Viral Curhat Orang Tua yang Bayinya Meninggal Setelah Telantar di RSUP M Djamil Padang

Viral di Medsos curhatan seorang ibu yang bayinya meninggal sebelum mendapat perawatan medis di RSUP M Djamil Padang.

Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Saridal Maijar
Facebook Rydha Brt
Viral curhat orang tua yang bayinya meninggal dunia setelah diduga terlantar di RSUP M Djamil Padang. 

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Viral di Medsos curhatan seorang ibu yang bayinya meninggal sebelum mendapat perawatan medis di RSUP M Djamil Padang.

Bayi tersebut adalah Isyana Putri Aisyah, putri dari pasangan suami istri Fery Hermansyah dan Rydha asal Pariaman, Sumatera Barat ( Sumbar).

Bayi Isyana Putri Aisyah meninggal di RSUP M Djamil Padang, Rabu (29/4/2020) lalu.

Pesan Berantai Sebut Pegawainya Positif Corona, SJS Plaza Padang Lapor Polisi, Faktanya Terungkap

Orang tua Isyana, Rydha dalam unggahan di akun media sosial facebook-nya menganggap kematian bayinya akibat ditelantarkan oleh pihak rumah sakit.

Rydha merasa tidak percaya dengan apa yang dialaminya.

Dalam unggahannya, Rydha bercerita kronologi anaknya hingga meninggal dunia.

Awalnya, bayi Isyana mengalami sesak napas setelah menyusui pada, Rabu (29/4/2020) sekitar pukul 10.00 WIB.

Namun, tidak disertai panas, demam, dan batuk seperti keluhan penderita Covid-19.

Kabar Baik, Tambah 5 Pasien Sembuh Corona di Sumbar, Total Sudah 35 dari 195 Kasus

Sekitar pukul 11.00 WIB, bayi Isyana dibawa ke rumah sakit Aisyah Pariaman dengan suhu badan yang normal.

Namun karena peralatan tidak memadai, bayi Isyana dirujuk ke RSUP M Djamil Padang.

Rydha menyampaikan, ia jauh-jauh dari Pariaman membawa anaknya ke Padang karena diberi referensi rumah sakit di Padang peralatannya lengkap untuk anak bayi.

Ia berangkat dengan ambulans RSU Aisyah Pariaman menuju rumah sakit M Djamil Padang.

Dia hanya berharap putrinya mendapat perawatan medis segera, bahkan mobil yang ia kendarai melaju dengan kecepatan begitu tinggi.

BREAKING NEWS: Tambah 13 Pasien Positif Corona di Sumbar Hari Ini, Total jadi 195 Kasus

"Pukul 14.00 WIB tiba di RSUP M Djamil Padang," ujar Rydha.

Setibanya di RSUP M Djamil Padang, Rydha mengatakan, ia dan putrinya ditolak pihak rumah sakit dengan alasan bangsal anak sudah penuh.

Padahal sebelum menuju rumah sakit, ia sudah memantau dari saudaranya yang bekerja rumah sakit tersebut, bahwasanya kondisi bangsal anak sepi.

"Makanya kami dan tim Rumah Sakit Aisyah Pariaman memberanikan diri untuk segera berangkat," kata Rydha.

Rydha bercerita, setiba di rumah sakit pun ia dan keluarga sempat tak disambut.

Korban Terseret Arus Sungai Batang Tangah Dievakuasi, Diperkirakan Hanyut Sejauh 5 Kilometer

Bahkan sampai 1 jam lebih ia dan bayi Isyana masih menunggu di ambulance karena tidak ada respon dari pihak rumah sakit.

"Sampai-sampai oksigen di ambulance tersebut habis sejak pukul 14.00 WIB. Hingga pukul 17.00 tidak ada diberikan pertolongan apa-apa sampai akhirnya anak saya meninggal," cerita Rydha.

Setelah melalui perdebatan panjang akhirnya pihak rumah sakit menerima Isyana dengan penanganan pasien Covid-19.

Namun, Rydha tidak terima dengan perlakuan tersebut, sebab sejak lahir 29 Maret 2020 hingga 29 April 2020, putrinya tak pernah menderita sakit apapun.

Ia mengatakan bayinya dalam kondisi sehat.

Korban Terseret Arus Sungai Batang Tangah Dievakuasi, Diperkirakan Hanyut Sejauh 5 Kilometer

Rydha sangat menyayangkan prosedur yang ditetapkan rumah sakit kala itu.

Ia menilai pihak rumah sakit lebih mementingkan tes Covid-19 pada semua pasien yang datang ke IGD daripada lebih dulu menyelamatkan nyawa seorang anak bayi umur satu bulan yang dalam kondisi sangat kritis.

Setelah dinyatakan meninggal, kepulangan anaknya pun dipersulit.

"Dari pukul 17.00 WIB anak saya meninggal dan pukul 21.30 malam baru bisa dibawa pulang," katanya.

Ia memutuskan membawa pulang jenazah anaknya, karena tidak bisa menunggu lama dan tidak ada kepastian dari pihak rumah sakit.

Rydha merasa hancur melihat suami menggendong putrinya ke atas mobil.

Warga Pasaman Terseret Arus Sungai Ditemukan Meninggal Dunia, Pencarian Dilakukan 4 Hari

Sementara, sampai di depan bagian administrasi tak ada satupun dari petugas yang berani keluar dan malah semua merasa ketakutan.

Rydha mengatakan semua keluarganya sangat berontak tak terima atas SOP yang diterapkan rumah sakit.

Tak satupun petugas rumah sakit yang datang menghampiri untuk memberikan penjelasan.

"Mirisnya lagi sejak pukul 17.00 hingga pukul 21.00, tak satupun dari petugas masuk ke ruangan," terangnya.

Setelah pukul 21.00 WIB itulah petugas baru datang dan itupun perawat ganti shift.

Warga Sumbar yang Positif Corona Berusia 20 hingga 29 Tahun, Waspadai Bagi Tua dan Muda

Bodohnya, ujar Rydha, petugas kaget melihat anaknya membeku dan hal itu membuat murka suaminya.

"Apakah mungkin perawat itu tidak tahu anak kami sudah lama meninggal?."

"Sangat tidak masuk akal, masih terngiang di telinga ini suara tangisan suami lewat seluler setiap saat karena hanya ditinggal berdua sama bayi saya yang sudah tak bernyawa."

"Badan anak saya pun sudah begitu dingin selama lebih kurang 4 jam di ruangan itu," ucap Rydha.

Rydha tahu kematian putrinya adalah ajal dan dia sudah ikhlaskan itu.

Dia meyakini bayi mungilnya akan masuk surga.

Hanya saja, ia tak bisa menerima perlakuan paramedis.

Menanggapi hal tersebut, Direktur RSUP M Djamil Padang, Yusirwan Yusuf mengatakan, bayi satu bulan tersebut terdeteksi sebagai pasien covid-19.

Tapi data yang dikirim oleh rumah sakit awal, tidak sesuai, sehingga pasien begitu dimasukan ke isolasi, dia sesuai protap harus di swab.

Hal ini dilakukan agar supaya tidak tertular ke yang lain.

"Namun, orang tuanya tidak bersedia."

"Dari sinilah terjadi, ada beberapa split, mau dimasukkan ke ruangan yang tidak Covid-19, kita takutnya Covid-19."

"Dimasukkan ke ruangan Covid-19, nantinya anak ini tidak Covid," ujar Yusirwan Yusuf.

Yusirwan Yusuf mengatakan, makanya penting sekali standar memilah pasien ini Covid-19 atau tidak.

"Ini yang mereka (pihak keluarga) tidak mau. Jadinya, seakan-akan justru terbengkalai, ditungguin akhirnya mereka larikan."

"Itu sudah ada kronologisnya. Kami mengimbau kalau ada memang apa-apa kita bersedia memberikan kronologisnya," tutur Yusirwan Yusuf. (*)

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved