Harimau di Agam

Induk Harimau Sumatera Diduga Berkeliaran di Palupuh Agam Usai Anaknya Kena Jerat Babi

BKSDA Sumatera Barat menduga induk dari anak harimau sumatera betina berusia sekitar 9 hingga 11 bulan

Penulis: Muhammad Afdal Afrianto | Editor: Rahmadi
BKSDA Sumbar
HARIMAU SUMATERA TERJERAT: Penampakan anak Harimau Sumatera yang terkena jerat babi di ladang masyrakat di Koto Tabang, Nagari Koto Rantang, Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Sabtu, (22/11/2025). Kepala Resor Konservask Wilayah II BKSDA Sumbar, Ade Putra sebut anak Harimau Sumatera yang terkena jerat babi berumur di bawah 1 tahun, dengan jenis kelamin betina, Minggu (23/11/2025). 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat menduga induk dari anak harimau sumatera betina berusia sekitar 9 hingga 11 bulan yang terjebak jerat babi milik warga di Korong Batu Gadang, Nagari Koto Tabang, Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam, pada Sabtu (22/11/2025) sore, masih berada di sekitar lokasi kejadian.

Dugaan tersebut disampaikan oleh Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Sumbar, Antonius Vevri.

“Berdasarkan data yang ada, terpantau juga keberadaan induknya. Dengan ditemukannya anak harimau yang terjebak di lokasi itu, kita menduga induknya masih berada di sekitar area tersebut,” ujar Antonius Vevri kepada TribunPadang.com, Minggu (23/11/2025).

Menurut Antonius, kawasan Palupuh memang merupakan habitat alami harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae).

“Wilayah Palupuh adalah rumah bagi harimau sumatera. Potensinya cukup bagus. Dari hasil pengamatan melalui camera trap, kita sering merekam keberadaan harimau di sana. Meski mereka berpindah-pindah, lokasi ini tetap menjadi area strategis bagi mereka,” jelasnya.

Baca juga: Cuaca Ekstrem Padang Pariaman Picu Banjir dan Longsor di Tujuh Kecamatan

Sebelum mengevakuasi anak harimau tersebut, tim BKSDA beserta pihak terkait sudah melakukan pengecekan terhadap kemungkinan keberadaan induknya. 

Namun hasil pengamatan yang dilakukan dengan drone tidak menunjukkan tanda-tanda keberadaannya.

“Kemarin kami sudah memantau menggunakan drone untuk memastikan kondisi sekitar sekaligus menjaga keselamatan. Namun saat pengecekan secara seksama, induknya tidak terpantau,” katanya.

Meski demikian, BKSDA meminta masyarakat sekitar tetap waspada. Pihaknya juga meminta wali nagari setempat untuk menyampaikan imbauan kepada warga.

"Kami meminta agar warga membagi waktu bekerja, misalnya di ladang mulai pukul 08.00 hingga 16.00 WIB. Sebab aktivitas harimau cenderung meningkat dari sore hingga subuh,” ujarnya.

Baca juga: Anak Harimau Sumatera Terjebak Jerat Babi di Kebun Singkong Warga Agam, Terpaksa Dibius Petugas

Selain itu, BKSDA mengingatkan warga agar tidak lagi memasang jerat babi, terutama di kawasan yang berpotensi menjadi jalur perlintasan harimau.

“Kita tahu jerat tidak bisa memilih satwa apa yang akan tertangkap. Bisa saja babi, harimau, atau bahkan manusia. Karena itu kami berharap masyarakat tidak memasang jerat lagi,” tegasnya.(*)

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved