Berita Sumatera Barat

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumbar Jelaskan Virus ASF Penyebab Ribuan Babi Mati

Dari hasil pemeriksaan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat (Sumbar), hingga kini jumlah ternak babi

Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Emil Mahmud
TribunPadang.com/reziazwar
Ilustrasi: Sarana transportasi jalur laut menggunakan Kapal penyeberangan rute Padang-Mentawai, Sumbar. Tampak Kapal KMP Gambolo yang sedang menepi di Pelabuhan Bungus Padang 

"Jadi sebenarnya, memang harus dibasmi semua, tetapi kita menenggang atau menimbang perekonomian masyarakat, ternak- ternak mereka juga masih ada," ungkap Hatisama Hura.

Menurut dia, kalau sudah terserang di suatu wilayah untuk mengantisipasi penyebarannya memang harus dibasmi.

Dia mengaku pihaknya sudah memberi tahu kepada masyarakat, bahwa yang menyerang ternak (babi) itu bentuk virus yang ditandai dengan gejala demam.

"Kami menyimpulkan ternak mati karena virus ASF dari hasil laboratorium veteriner dari rumah sakit hewan di Sumbar."

"Veteriner Bukittinggi sudah turun sekitar Februari lalu maupun dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi. Mereka mengambil sampel dan menyelidiki, setelah diselidiki positif ASF," ujar Hatisama Hura.

Hatisama Hura mengungkapkan kematian babi dalam kurun waktu yang singkat baru kali ini terjadi.

Dia mengatakan, memang ada penyakit-penyakit yang sifatnya Septicaemia Epizootica (SE), demam juga ada keluar darah tapi tak se menyebar kali ini.

"Kali ini mati semua meski tidak sekaligus matinya, namun proses penularannya berjalan," ucap Hatisama Hura.

Hatisama Hura mengatakan, rata-rata masyarakat (Sipora) beternak dua hingga 20 ekor babi karena mereka membaca peluang ekonomi di daerah tersebut.

Di samping digunakan untuk kebutuhan budaya di Mentawai yakni setiap pesta syukuran, babi juga dipakai untuk warga non muslim.

"Itu sangat memberikan peluang untuk perekonomian mereka dan untuk diperjual belikan," tuturnya.

Sejauh ini, lanjut Hatisama Hura belumlah ada vaksin yang dapat mencegah penularan virus tersebut.

ILUSTRASI: Peta Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumbar
ILUSTRASI: Peta Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumbar (BMKG)

Pihaknya menindaklanjuti antara lain peningkatan daya tahan tubuh babi dan menyuntik dengan vitamin.

"Kami sudah lakukan memang mati juga pada akhirnya karena memang belum ada yang pas obatnya," terang Hatisama Hura.

Hatisama Hura memastikan walaupun ASF berbahaya bagi babi, namun ia menegaskan bahwa penyakit ini tidak dapat ditularkan dari hewan ke manusia (bukan bersifat zoonosis).

Halaman
1234
Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved