Sumbar
Pasaman Barat & Solok Selatan Lepas Status Daerah Tertinggal, Kepulauan Mentawai Masih Diperjuangkan
Pasaman Barat & Solok Selatan Lepas Status Daerah Tertinggal, Kepulauan Mentawai Masih Diperjuangkan
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Saridal Maijar
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Kabupaten Pasaman Barat dan Solok Selatan telah lepas dari status daerah tertinggal.
Sementara Kabupaten Kepulauan Mentawai, belum dan masih diperjuangkan.
Wakil Gubernur Sumatera Barat ( Sumbar) Nasrul Abit mengatakan, saat ini Kabupaten Kepulauan Mentawai secara sumber daya manusia mulai membaik.
Tetapi hal itu belumlah bisa menunjang Kabupaten Kepulauan Mentawai untuk keluar dari daerah tertinggal.
"Saat ini dinas terkait berkunjung ke sana, persoalan mendasar Mentawai yakni terkendala akses transportasi jalan dalam memberikan pelayanan dan memotivasi masyarakat untuk berperan serta dalam pelaksanaan pembangunan Infrastruktur," kata Nasrul Abit di Padang, Kamis (1/8/2019).
• DOWNLOAD Lagu Minang Manunggu Janji Andra Respati feat Ovhi Firsty Dilengkapi Arti Lirik MP3
Menurutnya, percepatan pembangunan Kepulauan Mentawai memang mesti dimulai dari pembangunan infrastruktur, jalan, jembatan dan pelabuhan untuk daratan.
Selain itu, masyarakat mentawai harus menikmati listrik secara merata.
Saat ini, kata dia, sudah ada 54 persen listrik di Mentawai.
Tak hanya itu, dijelaskan Nasrul Abit di Mentawai juga butuh sarana komunikasi.
Pihaknya berkomitmen untuk membangun sarana komunikasi di Mentawai.
"Harapan kita karena sekarang semua sekolah harus berbasis internet, semua kecamatan harus tersambung dengan internet.
• Kelompok Tani Gula Aren di Pasaman Barat Terima Bantuan Alat Pengolahan dari PLN
Mudah-mudahan akses itu segara didapatkan," kata Nasrul Abit.
Terakhir, ekonomi. Menurut Nasrul Abit, Mentawai harus memikirkan bagaimana cara bergerak di sektor ekonomi misalnya mengembangkan keladi, sagu, pisang, dan peternakan.
"Kekurangannya hanya di aksesbilitas, bagaimana cara mengubungkan antar desa.
Nah, kita harus bersinergi dalam membangun ini. Kita harus dukung Mentawai ke depan agar ke luar dari daerah tertinggal," tutur Nasrul Abit.
• Pasaman Barat & Solok Selatan Tak Lagi Daerah Tertinggal, Kopi Arabika hingga Alpukat Ikut Berperan
Pasaman Barat dan Solok Selatan Lepas Status Daerah Tertinggal
Diberitakan sebelumnya, Kabupaten Pasaman Barat dan Solok Selatan lepas dari status daerah tertinggal.
Hal itu berdasarkan SK Nomor 79 tahun 2019 yang dikeluarkan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT).
Sekretaris Daerah Solok Selatan, Yulian Efi mengatakan, sumber perekonomian berupa perkebunan dan pertanian mendukung Solok Selatan lepas dari status daerah tertinggal.
"Secara statistik pertumbuhan ekonomi di Solok Selatan mencapai angka 5,6 hingga 5,7 persen. Angka itu secara umum dinilai cukup baik," jelas Yulian Efi.
• NTP Sumbar Naik, Tapi Masih Bercokol Di Bawah Angka 100, BPS Beberkan Penyebabnya
Sementara, sektor lain yang mendukung antara lain pariwisata yang terus menggeliat.
Kemudian juga ada komoditas baru yakni kopi arabika dan robusta.
"Sektor lain yaitu pangan. Dalam beberapa tahun terakhir komoditas jagung menjadi nilai tambah pendukung ekonomi di Solok Selatan," kata Yulian Efi.
Terkait tiga desa atau nagari yang masih tertinggal, kata dia, itu sebenarnya jika ditinjau dari pendidikan dan pelayanan cukup bagus.
Hanya saja, daerah tersebut terpencil.
"Jika ruas jalan tiga daerah tersebut tuntas, Solok Selatan bisa berharap tinggi pertumbuhan dan perkembangan ekonominya sangat signifikan," harap Yulian Efi.
• Lepas dari Daerah Tertinggal, Ini Tanggapan Pemkab Pasaman Barat dan Solok Selatan
Asisten 1 Bidang Pemerintahan Kabupaten Pasaman Barat Edy Murdani mengatakan, pihaknya justru kaget mendapat suatu penghargaan daerahnya keluar dari daerah tertinggal.
"Kami kaget tapi kami bangga jerih payah kami dihargai. Ke depannya kami akan fokus ke pembangunan.
Yang paling menonjol itu sarana infrastruktur yakni jalan. Sebab masih ada yang terkurung di balik kebun atau kampung yang tidak bisa ditembus," jelas Edy Murdani.
Selain itu, pihaknya juga akan terus menggenjot ekonomi dan meningkatkan pendidikan masyarakat di Pasaman Barat.
"Di Pasaman Barat banyak sawit. Itu akan dikelola dengan baik.
Kemudian juga ada produk unggulan, yakni alpukat dan jeruk pasaman. Itu akan kami pasarkan hingga ke kabupaten tetangga," tutupnya.
• Pasaman Barat dan Solok Selatan Lepas Status Daerah Tertinggal, Ditetapkan Melalui SK Mendes PDTT
Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit mengatakan, keluarnya Pasaman Barat dan Solok Selatan dari status daerah tertinggal merupakan suatu berkah yang luar biasa.
Dia mengatakan, 16 tahun lalu dua kabupaten tersebut merupakan kabupaten pemekaran.
"Berkat kegigihan semua pihak, akhirnya 31 Juli 2019 dinyatakan lolos dan keluar dari status daerah tertinggal dan mendapat rangking yang cukup bagus," kata Nasrul Abit di Padang, Kamis (1/8/2019).
Ia mengapresiasi Pemkab Solok Selatan dan Pasaman Barat yang telah memberikan prestasi yang luar biasa bagi Sumbar.
Penetapan Solok Selatan dan Pasaman Barat sehingga mampu keluar dari status daerah tertinggal, menurutnya tidak terlepas dari enam kriteria utama.
Di antaranya ekonomi, sumber daya manusia, infrastruktur, kapasitas keungan daerah, aksesibilitas, dan karakteristik daerah.
• Kalteng Putra Kontra Semen Padang FC, Inilah Pertemuan Dua Tim Dasar Klasemen Sementara
Tak hanya itu, jelasnya, ada 27 indikator daerah dikatakan tertinggal.
"Ada persentase penduduk miskin, pengeluaran konsumsi perkapita, angka harapan hidup, dan lainnya.
Secara indikator Solok Selatan sudah ke luar dari daerah tertinggal.
Namun demikian, masih ada tiga desa atau nagari yang tertinggal," jelas Nasrul Abit.
Sementara, untuk Pasaman Barat hanya satu daerah yang masih tertinggal.
"Ini adalah hasil kerja kita bersama. Kita selalu menjalin komunikasi dan berkoordinasi dengan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT). Kemudian juga dengan Bappenas dan Kemendagri," tutup Nasrul Abit.(*)