Pemanfaatan Media Sosial Agar Kearifan Lokal Tak Hilang Perlahan
Dosen Sastra Minangkabau sekaligus Ketua Prodi Magister Ilmu Sastra Minangkabau Universitas Andalas (Unand) Khairil Anwar menyebut ada tiga bentuk kea
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Mona Triana
Selain itu, kearifan lokal yang dinamis hanya tinggal diberdayakan.
Menjadikan kearifan lokal tersebut sebagai pelaku budaya, bukan sebagai objek pembangunan.
"Kalau menggangap dia sebagai pelaku budaya, diberi kepercayaan, diberi ruang untuk dia, dia akan hidup terus. Tapi kalau tidak, maka dia akan jadi objek pembangunan saja," sambung Khairil Anwar.
Di sisi lain, agar kearifan lokal tidak hilang begitu saja perlu adanya pemanfaatan media sosial.
Menurutnya, kalau kearifan lokal dibiarkan tetap ada di dalam masyarakat tanpa proses digitalisasi, ia khawatir akan hilang secara perlahan.
• LIVE STREAMING ANTV Film Ishq Subhanallah Jumat 30 Agustus 2019, Kebaikan Zara Dibalas Pengkhianatan
• Download Lagu 100% Rock n Roll dari Powerslaves,OST Sinetron Anak Langit Tayang di SCTV
• Selain Utang Rp 10 Miliar Ada Motif Lain Aulia Kesuma Tega Bunuh hingga Bakar Suami dan Anak Tirinya
Tetapi dengan digitalisasi orang akan tahu dan akhirnya kearifan lokal tersebut bisa bertahan sekian lama.
"Kemudian, dengan adanya digitalisasi, orang yang ingin tahu bentuk dan wujud budaya lokal bisa dengan mudah mengakses, tidak perlu datang ke Padang dan lokasi adanya budaya lokal untuk mengetahui budaya lokal itu," jelas Khairil Anwar. (*)