ODGJ di Padang Pariaman

Kasus Pemasungan ODGJ Dirantai dan Dikurung di Padang Pariaman, Dinsos Sebut Fenomena Gunung Es

Belakangan ini, Padang Pariaman tengah disorot dengan mencuatnya kasus pemasungan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).

Penulis: Panji Rahmat | Editor: Rahmadi
Dokumentasi/Dinsos P3A Padang Pariaman
ODGJ PADANG PARIAMAN - Seorang pria berusia 45 tahun di Nagari Padang Bintungan, Kecamatan Nan Sabaris, ditemukan telah dirantai dan dipasung di rumahnya selama kurang lebih lima tahun terakhir. Plt Kepala Dinas Sosial P3A Padang Pariaman, Siska, menyebut fenomena ini seperti gunung es. 

Ringkasan Berita:
  • Padang Pariaman temukan 26 ODGJ dalam kondisi terpasung setelah laporan warga masuk.
  • Kasus menyebar di 10 kecamatan dan diduga hanya bagian kecil dari fenomena gunung es.
  •  Rata-rata korban sudah dipasung 2–6 tahun akibat kondisi yang sulit dikendalikan keluarga.
  • Pemkab mulai merujuk pasien ke panti rehabilitasi untuk penanganan lanjutan.

 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG PARIAMAN — Belakangan ini, Padang Pariaman tengah disorot dengan mencuatnya kasus pemasungan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).

Plt Kepala Dinas Sosial P3A Padang Pariaman, Siska, menyebut fenomena ini seperti gunung es.

Kasus-kasus ini mulai terungkap satu per satu setelah adanya laporan dari masyarakat yang peduli.

"Mencuatnya kasus ini seperti fenomena gunung es," ujar Siska, Rabu (19/11/2025).

 Setelah ada laporan, pihaknya langsung gencar melakukan pendataan.

Baca juga: Pemko Padang Targetkan 38 Dapur SPPG Beroperasi Tahun 2025 untuk Perkuat Program MBG

Dari data yang sudah masuk, pihaknya menemukan sebanyak 26 orang ODGJ yang kondisinya dirantai dan dikurung.

Kasus-kasus ini tidak hanya terpusat di satu titik, melainkan menyebar di 10 kecamatan dari 17 kecamatan yang ada di Padang Pariaman.

Ironisnya, Siska menjelaskan bahwa lonjakan temuan ini bukanlah kasus baru.

Hasil peninjauan dan asesmen Dinsos menunjukkan bahwa rata-rata korban sudah dipasung selama 2 hingga 6 tahun.

Mengapa hal ini terjadi, Keluarga korban, yang menjadi sumber informasi utama, mengaku melakukan pemasungan karena faktor keterpaksaan.

Baca juga: Update Harga HP Oppo Rabu 19 November 2025: Oppo A60, Oppo A58 NFC, Oppo A78 5G

Mereka menceritakan bahwa pasien-pasien ini memiliki kekuatan di luar batas wajar saat mengamuk mampu menghancurkan perabotan, bahkan merusak dinding beton.

Riwayat kekerasan yang dialami keluarga juga ekstrem, mulai dari upaya menggorok leher pasangan hingga melukai tetangga.

"Menurut pengakuan keluarga, mereka ini rata-rata kuat dan ketika mengamuk, perabotan rumah, bahkan dinding kayu maupun beton dapat dihancurkan," kata Siska.

Pihak keluarga juga mengaku lelah karena sudah bolak-balik berobat ke RSJ selama puluhan tahun, namun pasien selalu kambuh.

Sumber: Tribun Padang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved