Wenri Wanhar Sebut Singosari Tak Pernah Taklukkan Dharmasraya, Sejarah Perlu Diluruskan
Wenri Wanhar, seorang sejarawan muda asal Minangkabau mengungkapkan bahwa Kerajaan Singosari tidak pernah me
Penulis: Debi Gunawan | Editor: Emil Mahmud
Wenri Wanhar: Singosari Tak Pernah Taklukkan Dharmasraya, Ada Sejarah yang Perlu Diluruskan. Selama ini menurut Wenri, masyarakat diperkirakan telah keliru memahami hal tersebut.
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Debi Gunawan
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Wenri Wanhar, seorang sejarawan muda asal Minangkabau mengungkapkan bahwa Kerajaan Singosari tidak pernah menaklukkan Kerajaan Dharmasraya.
Semula, ada sebagian yang beranggapan bahwa Kerajaan Dharmasraya telah ditaklukkan oleh Kerajaan Singosari.
Wenri merupakan satu di antara pembicara saat peluncuran Festival Pamalayu yang diadakan di Museum Nasional Jakarta pada Kamis 22 Agustus 2019,
"Itu sejarah yang keliru setelah ditelusuri lebih dalam lagi dari bukti-bukti yang ada," ungkap Wenri Wanhar saat dihubungi TribunPadang.com, Kamis (22/8/2019).
Kekeliruan itu menurut Wenri terjadi, karena masyarakat berpatokan kepada narasi yang ditulis oleh sejarawan zaman kolonial dan para pengikutnya.
Wenri mengatakan bahwa Meseum Nasional yang sekarang, pada masa lalu adalah kantor Bataviaasch Genootchaap, tempat berkumpulnya para ilmuwan kolonial.
Pada suatu masa menurutnya, para-ilmuwan kolonial itu datang ke Sumatera untuk melihat reruntuhan Kerajaan Dharmasraya.
Pada 1880 para ilmuan tersebut mendapati sebuah arca yang dinamakan Amoghapassa di Rambahan di Bukik Baralo, -- tepian tebing Batanghari -- yang kini oleh masyarakat setempat disebut Lubuak Bulang.
Selanjutnya pada 1911, giliran lapik batu alas Amoghapassa ditemukan persisnya di Lulua’an, Sungai Lansek, Padang Roco.
Lantaran ditemukan di Padang Roco, para ilmuwan itu memberinya nama Prasasti Padang Roco.
Yang mana kedua peninggalan itu dibawa ke Museum Nasional saat ini.
Selain itu, dari tepian hulu Batanghari, di antara reruntuhan Kerajaan Dharmasraya juga ditemukan satu arca lagi.
Tepatnya pada Tahun 1935, ilmuwan kolonial mendapati Bhairawa.