KISAH Mahasiswa Asal Sumbar Kuliah di Sudan, Suka-Duka Hadapi Pandemi Covid-19 di Negeri Orang

Shofin Alfikri, mahasiswa asal Solok, Sumatera Barat (Sumbar) menjalani puasa sedikit berbeda dibandinkan kondisi pada tahun se

Penulis: Rima Kurniati | Editor: Emil Mahmud
ISTIMEWA
Shofin Alfikri bersama kawan-kawannya mahasiswa yang menuntut ilmu di perguruan tinggi Negara Sudan. Foto diambil sebelum diberlakulan karantina wilayah di Sudan, baru-baru ini. 

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rima Kurniati

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Shofin Alfikri, mahasiswa asal Solok, Sumatera Barat (Sumbar) menjalani puasa sedikit berbeda dibandinkan kondisi pada tahun sebelumnya di Negara Sudan.

Mahasiswa S1, semester 3 jurusan Bahasa dan Terjemahan di Universitas Internasional Afrika ini menuturkan setelah pemerintah negara itu memberlakukan karantina wilayah.

Sejak diberlakukannya kebijakan antisipasi penyebaran covid-19, kegiatan belajar dan perkuliahan diliburkan.

Bahkan, tidak ada perkuliahan online dan terhitung sudah satu bulan sejak ditetapkan awal bulan April 2020 lalu.

Selain itu, harga-harga barang dan kebutuhan di Sudan mengalami kenaikan. Serta gas untuk memasak mengalami kelangkaan, alat transportasi umum tidak ada, kalaupun ada pun ongkosnya relatif mahal.

"Dampak kebijakan ini, mahasiswa kesulitan membeli barang-barang karena harga mahal, terutama mahasiswa yang tidak dapat kiriman atau beasiswa yang terputus lantaran pandemi covid-19," kata Shofin Alfikri, saat dihubungi, Selasa (12/5/2020).

UPDATE Corona di Sumbar Terus Bertambah, Per 12 Mei 2020 Total 319 Pasien Positif Covid-19

UPDATE Corona di Padang, Per 12 Mei 2020 Total 189 Positif, 43 Sembuh dan 15 Meninggal Dunia

Shofin Alfikri mengungkapkan bukan hanya dirinya yang merasakan beratnya puasa di Sudan, namun juga dirasakan 46 mahasiswa Sumbar lainnya.

Menurutnya, mahasiswa Sumbar di Sudan ada 46 orang. Di antaranya, 1 orang baru menyelesaikan program doktoral di Universitas Bahktar.

Dua orang pasca sarjana Universitas Alqur'anulkarim. Kemudian 41 orang program S1 tersebar di Universitas Internasional Africa, Akademi Tajuk Hafidzin, dan Markaz Zaim Alazhari.

Lanjutnya, saat ini di Sudan sedang musim panas yang berlangsung mulai penghujung Bulan Februari hingga Juni 2020 mendatang.

"Saat musim panas suhu di Sudan bisa mencapai 43°C, maka puasa di Sudan agak berat dibanding di Indonesia,"ungkap Shofin.

Tidak hanya itu, menurutnya suasana Ramadan tahun ini pun terasa berbeda dengan tidak adanya tradisi menghidangkan menu berbuka di jalanan.

Dibandingkan-tahun sebelumnya, masyarakat Sudan terbiasa menghidangkan menu berbuka di jalan-jalan, halaman rumah. Hanya saja, lanjutnya pada tahun ini justru sudah tidak ada lantaran adanya kebijakan karantina wilayah.

"Kabar terakhir yang saya dapatkan dari KBRI Khartoum, jumlah kasus positif sudah 1526, sembuh 161 dan wafat 74 orang," ungkap penerima beasiswa dari Kemenag ini.

Ulangi Langgar PSBB, Siap-siap Akan Diblokir Urus SKCK dan Perpanjangan SIM

Tim Damkar Kota Padang Evakuasi Ular Piton 4 Meter, Warga Ramai Abadikan Pakai Kamera HP

Halaman
12
Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved