Corona Sumbar

Korem 032/Wirabraja Menghadapi Gejolak Sosial dan Ketahanan Pangan Akibat Dampak Covid-19

Tak dapat disangkal, kehadiran Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) telah menyebabkan kematian di berbagai negara, termasuk di Indonesia, bahkan di Sum

Editor: Emil Mahmud
ISTIMEWA/DOK.PENREM 032/WIRABRAJA
Danrem 032/Wirabraja, Brigjen TNI Kunto Arief Wibowo bersama timnya saat hadir dalam kegiatan bakti sosial di salah satu wilayah teritorial Korem 032/Wirabraja yang meliputi Sumatera Barat (Sumbar) beberapa waktu lalu 

TRIBUNPADANG.COM - Tak dapat disangkal, kehadiran Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) telah menyebabkan kematian di berbagai negara, termasuk di Indonesia, bahkan di Sumatera Barat (Sumbar).

Selain dampak kesehatan, imbas dari penyakit yang pertama kali muncul di Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China (RRC) pada akhir 2019 lalu itu, juga telah melumpuhkan sendi perekonomian masyarakat.

Rilis penerangan korem (Penrem) 032/Wirabraja (Wbr) yang diterima TribunPadang.com, Selasa (7/4/2020) menyebutkan pPenularan virus yang begitu cepat menyebar dari manusia ke manusia, membuat serangan Covid-19 ini tak ubahnya seperti perang gerilya.

Selain itu, makhluk halus (mikro) yang tidak tampak oleh kasat mata, korban yang berjatuhan juga tak mengenal status sosial.

Ilustrasi : Virus Corona
Ilustrasi : Virus Corona (Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S)

Untuk mencegah penyebaran penyakit ini, pemerintah telah mengambil kebijakan dan langkah menjaga jarak sosial (sosial distance) atau membatasi interaksi sosial, tetap tinggal di rumah (stay home), kebijakan belajar, bekerja, dan beribadah di rumah, dan sekarang tengah menyiapkan karantina kewilayah (lockdown) atau membatasi perpindahan orang.

Kabar Baik, Dua Pasien Positif Corona di Sumatera Barat Dinyatakan Sembuh

Korem 032/Wirabraja Berikan Bilik Disinfektan Kepada RSUP M Djamil dan RST TK III Reksodiwiryo

Masalahnya adalah bagaimana negara, dalam hal ini pemerintah, menjamin ketersediaan pangan rumah tangga selama masa karantina wilayah, terutama untuk rumah tangga miskin.

“Pencegahan dan pengobatan secara medis saja tidaklah cukup. Tapi juga harus diikuti dengan kebijakan mendasar, yaitu bagaimana memperkuat ketahanan pangan rumah tangga,” kata Komandan Korem (Danrem) 032/Wbr, Brigjen TNI Kunto Arief Wibowo.

Saat ini kata danrem, jumlah rumah tangga miskin berdasarkan data BPS September 2019, mencapai 9,22 persen, yang tersebar di daerah perkotaan 6,56% atau 9,86 juta jiwa.

Sementara di daerah pedesaan jumlahnya mencapai 12,60% atau sekitar 14,93 juta jiwa, yang mayoritas bekerja di sektor pertanian.

“Jadi, apapun itu kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan realokasi anggaran (APBN, APBD), secara prioritas haruslah memperkuat ketahanan pangan rumah tangga miskin. Ini tak lain agar jutaan nyawa yang berada di garis kemiskinan (Rp 440.538 per kapita per bulan), dapat memenuhi kebutuhan pokoknya, yakni bahan makanan 73,75 persen dan non-pangan 26,25 persen,” ungkapnya.

Ketahanan pangan suatu negara jelasnya sangatlah penting karena terkait dengan dimensi ideologi, politik, ekonomi, sosial-budaya, dan pertahanan keamanan.

Sejauh ini lanjutnya, belajar dari pengalaman sejak Orde Lama dan Orde Baru, ketahanan pangan merupakan persoalan yang sangat krusial untuk pencegahan terjadinya krisis politik.

“Krisis politik terjadi didahului dengan krisis ekonomi dan krisis ekonomi didahului dengan krisis pangan. Hal ini jangan lagi terulang di Era Reformasi, karena biaya politik sangatlah mahal,” jelasnya.

Sesuai amanat UU Nomor 18 Tahun 2012 imbuhnya, ketahanan pangan sedianya mencakupi sisi ketersedian (terutama produksi dalam negeri), serta distribusi dan konsumsinya untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia.

“Itu artinya, dari sisi penyediaan atau produksi dalam negeri, kita menyelamatkan rumah tangga petani sebagai produsen pangan,” pungkasnya.

Menurut WHO ujar Danrem, dibutuhkan waktu 18 bulan untuk menemukan vaksin corona yang efektif.

Sekaitan itu, jelas pemerintah akan sangat kesulitan untuk menghitung berapa ketersedian pangan pokok, dalam hal ini produksi beras yang harus disediakan pemerintah.

Kenyataannya, bahwa hingga saat ini belumlah diketahui serta sampai kapan wabah (Virus) Corona akan berakhir.

“Waktu 18 bulan itu adalah masa empat kali panen. Berarti kita mengawal masa tanam empat kali berturut-turut, agar produksi cukup untuk memberi makan 267 juta penduduk Indonesia,” ujar danrem.

Ketahanan Pangan Sumbar

Melalui Program BIOS 44 yang terus digalakkan Korem 032/Wbr kata Danrem, pihaknya mengajak masyarakat Sumbar, khususnya para petani, peternak dan petambak, untuk terus melakukan restrukturisasi kembali lahan-lahan bekas tambang, sehingga menjadi layak tanam.

Hal ini tak lain bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan masyarakat, khususnya di seluruh wilayah Provinsi Sumatera Barat.

“Kita juga ajak masyarakat untuk memanfaatkan dan meningkatkan potensi lokal melalui pemberdayaan potensi SDA dan segenap potensi SDM, terutama untuk ikut berperan dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat di Sumbar,” ujar danrem.

Situasi nasional yang saat ini berada di tengah bencana wabah Covid-19, Korem 032/Wbr katanya, akan terus berperan penting melalui wujud kepedulian dengan pemberian imunitas dan edukasi kepada masyarakat, termasuk kepada internal Korem 032/Wbr sejajaran, untuk senantiasa mewaspadai dan mengantisipasi penyebaran Covid-19.

“Kita akan selalu bersama-sama masyarakat dalam memerangi penyebaran wabah Covid-19 ini. Maka dari itu, juga sangat diharapkan peran serta dari masyarakat sendiri, agar selalu mematuhi imbauan-imbauan yang berkaitan dengan langkah dan upaya mengurangi penyeberan virus corona ini. Seperti tidak keluar rumah, rajin mencuci tangan, menghindari kerumunan, menjaga konsumsi dan pola makan, serta selalu menjaga kebersihan lingkungan,” papar Danrem 032/Wbr, Brigjen TNI Kunto Arief Wibowo usai membagi-bagikan hand sanitizer di Kurao Pagang Kecamatan Nanggalo, Padang beberapa waktu lalu.

Saat ini terang Danrem, juga tengah berlangsung program TMMD yang dilaksanakan di dua daerah di Sumatera Barat, yakni di Kabupaten Sijunjung dan Kabupaten Pasaman Barat. Melalui kegiatan ini imbuhnya, diharapkan akan mampu dalam mengangkat ekonomi masyarakat desa yang selama ini terisolir, dengan kurangnya sarana transportasi jalan.

“Dengan mengamati dampak Covid-19 yang ikut berimbas pada meningkatnya gejolak sosial dan menurunnya perekonomian masyarakat, maka melalui program berbagai Korem 032/Wbr, diharapkan dapat mengantisipasi kondisi sosial ekonomi masyarakat dalam hal mendukung dan menjaga ketersediaan ketahan pangan di wilayah Sumatera Barat,” harap danrem.

Terakhir, sebagai bangsa yang mempunyai Pancasila sebagai ideologi dan falsafah, serta way of life bangsa, danrem mengajak masyarakat Sumatera Barat dan anak bangsa di seluruh Tanah Air, untuk bersama-sama menengadahkan tangan dan memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Yakni, berdoa agar ujian yang tengah melanda bangsa ini segera berakhir.

“Setelah berikhtiar dan berserah diri kepada-Nya, Insha Allah akan segera terbit terang setelah gelap ini. Mari kita sama-sama berdoa, agar badai corona segera berlalu. Kehidupan bisa kembali berjalan normal,” ajak Danrem 032/Wbr, Brigjen TNI Kunto Arief Wibowo mengakhiri. (*/rls)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved