KISAH Syafri, Perantau Minang yang Enggan Kembali ke Wamena, Begini Alasannya
Sejumlah pengungsi Wamena asal Sumatera Barat (Sumbar) mengaku sudah enggan untuk kembali ke Bumi Cendrawasih, Papua.
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Emil Mahmud
Perantau Minang Ini Enggan Kembali ke Wamena, Begini Alasannya
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Sejumlah pengungsi Wamena asal Sumatera Barat (Sumbar) mengaku sudah enggan untuk kembali ke Bumi Cendrawasih, Papua.
Seorang pengungsi Wamena asal Sumbar Syafri mengatakan, dirinya sudah tidak ingin kembali lantaran satu alasan yakni faktor usia.
"Karena tidak cocok dengan umur. Saya udah berusia 62 tahun. Di sini (Sumbar) saja cari kerja kecil-kecilan," kata Syafri.
Awalnya, Syafri berangkat ke Papua Tahun 2010 silam. Ia berangkat bersama ponakan perempuannya.
Dia mengatakan, suami dari ponakannya lebih dulu berangkat ke Papua.
"Setiba di sana saya berdagang," ujar Syafri.
Saat kejadian Syafri masih membuka toko. Ia menyebut biasanya hanya terjadi tawuran kecil-kecilan antar pelajar.
Tahu-tahunya, semua terjadi di luar dugaan.
"Anak sekolah tukar posisi. Kemarin itu datang orang tuanya memakai pakaian sekolah. Itu yang menjadi-jadi. Turun semua orang tuanya," ungkap Syafri.
Kemudian, dia tutup kios dan lari ke arah belakang, tapi masih di dalam rumah.
Rumahnya kebetulan diberi pagar besi dari dalam, sehingga pendemo tidak masuk.
Namun dari belakang pendemo bisa masuk. Syafri dan dua temannya bersembunyi.
"Dia angkut dan baru dibakar. Kalau tidak datang polisi dan tentara, mungkin saya sudah terbakar. Kemana kami akan lari, di belakang tinggi pagar kawat," sambungnya.
Syafri sempat mengungsi selama beberapa hari di markas Komando Distrik Militer 1702 Jayawijaya, sebelum pindah ke Jayapura, dan akhirnya memutuskan pulang kampung ke Sumatera Barat (Sumbar).
"Di pengungsian, cuma makan mie sama tahu lalu nasi putih. Pakaian tidak ada. Selimut dan tikar dikasih," ujar Syafri.
• Aksi Nekat Wagub Sumbar ke Wamena Demi Perantau Minang Tuai Pujian, Warganet: Bapa Paling Andalan
• POPULER SUMBAR - Putri: Saya takkan Kembali ke Wamena| Subsidi Elpiji 3 Kg Diduga Tak Tepat Sasaran
Kalau di Jayapura, kata Syafri, cukup memuaskan fasilitasnya.
"Di Wamena tidak bisa makanlah di sana. Orang Padang seleranya agak beda," sebut Syafri.
Tidak ada harapan Syafri untuk ke Wamena lagi. Kalau pemerintah membantu, dia bisa berdagang kembali di kampung halaman.
Tak hanya Syafri, seorang pengungsi Wamena asal Bayang Pesisir Selatan Reza Karmila juga mengatakan hal yang hal sama yakni enggan untuk kembali ke Wamena.
"Tidak, kami di sini (Sumbar) saja. Kalau ada usaha di kampung, di kampung saja. Biar nanti suami saja yang nyusul ke Padang," ujar Reza.
Reza tinggal di pelosok Wamena. Usai kejadian ia mengungsi ke Kodim setempat. Lalu memutuskan pulang ke kampung halaman.
Suami dan seorang anaknya masih di Jayapura.
Sejak 2010 silam Reza berangkat ke Wamena.
Di Wamena ia menjual sembako. Kini ia tak punya apa-apa lagi.
Ia hanya berharap ia bisa melanjutkan usahanya di kampung halaman. (*)