Berita Sumbar Hari Ini

BPCB Paparkan Arca Makara yang Ditemukan di Sungai Sibinail Rao Selatan Pasaman

Warga di Desa Padang Nunang Rao Selatan, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat (Sumbar), sempat heboh menyusul penemuan sebuah arca pada,

Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Emil Mahmud
istimewa
Warga di desa Padang Nunang Rao, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, dihebohkan dengan penemuan sebuah patung candi. 

Dia menjelaskan, dari hasil observasi tim di lapangan, makara tersebut terbuat dari bahan sandstone (batu pasir) dengan tinggi 95 cm dan lingkar 177 cm.

Dari morfologi, makara tersebut berbentuk kepala binatang dengan mulut terbuka lebar.

Pada bagian samping digambarkan lengkungan belalai (gajah) yang dihiasi motif flora, bagian atas bulat membentuk ukel ke bawah.

"Penggambaran mata terkesan mata sipit dan telinga melengkung menyerupai kipas," sambung Nurmatias.

POPULER SUMBAR - 10 Tahun Mengenang Gempa 30 September 2009| Ditemukan Pasaman Arca Makara

Heboh Penemuan Patung Candi Di Pasaman, Diduga Arca Makara Peninggalan Zaman Hindu-Budha

6 Fakta Penemuan Patung Purbakala di Pasaman, Diduga Arca Makara, Ada Kaitan dengan Sriwijaya?

Dia menambahkan, di atas makhluk yang berada di dalam mulut dipahatkan bentuk bunga dan benangsari.

Pada sisi kiri dan kanan, terdapat beberapa motif hias sulur-suluran berbentuk lingkaran menyerupai kipas.

Pada bagian dalam mulutnya, terlihat pengambaran figur manusia yang sedang memegang senjata di tangan kanan dan perisai di tangan kiri dan posisi berdiri.

"Dari temuan makara tersebut, dapat ditarik kesimpulan awal bahwa temuan makara merupakan tinggalan dari masa Hindu-Buddha yang diperkirakan berasal dari abad ke 13 hingga 14 Masehi," jelas Nurmatias.

Hal tersebut, kata dia, didukung oleh data Prasasti Lubuk Layang (Kubu Sutan) yang ditemukan Tahun 1970-an.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, isi dari prasasti tersebut adalah penyebutan Bijayawarmma, seorang yauwasuta Jayendrawarmma, moksam, yauwaraja Bijayendrasekhara, pitamahadara dan Śrī Indrakilaparwatapuri.

Prasasti tersebut dibuat untuk memperingati pembinaan kuil pemujaan nenek moyang dari raja yang memerintah, yaitu Bijayawarmma.

"Terdapat seorang yuwaraja (Raja muda) yang bernama Jayendrawarnan, beliau di gambarkan memiliki sifat selayaknya dewa/buddha," kata Nurmatias.

Menelisik pada temuan sebelumnya, temuan arca dwarapala dan makara menunjukkan adanya keterkaitan. Karena pada umumnya, arca dwarapala dan makara ditempatkan pada bagian depan candi, tepatnya di sisi kanan dan kiri bangunan candi.

Dikatakan Nurmatias, bangunan candi yang terdapat di Pasaman khususnya di Rao diperkirakan berlatar agama Buddha aliran-aliran Tantrayana.

Tantrayana adalah salah satu sekte dalam agama buddha yang berkembang di Sumatera khususnya pada masa Adityawarman.

Halaman
123
Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved