WHO Ingatkan Bahaya Herd Immunity, Jangan Samakan Manusia Dengan Hewan Ternak
Saat ini istilah Herd Immunity viral di tengah masyarakat. WHO ingatkan bahayanya dan minta jangan samakan manusia dengan hewan ternak. Beberapa neg
Menurut WHO, konsep ini justru berbahaya jika diterapkan pada manusia.
WHO sebelumnya telah memperingatkan bahwa teori Herd Immunity untuk mengatasi virus corona sangat berbahaya.
Direktur eksekutif program darurat kesehatan WHO Dr Mike Ryan menegaskan bahwa manusia bukanlah kawanan ternak.
"Ini adalah penyakit serius. Ini adalah musuh publik nomor satu. Kami mengatakannya lagi, lagi, dan lagi," kata Dr Ryan diberitakan The Telegraph, 12 Mei 2020.
Lebih lanjut, menurut Dicky, Indonesia saat ini masih bisa melakukan upaya untuk melakukan strategi pandemi.
Sementara itu, ciri pemerintah yang menerapkan konsep atau strategi herd immunity yaitu dengan tidak melaksanakan strategi pandemi (testing, tracing, isolasi) secara serius atau bahkan sama sekali tak melakukannya.
• Begini Cara Membuat Hand Sanitizer yang Mudah di Rumah Sesuai Panduan WHO, Bisa Cegah Corona
• WHO Surati Presiden Jokowi, Minta Mendeklarasikan Darurat Nasional Virus Corona
"Jadi inti negara yang menerapkan herd immunity atau tidak itu terlihat pada kemauan dan kemampuannya," papar dia.
Ia menyampaikan, ada negara maju seperti Inggris atau Swedia yang mempunyai kemampuan, tapi terlihat tidak ada kemauan untuk melakukan strategi utama pandemi, dan cenderung ke herd immunity.
Sementara negara seperti Indonesia, masih mempunyai kemauan untuk melakukan strategi testing, tracing, dan isolasi.
Tapi, ada tantangan dalam kemampuan melaksanakannya.
Tantangan kemampuan tersebut seperti kapasitas laboratorium, SDM, penyusunan strategi komprehensip, dana, dan lainnya.
Dampak Buruk Herd Immunity
Dicky menegaskan, strategi herd immunity dalam pandemi Covid-19 akan menimbulkan tidak hanya kematian dan kesakitan yang berjumlah jutaan, namun juga tidak dijamin akan berhenti.
Hal ini dikarenakan potensi kekebalan yang timbul setelah penderita Covid-19 pulih masih belum dapat dipastikan akan bertahan berapa lama.
"Potensi kematian jika strategi herd immunit dipilih (di Indonesia) bisa hingga 2 juta jiwa," ujar Dicky.