WHO Ingatkan Bahaya Herd Immunity, Jangan Samakan Manusia Dengan Hewan Ternak

Saat ini istilah Herd Immunity viral di tengah masyarakat. WHO ingatkan bahayanya dan minta jangan samakan manusia dengan hewan ternak. Beberapa neg

Editor: Mona Triana
TRIBUN/HO
Petugas medis melakukan swab test kepada warga pada Program BNI Berbagi Swab Test di Jakarta, Rabu (20/5/2020). BNI bekerja sama dengan jaringan Rumah Sakit Bunda dan JSK Group menggelar swab test COVID-19 secara gratis untuk 30.000 peserta. TRIBUNNEWS/HO 

TRIBUNPADANG.COM - Saat ini istilah Herd Immunity viral di tengah masyarakat.

WHO ingatkan bahayanya dan minta jangan samakan manusia dengan hewan ternak.

Beberapa negara di Eropa bahkan beranggapan jika teori Herd immunity ini akan mampu mengatasi wabah corona.

Namun, alih-alih mendukung kepercayaan ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan bahayanya Herd Immunity.

Apalagi, jika dipercaya untuk mengatasi pandemi Covid-19.

WHO Memperingatkan Dunia Harus Belajar Hidup Berdampingan dengan Virus Corona

WHO Desak Semua Negara Selidiki Ulang Kasus Awal Covid-19, Ada Temuan Baru di Perancis

Ilustrasi bersin sering dikaitkan gejala covid-19 atau virus corona (brightside.me)
Ilustrasi bersin sering dikaitkan gejala covid-19 atau virus corona (brightside.me) ()

Lantas, apa yang sebenarnya dimaksud dengan herd immunity dan mengapa digunakan beberapa negara untuk menghadapi wabah?

Herd immunity atau kekebalan kelompok merupakan sebuah teori yang muncul dari konsep hewan.

Epidemiolog dr Dicky Budiman M.Sc.PH, PhD (Cand) Global Health Security CEPH Griffith University menjelaskan, konsep awal herd immunity berasal dari kesehatan hewan yang mengutamakan kesehatan secara kelompok.

"Dengan arti lain tidak terlalu mengutamakan kesehatan individu," kata Dicky, dikutip TribunMataram.com dari Kompas.com.

Dia menambahkan, terkait pada kesehatan manusia, herd immunity merupakan konsep yang dilakukan saat vaksin tersedia untuk mencegah penyakit menular.

Konsep herd immunity saat vaksin ada tersebut, lanjut Dicky, digunakan karena secara realita selalu ada kesulitan untuk mencapai cakupan imunisasi 100 persen.

"Sehingga pada beberapa kondisi, ditargetkan setidaknya (misal) 90 persen telah terimunisasi," ujar dia.

Sehingga yang telah terimunisasi ini akan menjadi barier atau benteng bagi orang yang masih belum terproteksi.

Artinya, konsep herd immunity tanpa adanya vaksin merupakan kesalahan dan juga tidak manusiawi.

"Karena berarti, mengabaikan hak kesehatan individu dan menempatkan masyarakat pada posisi berbahaya," tegas Dicky.

Bahan Pembuat Hand Sanitizer Sesuai Anjuran WHO Guna Cegah Penyebaran Virus Corona, Pakai Air Steril

WHO Pilih Malaysia jadi Tempat Uji Coba Obat Covid-19, Ternyata Ini Alasan di Baliknya

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved