Berita Dharmasraya Hari Ini
Setelah 52 Tahun Dharmasraya Peringati Lagi Hari Kemaritiman, Sungai Urat Nadi Peradaban Masa Lalu
Karnaval tersebut merupakan satu di antara agenda Festival Pamalayu yang dimulai sejak 22 Agustus 2019 hingga 7 Januari 2020 mendatang.
Penulis: Debi Gunawan | Editor: afrizal
Setelah 52 Tahun Dharmasraya Peringati Lagi Hari Kemaritiman, Sungai Urat Nadi Peradaban Masa Lalu
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Debi Gunawan
TRIBUNPADANG.COM, DHARMASRAYA- Setelah 52 tahun terjeda, Dharmasraya kembali memperingati Hari Kemaritiman.
Kabag Humas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dharmasraya, Budi Waluyo saat dihubungi TribunPadang.com, Selasa (25/9/2019), mengatakan agenda tersebut dimulai dengan Karnaval Arung Pamalayu yang ke-55 di Komplek Candi Pulau Sawah, Dharmasraya, Sumatra Barat Senin (23/9/2019)
Karnaval tersebut merupakan satu di antara agenda Festival Pamalayu yang dimulai sejak 22 Agustus 2019 hingga 7 Januari 2020 mendatang.
Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Dharmasraya yang telah bekerja keras menyiapkan acara tersebut.
• Dharmasraya Menuju Era Baru, Bertekad untuk Mengulang Kejayaan Masa Lalu
• Wenri Wanhar Sebut Singosari Tak Pernah Taklukkan Dharmasraya, Sejarah Perlu Diluruskan
Menurutnya, peringatan hari kemaritiman di pinggir Sungai Batanghari perlu untuk pengingat, bagaimana sungai sebagai urat nadi peradaban masa lalu.
"Sebelum ada tol dan jalan aspal, sungai adalah jalur lalu lintas utama pada masa lalu," katanya.
Sebelumnya Peringatan hari kemaritiman di Dharmasraya juga sudah pernah dilakukan pada tahun 1967 dan yang saat ini merupakan yang kedua.
Sutan Riska mengatakan, upaya Pemerintah Kabupaten Dharmasraya menggelar Festival Pamalayu adalah untuk mengangkat peradaban masa lalu, yang ada di Dharmasraya.
Menurutnya, upaya merawat peninggalan pada masa lalu, dapat belajar kepada Bangsa Mesir, yang tetap merawat dan mempertahankan piramid sebagai warisan pada zaman Fir'aun.
Namun tetap teguh dengan Islam sebagai agama yang dianut sebagian besar warganya.
"Kita berharap bisa membuatnya jauh lebih bermanfaat untuk pembangunan dan pariwisata," katanya. (*)