Ketahui Ciri-ciri Virus Corona, Seperti Apa Bentuk Virus Corona, Cara Menginfeksi dan Gejalanya
Ketahui Ciri-ciri Virus Corona, Seperti Apa Bentuk Virus Corona, Cara Menginfeksi dan Gejalanya
TRIBUNPADANG.COM - Virus Corona telah membunuh 12.948 orang di seluruh dunia pada Minggu (22/3/2020) pagi hari ini.
Virus Corona atau Covid-19 masih diteliti bagaimana cara menanggulanginya.
Karena kurangnya pengetahuan dari virus corona tersebut, membuat penyebaran virus corona menjadi begitu masif dan menjangkit di ratusan negara di dunia.
• Status Provinsi Jambi Naik dari Waspada Menjadi Siaga Virus Corona atau Covid-19
• Dukung Lab Biomedik FK Unand Bisa Diagnosa Corona Covid-19, Pemko Padang akan Bantu Beli Reagen
Maka dari itu, para peneliti di seluruh dunia menyarankan untuk mencuci tangan pakai sabun selama 20 detik.
Pasalnya, penelitian saat ini mengungkapkan virus corona mudah dihancurkan.
Dikutip dari The Atlantic, setiap partikel virus corona terdiri dari satu set gen kecil, dikelilingi oleh bola molekul yang berlemak.
Virus corona memiliki cangkang lipid yang mudah hancur karena sabun.
Oleh karena itu, peneliti menyarankan mencuci tangan selama 20 detik.
• Andre Rosiade Sidak BIM Padang Antisipasi Virus Corona, GM Bandara Ungkap Masih Perlu Thermal Gun
• Semen Padang Hospital Siapkan Ruang Isolasi Untuk Tangani Kasus Virus Corona
Daya Tahan Virus Corona
Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan, virus corona, SARS-CoV-2 bertahan tidak lebih dari satu hari di atas kertas karton dan sekitar dua hingga tiga hari pada baja dan plastik.
Masih dikutip dari sumber yang sama, pada dasarnya virus-virus ini tidak tahan di dunia.
Mereka tetap membutuhkan inang untuk tetap hidup.
Meski begitu, masih banyak misteri tentang virus corona yang masih belum jelas.
• VIDEO Cegah Corona Masuk Sumbar, Semua Kendaraan dari Riau Dicegat di Kelok Sembilan
• VIDEO - Presiden Jokowi Sebut Obat Corona Sudah Tersedia di Indonesia
Seberapa Bahaya Virus Corona?
Susan Weiss dari Unversity of Pennsylvania, telah mempelajari sejumlah virus selama sekitar 40 tahun.
Dia mengatakan, pada awal melakukan penelitian, hanya beberapa lusin ilmuwan yang berbagi minatnya.
Kemudian angka-angka tersebut membengkak setelah epidemi SARS di tahun 2002 muncul.