di Pasar Bandar Buat Dinyatakan Sembuh
"Kalau enggak kami tunggu di sini, rumah sakit," tambah Farhan Abdullah.
Farhan Abdullah menuturkan, seluruh karyawan Semen Padang Hospital termasuk dengan dirinya melepas jenazah nakes Risa sembari diiringi lagu gugur bunga.
"Mereka adalah pahlawan kami. Nakes di garda terdepan," sebutnya.
Terkait penghargaan terhadap nakes yang gugur dalam bertugas, dari pihak perusahaan ada sesuatu yang diberikan.
"Kami juga akan mengajukan surat secara berjenjang ke Dinkes, biasanya diberi oleh pemerintah dalam bentuk santunan untuk nakes yang gugur dalam bertugas," ucap Farhan Abdullah.
• 2000 Orang Ikuti Swab Massal di Pasar Raya Padang, Kadis Perdagangan: 246 Positif, Sembuh 50 Persen
Untuk karyawan dan nakes lain Farhan Abdullah berpesan, jangan pernah menyerah karena memang dalam menghadapi Covid-19 kadang memang harus bertukar nyawa dengan pasien.
"Jangan pernah takut dan menyerah serta selalu maju ke depan," tutup Farhan Abdullah.
Kronologi Perawat Meninggal
Direktur Utama SPH Farhan Abdullah menjelaskan, perawat tersebut bertugas di ruang lantai empat dan lima yang khusus merawat pasien covid-19.
Kata Farhan Abdullah, perawat tersebut memang sengaja direkrut membantu SPH untuk menangani pasien Covid-19.
Hari pertama dan kedua, perawat tersebut menjalani pembekalan tentang bagaimana penanganan Covid-19 dan pemakaian APD.
Serta cara melepaskan APD dalam keadaan tertentu jika sesak dan bagaimana melepaskan masker.
• PPDB Tingkat SMP di Kota Padang Dimulai Hari Ini, Murni Online Melalui psb.diknaspadang.id
"Hari ketiga, kemarin itu adalah hari pertama ia dinas di ruang Covid-19. Ia ditugaskan oleh Karu menemani pasien yang akan di swab di lantai satu ruang isolasi Covid-19 di lantai bawah," jelas lanjut Farhan Abdullah.
Lima belas menit bertugas, ungkap Farhan Abdullah, perawat tersebut mengeluh tidak enak badan.
Karena ia kenal dengan petugas keamanan di lantai satu, maka diantarkan ke lift untuk kembali ke ruang rawat Covid-19 supaya bisa istirahat.
Kebetulan Farhan Abdullah setelah melakukan swab menuju ke lantai lima untuk melakukan swab di lantai lima.
"Entah kenapa saya turun ke lantai empat. Saya enggak ada pasien yang mau di swab di lantai empat tersebut."
"Kami menuju ke lantai empat. Saat di lantai empat tersebut, perawat laki-laki yang mendampingi saya melapor bahwasanya ada perawat yang pingsan di selasar yang diberitahu pasien," ungkap Farhan Abdullah.

• Data Zonasi Sekolah PPDB Online SMP di Padang Berdasarkan Kelurahan dan Tata Cara Pendaftaran
Farhan Abdullah menyebut, perawat membawa dia ke ruangan di zona merah untuk bertemu nakes tersebut.
"Di sana saya buka maskernya. Saya geser ke zona kuning. Saya lakukan pijit jantung luar."
"Saya lakukan oksigenasi dengan ambu dan oksigen terpasang tabung kecil," jelas Farhan Abdullah.
Setelah itu, ia memerintahkan agar perawat itu dibawa ke ruang ICU.
Di sana, Farhan Abdullah melakukan pemasangan bedside monitor, pemasangan alat bantu pernapasan, lebih kurang 1 jam tidak ada respon.
• PPDB Tingkat SMP di Kota Padang Murni Online, Kendala Registrasi Akan Dibantu Disdik
"Pukul 12.40 WIB nakes tersebut dinyatakan meninggal, diduga ada serangan jantung. Kami tidak duga sebelumnya," tutur Farhan Abdullah.
Dijelaskan Farhan Abdullah, kelainan jantung macam-macam penyebabnya.
Bisa karena susah bernafas, kekurangan oksigen, atau dia sebelumnya ada penyakit penyerta.
"Kenapa diduga jantung? Itu karena tiba-tiba, biasanya kalau kematian penyebabnya tiba-tiba atau Cardiac arrest (hilangnya fungsi jantung secara tiba-tiba dan mendadak) yang kita duga pertama adalah kelainan jantung," imbuh Farhan Abdullah. (*)