Pulang ke Kampung Halaman di Pesisir Selatan Pasca Kerusuhan di Wamena, Reni Ingin Pulihkan Trauma
Kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Senin (23/9/2019) lalu masih menyisakan duka mendalam bagi warga asli setempat dan perantau.
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Mona Triana
Sehari-hari, Reni membuka usaha kelontong di Pasar Waoma. Ia telah melakoni pekerjaan itu sejak 2005 silam.
"Dari 2005 sudah di Wamena. Saat itu saya belum menikah. Kemudian di sana menikah dengan warga Wamena asal Jawa. Suami saya itu sudah lama meninggal. Tahun 2015," terang Reni.
Menurut Reni, penghidupan di Wamena jauh lebih baik. Namun, karena kerisuhan ia terpaksa pulang ke kampung halaman.
"Di Wamena, cari uang lumayan enak. Penghidupan lumayan lebih baik," ujarnya.
• UNP Siapkan 5 Konselor untuk Obati Trauma Perantau Minang Akibat Kerusuhan di Wamena Papua
• Alasan di Balik Kunjungan Wagub Sumbar Nasrul Abit ke Wamena: Saya Tidak Berpikir untuk Politik
Reni menceritakan, biasanya di Wamena sering ricuh. Tapi ia tidak pernah mengungsi.
Saat berada di pengungsian pasca kerusuhan, Reni dan anak-anaknya sering sakit. Oleh karena itu, keinginannya untuk pulang kampung semakin kuat.
"Pokoknya saya sering tumbang di sana. Saya di infus. Mau gimana lagi, saya berada di pengungsian. Mungkin juga karena selama di pengungsian saya makan mi terus di awal-awal," cerita Reni.
Ke Padang, Reni mulanya berangkat menggunakan kapal. Namun ia terus tumbang selama di perjalanan.
• Kerusuhan Wamena, Pengunsi Mengaku Tidak Semua Warga Wamena Terlibat Dalam Kerusuhan Tersebut
• KISAH Perantau Minang Ini Selama 15 Tahun Mengadu Nasib di Wamena, Budirman Ingin Kembali Asalkan
"Di kapal selama empat hari. Tidak sanggup lagi tumbang di kapal. Jadi naik pesawat saja. Sementara nenek anak saya masih di Makassar," pungkas Reni.
Reni menyebut kedua anaknya masih sekolah. Dan ke depan, ia berencana menyekolahkan anaknya di kampung halaman.
Dia pun belum memikirkan, apakah ia akan tetap di kampung atau kembali lagi ke Wamena.
"Lihat kondisi dulu," tutur Reni. (*)