Jangan Tiru! Risiko Maut Bertaruh Nyawa di Pelintasan Kereta Api

Hampir genap satu tahun Stasiun Buaran lama tidak berfungsi, kondisi tersebut membuat warga sekitar menjadikan perlintasan ke

Editor: Emil Mahmud
KOMPAS.COM/M ZAENUDDIN
Stasiun Buaran lama tidak berfungsi, kondisi tersebut membuat warga sekitar menjadikan perlintasan kereta di stasiun tersebut sebagai jalur alternatif untuk menyeberang. 

TRIBUNPADANG.COM - Hampir genap satu tahun Stasiun Buaran lama tidak berfungsi, kondisi tersebut membuat warga sekitar menjadikan perlintasan kereta di stasiun tersebut sebagai jalur alternatif untuk menyeberang.

"Sebenarnya warga sudah pakai jalur ini jauh sebelum stasiun berhenti beroperasi, biasanya buat menyeberang ke Kampung Jembatan, karena akses lain ke kampung cukup jauh," kata Ahmad Suhada (29) saat ditemui Kompas.com, di Kampung Jembatan, Penggilingan, Cakung Jakarta Timur, Kamis (17/10/2019) lalu.

Setelah stasiun buaran di pindahkan ke stasiun yang baru, maka stasiun lama sudah tidak berfungsi dan warga semakin bebas melintas di lokasi tersebut.

Pengamatan Kompas.com, hanya ada palang sederhana yang menjadi pengaman bagi warga yang akan melintas.

Sinopsis Ishq Subhan Allah Selasa 22 Oktober 2019 Episode 100 di ANTV, Kabeer & Zara Dijauhkan?

CATATAN Korban Selamat Rusuh Wamena : Mengenang Tangis di Bumi Papua

Lokasi Ibu Kota Negara, Bappenas Pastikan Itu Lahan Negara dan Bukan Kesultanan

Warga dipungut biaya Rp 1.000 untuk sekali melintas. Buka tutupnya palang dikendalikan dengan tali yang ditarik dan ulur oleh warga yang berjaga.

Terkadang palang tidak dalam posisi menutup saat kereta lewat, dan warga menunggu persis di sisi rel kereta yang dilintasi.

Warga bukan tidak sadar dengan risiko menyeberang melewati perlintasan kereta api.

Namun, dengan alasan akses yang lebih cepat mereka mengambil risiko tersebut.

"Mau gak mau kita lewat sini mas, soalnya satu-satunya jalan terdekat kalo saya mau mengajar ke sekolah.

Harapannya sih, warga diberikan akses jalan penyeberangan dari Kampung Jembatan ke Rusun Klender.

Soalnya kita juga takut risiko pejalan kaki yang harus menyeberangi rel kereta, dan jalan raya", kata Dedi (39).

Jam berangkat sekolah dan pulang sekolah menjadi jam padat warga menyeberang di perlintasan kereta api tersebut.

Pelajar hingga ibu-ibu menyeberang sambil menggandeng anaknya menjadi pemandangan yang lumrah pada jam-jam tersebut.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Demi Akses Cepat, Bertaruh Nyawa di Perlintasan Kereta

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved